Su Chen, seorang Kaisar Agung yang berhasil duduk di panggung kekuasaan tertinggi di langit. Mengandalkan kekuatannya sendiri yang menentang surga, Su Chen menundukkan semua kekuatan di langit. Jika ada yang mengatakan persahabatan itu abadi, di kasus ini, hal itu tidak terjadi. Bagi Panglima Yu Huang yang telah berjuang bersama Su Chen dari bawah, kekuasaan adalah segalanya. Melihat Su Chen akan menembus batas langit, rasa iri Panglima Huang pada Su Cheng makin besar. Ia berencana membunuh Su Chen dengan tangannya sendiri. “Jika penguasa Nirwana masih mengijinkan aku terlahir kembali. Aku Su Chen bersumpah akan kembali ke Istana Langit dan menghancurkan orang-orang yang mengkhianatiku,” teriak Su Chen dengan suara menggelegar seperti guntur. Perjalanan Sang Penguasa Langit akan Dimulai Kembali dari dunia bawah. Su Chen akan menghadapi berbagai konflik dan perjalanan panjang hingga menjadi penguasa Dunia Fana
Voir plusDi bawah pohon yang menjulang tanpa batas, Su Chen, Kaisar Agung Langit Ketujuh, dalam posisi duduk lotus memusatkan jiwa dan energinya untuk digabungkan dengan biji emas yang melayang di keningnya.
Biji berwarna emas itu adalah Biji Keabadian. Setelah berhasil mendapatkan Benih Keabadian, Su Chen yakin bisa menembus batas langit menuju nirwana.Angin berhembus menerbangkan rambut Su Chen. Di bawah pohon langit, matanya masih tertutup rapat menjalankan teknik kultivasi yang dia sempurnakan, Teknik Kultivasi Pelahap Naga Qilin.Seratus meter dari tempatnya, sesosok pria dengan tubuh besar mengamatinya dengan niat membunuh. Dia adalah Panglima Yu Huang. Panglima Istana Langit Ketujuah, orang kepercayaan Kaisar Langit Ketujuh.Panglima Yu Huang menatap Su Chen dengan sorot mata serakah. Dia menunggu. Menunggu waktu yang tepat.Butiran keringat mulai muncul di dahi Su Chen. Biji Keabadian memancarkan cahaya keemasan yang lebih menyilaukan mata. Biji itu berdesir seperti akan meledak dan menelan Su Chen yang akan menerobos.Melihat situasi genting yang dialami Su Chen, Panglima Yu Huang mencibir. “Saatnya mengakhiri kekuasaanmu. Semua milikmu akan menjadi milikku,” gumam Panglima Yu Huang.Panglima Yu Huang tahu, masa krisis Kaisar Agung Su Chen saat akan meningkatkan alamnya ke alam Maha Kuasa.Panglima Yu Huang mengeluarkan Pedang Penghancur miliknya. Cahaya perak memenuhi tubuhnya, ia mengalirkan seluruh kekuatan tubuh, jiwa dan energinya ke Pedang Penghancur.Dia juga membakar esensi darahnya. Panglima Yu Huang ingin menghancurkan Su Chen dengan sekali serangan. Menghancurkan tubuh dan jiwanya sekaligus.Suhu di sekitarnya mulai terpengaruh dengan energi besar di Pedang Penghancur. Petir menari sambung menyambung. Guntur menggelegar saling bertautan.Merasakan aura bahaya di sekitarnya, Su Chen membuka matanya. Ia tahu, usahanya kali ini untuk menembus batas langit akan gagal. Dia diganggu di waktu yang tepat.Su Chen, seorang Kaisar Agung yang berhasil duduk di panggung kekuasaan tertinggi di langit. Mengandalkan kekuatannya sendiri yang menentang surga, menundukkan semua kekuatan di langit, tidak menyangka akan dikhianati orang kepercayaannya sendiri.Jika ada yang mengatakan persahabatan itu abadi, di kasus ini, hal itu tidak terjadi. Bagi Panglima Yu Huang yang telah berjuang bersama Su Chen dari bawah, kekuasaan adalah segalanya.Kekuatan Su Chen yang luar biasa dianggap menjadi sosok yang bisa mengganggu tatanan kekuasaan di 7 tingkatan langit. Su Chen memerintah langit ke tujuh dengan kebijaksanaan dan ketegasan.Segala macam pemberontakan di luar istana langit, bisa diredam. Sayangnya Su Chen lupa mengawasi orang-orang terdekatnya.Panglima Istana Langit ketujuh, Yu Huang, bersama beberapa menteri mulai merencanakan upaya pemberontakan dari dalam. Selama sebulan penuh mereka terus menunggu waktu yang tepat.Saat Su Cheng akan menerobos ke alam yang lebih tinggi untuk bisa menembus nirwana, rencana itu dijalankan.Saat Su Chen di pengasingan istana langit ke tujuh, Panglima Yu