"Bintang, kita akan membicarakan masalah pernikahan palsu itu, setelah kamu menemui cucuku," ajak Arkanza menatap Bintang.Rasa penasarannya, membuat Bintang tidak menolak ajakan sang bos. Dia hanya menganggukkan kepalanya, sebagai tanda setuju.Mobil Arkanza meluncur dengan kecepatan sedang, menuju tempat kediaman keluarga besar Lee.Namun, dalam perjalanan tiba-tiba Arkanza menghentikan mobilnya. Dia menatap Bintang dan bertanya, "Kamu lihat orang-orang itu?"Bintang menatap sekelompok pemulung yang sedang beristirahat. Di tangan mereka ada karung yang berisi botol plastik dan kardus.'Sepertinya ini rencana yang akan dibicarakan oleh Arkanza. Menarik juga,' batin Bintang."Kenapa dengan mereka, Bos? Apa mereka melakukan kesalahan?" tanya Bintang pura-pura tidak tahu maksud dari Arkanza."Kalau kita memakai mereka untuk menjadi petugas Capil gadungan, apa kamu setuju? Hitung-hitung, kita membantu mereka dalam hal keuangan. Kita bayar mereka, bagaimana? Tapi kalau kamu mau mencari or
"Miran, ada sesuatu yang harus kamu ketahui mengenai calon suamimu. Kakek tidak tahu apa kamu bisa menerima ini atau tidak," kata Arkanza menarik nafas panjang kemudian menghembuskannya secara berlahan."Maksud, Kakek?""Calon suamimu bernama Bintang Morales, usianya dua puluh tujuh tahun. Dia hidup sebatang kara dan merupakan pendatang di kota ini. Dia hanya seorang security di perusahaan kakek.""Security?""Iya. Makanya kamu harus siap mental. Menikah dengan orang yang tidak sederajat dengan kita, itu merupakan pukulan terbesar untuk keluarga Lee," kata kakek tersenyum pahit, "Kamu pasti akan menjadi bahan cibiran. Baik dari keluarga besar Lee sendiri, maupun pihak luar yang ingin menjadi bagian keluarga kita.""Terus bagaimana dengan Bintang?""Bintang akan menerima penghinaan secara terbuka, tapi kakek yakin Bintang mampu melalui semuanya. Hanya saja," Arkanza tidak meneruskan kalimatnya."Hanya saja apa, Kek?""Namun, kakek justru ragu sama kamu. Bukankah selama ini kamu hidup s
Ya! Demi meyakinkan Bintang. Rivaldo rela membunuh satu keluarga yang tidak bersalah. Semua untuk membuktikan kalau tawaran pembunuhan itu murni, bukanlah suatu jebakan.Bukan itu saja, Rivaldo juga mengambil warisan yang bukan merupakan haknya.Bintang menatap kedua telapak tangannya. Darah segar mengalir dari tangannya, memasuki sela-sela jarinya."Walaupun tak menggunakan tangan ini, tapi secara tak langsung aku telah membunuh satu keluarga yang tidak bersalah! Siapa lagi yang akan aku bunuh? Apa nyawa mereka pantas untuk aku jadikan taruhan?" Walaupun hati Bintang seperti tertusuk belati, tapi itu tak membuat air matanya mengalir keluar."Tidak! Bagaimanapun caranya, aku harus bisa meyakinkan Rivaldo. Aku tidak mau ada korban tak bersalah selanjutnya!" Bintang melangkah mendekati wastafel, kemudian mencuci tangannya. Bintang segera membersihkan ruangan itu, kemudian naik taksi menuju sebuah rumah. Rumah yang memiliki pintu menuju bangunan bawah tanah."Bos Bintang, selamat data
"Aku tidak keberatan ketika kalian tidak menganggap ku ada! Tapi tak bisakah kalian bekerjasama? Tidak bisakah kalian memperbaiki kinerja kalian, ha?!" Bintang menatap pimpinan tim dengan tajam."Dibandingkan tuan Rivaldo, Anda bukanlah apa-apa!" ketus pimpinan tim hampir tak terdengar."Dengan susah payah, aku melewati semua rintangan hanya untuk menjadi pimpinan dunia bawah tanah ini! Apa kalian pikir aku bisa kompromi dengan kesalahan sekecil apapun? Tidak! Aku bukan tipe lelaki yang bisa kompromi!" tegas Bintang."Setelah melewati rintangan, apa Anda pikir bisa bebas memerintah kami? Tidak!" Pimpinan tim menatap Bintang emosi."Kenapa? Apa Anda salah satu yang menginginkan posisiku? Kalau iya ... kenapa kau tidak ikut test kepemimpinan? Bukankah sebelum merekrut orang luar, semua bawahan diberi kesempatan untuk menjadi pemimpin? Kenapa tak ada satupun yang mendaftar?" ketus Bintang."Kau,""Bagiku Anda sama sekali tidak pantas untuk menjadi pimpinan! Kenapa? Karena jauh di dalam l
