Share

CH-003 | Benar-benar tak masuk akal

Chapter 3

“Tidak mungkin! Aku benar-benar sudah yakin tidak meninggalkan bukti sedikitpun di sana”

“Tapi kamu lihat itu apa? Masih mau bilang kalau kamu kali ini memang benar-benar main bersih?”

Aku juga merasa heran kenapa Polisi bisa menemukan botol obat yang aku gunakan untuk meracuni Yamaguchi. Padahal aku sangat yakin jika botol itu sudah aku masukan ke dalam tas.

“Habislah kita kalau sampai mereka mengetahui kalau semua itu ulahmu” imbuh Yamamoto sembari memukul meja

Yamamoto terlihat benar-benar begitu marah terhadapku. Aku pun juga bisa paham jika dia bersikap seperti itu. Karena sedari awal dia sudah mengatakan jika misi ini cukup berat. Dia sudah berulang kali mencoba menanyakan apakah aku yakin akan mengambil misi itu, dan aku  selalu menjawab dengan penuh keyakinan jika aku yakin akan mengambilnya.

“Kalau tahu akhirnya begini, lebih baik aku lempar ke orang lain saja” ucap Yamamoto.

“Terus bagaimana ini? Aku tidak mau tertangkap oleh para Polisi itu. Tolong bantu aku!” ucapku sembari memohon-mohon pada Yamamoto agar dia mau membantuku mencari jalan keluar dari masalah ini.

“Berat, Ray! Kamu lihat sendiri media sudah mengetahuinya. Kesempatan kita untuk membersihkan masalah ini hampir tidak ada, Ray!”

“Mungkin jalan satu-satunya kamu harus menyerahkan diri saja, daripada semua orang akan terkena imbasnya akibat kebodohanmu ini”

Ucapan Yamamoto semakin membuatku menjadi panik dan takut. Wajar saja, selama sepuluh tahun karirku di dunia seperti ini, baru kali pertama ini aku gagal menjalankan misi hingga berakibat  mendapatkan masalah sebesar ini. Otak ku benar-benar pusing hingga tidak bisa diajak untuk berpikir lagi.

“Kamu tahu hukuman apa yang akan kamu terima jika sampai mereka bisa menangkapmu?”

“Hukuman mati, Ray!” imbuh Yamamoto.

“Terus aku harus bagaimana?”

“Entahlah. Yang terpenting apapun yang akan terjadi padamu nantinya, jangan lupa tentang perjanjian yang sedari awal sudah kita sepakati”

Sebuah perjanjian dimana di dalamnya kami para anggota Obake sedari awal sudah sepakat jika suatu saat terjadi sesuatu terhadap kami, baik ketika kita melaksanakan misi ataupun tidak yang memungkinkan mengancam keselamatan organisasi. Itu adalah perjanjian yang harus disetujui ketika dulu aku pertama kali masuk Obake. Organisasi seperti ingin menghilangkan tanggung jawab mereka guna mencari aman. Namun sebagai anak yang baru berusia 17 tahun,  aku sungguh tidak memiliki cara lain selain bergabung dengan Obake agar aku bisa bertahan hidup di Jepang.

“Sudahlah, biar aku pikir sendiri bagaimana mencari jalan keluarnya” ucapku yang langsung bergegas pergi dari base camp dan kembali menemui Yoshi.

Di sepanjang perjalanan, aku tidak berani menampakkan wajahku. Aku selalu berjalan menunduk sembari menutupi wajahku menggunakan topi dan masker. Tiap kali diriku berpapasan dengan Polisi di jalan, serasa jantungku ingin melompat keluar karena saking kerasnya ia berdetak.

“Ayo kita pulang sekarang!” ucapku setelah menjumpai Yoshi sedang makan di sebuah kedai tak jauh dari rumahku.

“Kenapa? Aku belum selesai makan ini” ucap Yoshi yang masih sembari mengunyah makanan.

“Cepat! Nggak usah banyak tanya”

Aku segera menarik kerah baju Yoshi, memaksa dia untuk segera ikut pulang bersamaku. Aku merasa sudah tidak nyaman jika terlalu lama berada di luar rumah. Tatapan orang-orang di sekitar yang melihatku serasa seperti tatapan yang mengintimidasi bagiku.

“Akhirnya” 

Aku segera membaringkan badanku di atas kursi sembari menghela napas panjang-panjang. Aku merasa sedikit aman dan tenang sekarang setelah berada di rumah.

“Kamu kenapa?” tanya Yoshi yang tampak mulai menyadari jika aku sedang tidak baik-baik saja saat ini.

“Kacau! Benar-benar kacau kalai ini, Yosh!”

“Kenapa? Dia-Yamamoto masih terus memaksamu menerima misi itu?”