Huang mengambil alih penuh kepemimpinan“Yu Huang... tidak kusangka, kamu yang telah aku anggap saudara akan melakukan ini padaku,” kata Su Chen menatap tajam Yu Huang yang sudah mengangkat Pedang Penghancur siap untuk dikibaskan.Kilat dan guntur seperti menyertai kibasan Pedang Penghancur. Su Chen yang energinya terkuras untuk menerobos menembus batas langit sebelumnya, tau akan berakhir menyedihkan.Istana Langit Ketujuh bergetar. Tidak ada yang datang menghentikan Yu Huang. Pedang Penghancur dikibaskan, energi besar seperti peluru meriam dengan cahaya perak menyilaukan ditembakkan ke arah Su Chen yang tidak bergerak dari bawah pohon langit.“Aku akhirnya berharap bisa kembali ke kehidupanku ribuan tahun lalu. Melindungi ayah, ibu dan adikku. Kekuasaan ini menghancurkanku. Aku sungguh bodoh terlalu percaya pada orang-orang ini,” gumam Su Chen.Sebelum energi petaka yang dahsyat dari Pedang Penghancur menghantam tubuhnya, Su Chen memilih menghancurkan dirinya dengan meledakkam Biji Keabadian bersamanya.Kilauan cahaya keemasan dan cahaya perak dari Pedang Penghancur menyatu menghasilkan ledakan yang dahsyat.Dhuarr... dhuarr..Langit bergetak, dunia seperti akan kiamat. Guntur tak berhenti mengeluarkan suara yang menggelegar, kilat seperti menjadi visualisasi dari kemarahan langit. Angin bertiup membawa badai dan air hujan yang turun seperti pedang jatuh.“Ah... Su Chen, aku akan mengancurkan dimanapun kamu dilahirkan kembali,” kemarahan Panglima Yu Huang meledak, melihat Su Chen meledakkan diri bersama biji keabadian. Niatnya merebut biji keabadian akhirnya gagal.Di kehampaan suara Su Chen masih terdengar jelas seperti guntur disertai petir.“Jika penguasa Nirwana masih mengijinkan aku terlahir kembali. Aku Su Chen bersumpah akan kembali ke Istana Langit dan menghancurkan orang-orang yang mengkhianatiku,” teriak Su Chen dengan suara menggelegar.Siapapun yang memulai menyerang akan didiskualifikasi dari turnamen ini. Su Chen hanya tersenyum mencibir kemudian duduk dalam kondisi lotus seperti yang dia lakukan sebelum-sebelumnya. Tadi, dia memang sengaja memancing emosi Song Quon. Aksinya ternyata berhasil sebelum digagalkan oleh Patriark Song.Su Chen kemudian menoleh ke Song Quon dan kembali memancing amarah Song Quon. "Kamu beruntung karena masih terus dibawah pengawasan kakekmu. Aku bahkan curiga, tidurpun kamu masih ditemani kakekmu," kata Su Chen kemudian menutup matanya.Song Quon hanya bisa meraung mendengar setiap provokasi dari Su Chen. Dia tidak menyangka, anak angkat Klan Lian ini ternyata memiliki lidah yang tajam."Lihat saja nanti, aku akan mematahkan setiap inci dari tubuhmu. Lidahmu akan kuiris dan kujadikan liontin untuk kalung binatang spiritualku," kata Song Quon dengan wajah bergetar saking marahnya.Sayangnya, Su Chen sama sekali tidak terpengaruh dengan perkataannya. Dia terlihat sangat tenang dengan pos
"Ah... wajahku," teriakan Kong Jinhai kembali memecah keheningan. Dia melepaskan tingkat spiritualnya dan berusaha mengusap wajahnya dengan tangan kirinya. Tangan kanannya sendiri sudah tidak dapat difungsikan.Kong Jinhai merasa wajahnya terbakar setelah ditiup oleh Su Chen. Orang-orang yang melihat itu juga ikut tercengang. Mereka tidak mengerti sebenarnya apa yang terjadi dengan Kong Jinhai.Bahkan pria tua yang memimpin pertarungan juga penasaran dengan teknik yang Su Chen gunakan sehingga membuat Kong Jinhai teriak kesakitan dengan terus menerus mengusap wajahnya. Dia hanya melihat Su Chen meniup ke arah Kong Jinhai. Dia juga memastikan jika tiupan Su Chen itu adalah teknik bela diri, sehingga tidak menghentikan pertarungan ini.Di atas panggung utama, Patariak Song berdiri dan memprotes aksi Su Chen yang membuat Kong Jinhai menderita seperti saat ini. Sayangnya protes yang ia layangkan ke Tuan Kota Dong Sheng tidak diterima.Dong Sheng juga melihat dengan jelas, Su Chen hanya me