"Dengan tidak mengurangi rasa hormatku, dapatkah aku berbicara sebentar dengan Pak Arkanza?" tanya Bintang menunduk hormat, ketika Arkanza berdiri didepannya.Arkanza tersenyum, "Tentu saja boleh," jawab Arkanza. Pandangan matanya kini beralih ke Miran, "Sayang, kakek akan berbicara sebentar dengan calon suamimu. Kamu tak keberatan, kan?""Tentu saja boleh. Lama juga gak apa-apa, asal kakek jangan membawanya kabur. Apa kata orang nanti kalau pengantin pria-nya kabur."Bintang mengikuti Arkanza. Kini keduanya berdiri saling berhadapan, tidak jauh dari Miran."Bukankah kita sepakat, hanya pesta sederhana? Kenapa Anda ingkar?""Bintang, ini adalah pesta sederhana yang pernah diselenggarakan oleh keluarga Lee. Bahkan sekelas acara ulang tahun, ini bukan apa-apa. Undangan saja hanya seratus orang. Itu sudah termasuk keluarga besar Lee.""Siapa calon palsu istriku? Kalau dilihat dari penampilannya, jelas sekali dia masih berusia sekitar lima belas atau enam belas tahun.""Namanya Miran Lee,
***Pikiran Angga Lee tak bisa tenang, saat tahu nama sosok yang dinikahi keponakannya sendiri bernama Bintang Morales.'Nama mereka pasti hanya sama! Bukankah Bintang Morales telah meninggal belasan tahun yang lalu? Walaupun usia mereka sama, tapi bukan berarti mereka juga orang yang sama, kan?'Ya! Keluarga besar Lee mengetahui rencana Arkanza, tepat dua jam sebelum pemberkatan nikah Bintang dan Miran. Mereka hanya tahu, Arkanza mengumpulkan mereka karena ada hal penting yang harus dibahas.Karena itu ketika nama Bintang Morales disebutkan pada saat pemberkatan nikah, sontak saja membuat Angga Lee shock.Tidak mau mengambil resiko, Angga langsung menelepon seseorang."Setelah sekian lama menghilang, kamu baru menghubungi aku. Apa kamu memerlukan bantuan?" terdengar suara dari seberang."Rivaldo, suami keponakan ku bernama Bintang Morales. Aku mau kamu menyelidiki latar belakangnya!" "Apa aku tidak salah dengar? Kamu memintaku menyelidiki latar belakang? Yang benar saja! Kamu benar-b
***PLAKKK!!!!Darah segar mengalir dari sudut bibir Angga, akibat tamparan Arkanza."Dasar anak bodoh! Kenapa tak ada satupun pekerjaan mu yang beres, ha? Bukankah sudah ayah ingatkan berulang kali, jangan menjalankan proyek itu? Tapi kenapa kamu membangkang? Bukan hanya itu saja, kamu bahkan menggunakan uang perusahaan!" teriak Arkanza murka."Bagaimana dengan kakak? Bukankah dia juga mengalami banyak kegagalan, tapi apa? Bukankah ayah selalu mendukungnya? Saat dia menggunakan uang perusahaan, pernahkah ayah memperlakukannya seperti ayah memperlakukanku?"PLAKKK!!!!Kembali telapak tangan Arkanza mendarat di tempat yang sama. Darah yang semakin banyak mengalir, tak serta merta membuat Angga menghapusnya. "Siapa aku sebenarnya, Ayah? Apakah aku anak kandung mu atau hanya anak angkat?" tanya Angga menatap Arkanza. Tak ada satupun keluarga besar Lee yang berani berkomentar. Bintang sendiri terkejut melihat sisi lain dari Arkanza. Lelaki yang selama ini dikenal baik, ternyata sangat
Mendengar kehebohan dari luar rumah, Bintang dan Miran berlari menuruni anak tangga, untuk melihat apa yang sedang terjadi.Aparat kepolisian sudah berada di sana, bukan itu saja bahkan tangan Angga Lee sudah di borgol.Selain istri dan anak Angga, anggota keluarga lainnya memilih menghindar.Miran langsung mendorong kasar polisi yang menyeret pamannya. "Lepaskan! Pamanku tak bersalah, dia pasti dijebak!" teriak Miran marah.Bintang langsung saja menarik Miran dan memeluknya erat, "Kamu jangan takut, pamanmu pasti akan segera bebas. Bukankah kamu yakin dia tak bersalah?"Miran tak menjawab, untuk pertama kalinya Bintang merasakan airmata mengalir dari wajah cantik sang istri. Namun, tak terdengar suara tangis sama sekali.'Selain polos, aku tak menyangka kamu semurni ini, Miran. Bahkan orang seperti Angga yang selalu memperlakukan kamu dengan kasar, sama sekali tidak ada dendam dihatimu. Aku dapat melihat jelas ketulusan dari pancaran matamu, Miran. Aku janji akan membebaskan Angga.'