“Misi yang aku lakukan kemarin malam tampaknya gagal. Polisi sudah mengetahui jika kematian Yamaguchi adalah sebuah tindak pembunuhan karena mereka menemukan barang bukti di sana”

“Bagaimana bisa? Tidak biasanya  kamu gagal seperti itu”

Yoshi pun juga tampak tidak percaya jika aku bisa sampai gagal menyelesaikan misi itu dengan bersih dan tidak mungkin jika diriku sampai teledor meninggalkan jejak di sana.

“Entahlah, aku juga bingung kenapa barang itu masih bisa ada di sana, padahal aku botol itu sudah aku masukan ke dalam tas”

“Kamu yakin? Coba periksa tas yang kamu gunakan malam itu”

Aku pun lantas segera mengambil dan memeriksa tas yang aku gunakan malam itu dan ternyata benar saja, botol racun yang aku gunakan untuk meracuni Yamaguchi sudah tidak ada lagi di dalamnya.

“Benar sudah tidak ada” ucapku yang semakin lemas.

“Bodoh sekali kamu itu, Ray! Kenapa barang seperti itu bisa kamu tinggalkan di sana” ucap Yoshi.

“Terus bagaimana dengan Yamamoto? Apa dia tidak ada jalan keluar agar kamu aman?” imbuhnya.

“Tidak ada. Dia justru memintaku untuk menyerahkan diri saja pada Polisi”

“Gila juga ternyata dia. Bagaimana bisa seorang bos menyuruh anak buahnya yang sudah berjasa besar baginya melakukan hal seperti itu. Apa dia tidak ingat apa yang telah kamu berikan padanya dan Obake selama ini? Bisa-bisanya dia lepas tanggung jawab begitu saja”

“Apa perlu kita bunuh sekalian Yamamoto itu? Sekalian kita hancurkan saja Obake” ucap Yoshi yang tampak benar-benar naik pitam mendengar sikap Yamamoto yang seperti itu.

Aku benar-benar sudah tidak bisa berpikir saat ini. Semuanya terasa gelap, seketika aku merasa menyesal kenapa diriku bisa hidup di dunia yang seperti ini.

“Sebentar, aku angkat telepon dulu. Kenapa boss gila ini masih meneleponku” ucap Yoshi yang tampaknya Yamamoto yang saat ini menghubungi dirinya.

Tak berselang lama Yoshi pun kembali masuk ke dalam rumah dan mengatakan jika Yamamoto mempunyai sebuah cara agar aku bisa selamat dari masalah ini. Aku pun lantas mengambil ponsel milik Yoshi dan berbicara dengan Yamamoto. 

“Bagaimana? Cara apa yang akan dia lakukan?” tanya Yoshi yang sedari tadi tampak penasaran dengan isi obrolanku dengan Yamamoto.

“Dia bilang akan membantuku, tapi dengan syarat aku harus menerima misi itu”

“Dia bilang begitu? Lama-lama aku bunuh juga orang itu” ucap Yoshi yang tampak semakin emosi.

“Dia bilang kasus ini sangatlah berat baginya dan tentu saja dia ingin imbalan yang sepadan jika memang aku meminta bantuannya”

“Bagaimana mana bisa dia masih begitu perhitungan padamu. Benar-benar keterlaluan dia, Ray!”

“Terus bagaimana denganmu? Kamu menyetujuinya, Ray?” imbuhnya

“Entahlah. Semuanya terasa sangat berat bagiku saat ini untuk berpikir”

Di saat kita berdua sedang sibuk berpikir mecari pilihan aman yang sebaiknya aku pilih, tiba-tiba Yoshi mendapatkan pesan jika mungkin sebentar lagi Polisi akan mendatangi rumahku. Sontak aku dan Yoshi pun menjadi panik. Yoshi mencoba melihat ke luar rumah melalui jendela, dan benar saja, Yoshi melihat sebuah dua orang laki-lai yang tampak sangat misterius sedang mengamati rumahku dari luar. Aku dan Yoshi pun langsung berpikiran jika memang dua orang laki-laki itu adalah Polisi.

“Cepat sekali mereka mengetahui rumahku”

Ruang gerakku terasa semakin sempit. Tidak menutup kemungkinan jika sebentar lagi akan lebih banyak Polisi yang akan mendatangi rumahku ini. Mencoba tetap diam dan berusaha agar keberadaanku saat ini di rumah tidak diketahui oleh mereka adalah cara yang paling mungkin aku lakukan saat ini.

“Sebaiknya kamu cepat pergi dari sini, Ray! Sebelum mereka mengetahui keberadaanmu di sini”

“Mau pergi lewat mana? Aku khawatir jika sebenarnya mereka sudah mengepung rumahku saat ini”

“Terus mau bagaimana?”

“Aku akan menunggu sebentar, kita lihat apa yang akan dilakukan oleh mereka nanti”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status