Su Chen berdiri di atas arena dengan raut wajah tenang. Taun Kota Dong Sheng yang mengamati itu dari jauh bahkan memuji ketenangan pemuda ini.Sementara Kong Jinhai di sisi lainnya, menatap Su Chen dengan wajah sangarnya. Sayangnya, provokasi yang terus ia lakukan sejak awal sama sekali tidak mempengaruhi mental Su Chen. Pria tua di atas panggung tinggi mulai mengangkat tangannya. Setelah mendapat jawaban kesiapan dari dua peserta, dia pun mempersilahkan Su Chen dan Kong Jinghai untuk memulai pertarungan.Su Chen tidak begeming dari tempatnya. Dia seperti menunggu Kong Jinhai melakukan serangan terlebih dahulu. Kong Jinhai tidak ingin lengah sedikit pun. Melihat Su Chen hanya diam, dia mengernyit dan tidak tergesa-gesa langsung melakukan serangan.Dia sudah memperhatikan Su Chen di dua pertarungan sebelumnya. Kini dia dibuat bingung, karena saat berhadapan dengan Bao Ye dan tiga peserta dari Klan Song, Su Chen begitu ganas dengan langsung melakukan serangan."Apa kamu memiliki rencan
Pertarungan sengit terus diperlihatkan oleh Song Quon dan Qing Lao di atas arena. Pertarungan ini sekaligus menunjukkan jika bakat yang dimiliki cucu Patriark Qing itu sama sekali tidak kalah oleh Song Quon.Selama ini, nama Song Quon begitu populer di Kota Naga Biru. Dia diangggap sebagai pemuda Kota Naga Biru yang paling jenius. Namun anggapan itu kini mulai berubah setelah ribuan penonton melihat Qing Lao bahkan bisa bertahan selama ini.Hampir semua penonton tahu, jika Song Quon memiliki basis kultivasi yang lebih tinggi dari Qing Lao. Namun yang terjadi terjadi di atas arena memperlihatkan Qing Lao yang bisa mengimbangi kekuatan dari Song Quon."Ternyata selama ini, kita terlalu menganggap tinggi Tuan Muda Song. Dia tidak sekuat yang aku perkirakan.""Benar. Bahkan Tuan Muda Qing yang memiliki basis kultivasi lebih rendah satu tingkat bisa mengimbanginya," orang-orang kembali berdiskusi saat melihat pertarungan yang terjadi.Meskipun demikian, orang-orang ini tidak tahu, jika Qin
Dua kali perputaran tabung pasir pengukur waktu sudah selesai. Empat peserta yang melaju ke babak berikutnya kembali diminta untuk bersiap-siap.Meskipun di alun-alun kota ini ada dua arena yang awalnya disiapkan oleh kediaman Tuan Kota Naga Biru, saat ini tersisa satu arena yang sudah diperluas dibanding saat digunakan di babak-babak sebelumnya.Antusiasme penonton juga sama sekali tidak menurun. Jumlah orang bahkan bertambah banyak. Hari memang suda pagi, sehingga beberapa orang yang awalnya memilih pulang, kini kembali lagi untuk menyaksikan pertarungan yang menentukan.Pria tua yang memimpin pertarungan di babak sebelumnya, kembali berjalan menuruni panggung utama. Dia menuju panggung tinggi yang ada di sekitar arena."Pertarungan pertama untuk babak ini, yakni Song Quon dari Klan Song menghadapi Qing Lao dari Klan Qing. Nama yang saya sebutkan supaya menaiki arena," suara pria tua itu menggelegar hingga didengar oleh semua orang yang ada di tempat itu.Mata ribuan orang kini tert
Saat Patriark Klan Song meledakkan aura Prajurit Surgawi tingkat enam dari tubuhnya, di kursi lainnya, Pariark Lian juga berdiri dengan melepaskan aura dari basis kultivasi yang sama dengan Patriark Song."Kamu berani, hadapi dulu aku," kata Patriark Lian yang saat ini langsung bergerak menghalau gerakan Patriark Song."Berhenti! Siapapun yang mengganggu jalannnya kompetisi akan berhadapan denganku. Kalau tidak percaya, coba saja," suara Tuan Kota Dong Seng, terdengar menggelegar.Aura Prajurit Surgawi tingkat 7 juga meledak dari tubuhnya. Aura Patriak Song dan Patriark Lian yang awalnya mendominasi di tempat itu, tenggelam setelah Dong Sheng melepaskan auranya.Para penonton mengalihkan pandangan mereka dari arena pertarungan ke panggung utama. Su Chen yang memperhatikan reaksi Patriark Song sejak tadi, menyipitkan matanya."Tunggu saja, saat aku bisa menanganimu, aku akan menghancurkan klanmu," batin Su Chen.Sementara itu, Patriark Lian yang mendengar Tuan Kota Dong Sheng sudah tur
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Commentaires