Share

Dendam Sang Gangster
Dendam Sang Gangster
Penulis: Born To Be Rich

CH-001| Aku masih mengingat jaelas kisah itu

Chapter 1

Menjalani hidup sebagai anggota gangster sekaligus merangkap sebagai pembunuh bayaran mungkin tidak pantas untuk disebut sebagai pilihan hidup yang layak untuk seorang manusia, apalagi bagi seorang pemuda sehat berumur 27 tahun seperti diriku. Namun berkat berkat menjalani kehidupan itu seperti itulah yang membuat diriku dapat bertahan hidup bahkan bisa membeli semua hal yang aku inginkan selama sepuluh tahun belakangan ini. Aku adalah Reino Putra Arnanda, atau lebih dikenal dengan Ray. Seorang pemuda yang cukup disegani di kalangan gangster kota Osaka karena terkenal cerdik, pintar dan bengis yang dapat melakukan hal apapun demi mendapatkan uang. Karena sifatku itulah aku mendapatkan julukan Akuma itu, yang dalam bahasa Jepang berarti Iblis.

“Kamu dipanggil ke base camp sekarang! Katanya kamu nggak bisa di hubungi sedari tadi pagi”

Ucap salah seorang temanku-Yoshi yang juga merupakan anggota gangster Obake sama seperti diriku yang kebetulan sedang berada di café di tengah kota Osaka bersama diriku.

“Katakan padanya aku akan segera kesana” ucapku.

Hari ini aku sengaja sama sekali tidak mengaktifkan ponselku karena baru saja tadi malam aku menyelesaikan sebuah misi membunuh seorang konglomerat ternama di kota Tokyo. Sudah menjadi kebiasaanku untuk berganti ponsel dan kartu setelah melakukan misi seperti itu sebagai upaya untuk menghilangkan jejak. Aku segera pacu motorku dengan kecepatan tinggi agar cepat sampai base camp.

“Harusnya aku mendapatkan imbalan yang jauh lebih tinggi daripada sebelumnya”  gumamku mengingat jika misi yang aku lakukan tadi malam jauh lebih berbahaya dari misi-misi yang kulakukan sebelumnya karena orang yang aku bunuh bukanlah orang biasa.

Aku yakin jika dipanggilnya aku kali ini pasti karena dia-Yamamoto ingin memberiku imbalan atas misi yang telah aku selesaikan tadi malam. Dan benar saja, baru juga aku membuka pintu ruangan dia, aku sudah melihat selembar kertas yang tergeletak di atas meja yang aku yakini itu adalah sebuah cek yang ia siapkan untukku. Sebagai seseorang yang amat sangat mencintai uang, aku pun mendadak merasa riang dan semangat melihat pemandangan yang begitu indah itu.

“Semua uang ini untuk, ku?” ucap ku setelah melihat besarnya nominal yang tertulis di selembar cek itu

“Tentu saja!” ucap Yamamoto dengan begitu santainya sembari menenggak segelas wine yang terlihat begitu mahal itu.

“Benarkah?” tanyaku yang masih belum percaya jika aku akan mendapatkan imbalan sebanyak ini.

Entah berapa jumlahnya aku juga tidak tahu pasti, namun melihat banyaknya angka nol yang tertera dalam cek itu, ditambah lagi dalam bentuk uang dollar Amerika , tentu saja akan sangat lebih dari cukup jika hanya untuk membeli sebuah rumah dan mobil mewah untukku.

“Menurutku ini sudah lebih dari cukup untukmu dan juga cukup sebanding dengan apa yang telah kamu selesaikan” ucap Yamamoto

“Yang terpenting apa yang kamu lakukan tadi malam harus bersih dan tampak sealami mungkin seperti biasanya” imbuhnya

“Tentu saja. Aku yakin mereka tidak akan ada yang mengetahui jika kematian tua bangka itu karena perbuatanku”

Masih diliputi oleh perasaan senang melihat hasil dari kerja yang aku lakukan kali ini tampaknya akan menjadi bayaran yang paling besar yang aku terima selama ini. Aku sudah membayangkan dan menyusun barang apa saja yang akan aku beli dengan uang ini di dalam benakku.

“Sebenarnya aku masih memiliki sebuah untuk mu” ucap Yamamoto.

“Mungkin kamu bisa mendapatkan tiga kali lipat dari pada ini” imbuhnya.

Sontak aku pun menjadi terkejut dengan ucapan Yamamoto itu. Bisa mendapatkan tiga kali lipat dari yang telah ku dapatkan kali ini tentu saja membuatku seketika merasa tertarik.

“Tiga kali lipat dari semua yang ada di meja ini?”

“Iya, tiga kali lipat. Dan aku yakin pasti kamu lebih dari mampu untuk menyelesaikan misi ini”

“Apa yang dia inginkan?”

“Mudah saja! Menjaga klien VIP kita ini selama dua bulan penuh. Hanya itu saja”

Hanya menjaga, tidak membunuh. Tentu saja mendengar tugas semudah itu membuatku seketika langsung menerima misi itu. Hanya menjaga selama dua bulan, tidak perlu repot-repot menyusun sebuah rencana ataupun tenaga ekstra seperti apa yang aku lakukan selama ini tentu saja membuat diriku merasa seperti mendapatkan rejeki nomplok. 

“Siapa klien VIP kita ini? Dari perusahan mana dia?” tanya ku yang menduga jika orang yang mau menyewa diriku dengan harga mahal ini pastinya adalah konglomerat ataupun pengusaha sukses di Jepang.

“Dia bukan orang sini, dia adalah seorang pengusaha sukses dari Indonesia”

Mendengar nama negara itu seketika membuat minatku menjadi hilang seketika. Aku memiliki kenangan pahit sewaktu kecil tetang negara itu. Aku pun dulu sampai bersumpah jika aku tidak akan pernah kembali menginjakan kaki ku di negara itu lagi.

“Tidak! Aku tidak ingin lagi menerima misi ini. Coba cari orang lain saja”

“Kenapa? Bukankah kau tadi tertarik dengan misi ini?”

“Memang awalnya aku tertarik, tapi sekarang sudah tidak lagi”

“Apa ini berhubungan dengan masa kecilmu di negara itu? Kamu menolak sebuah misi besar seperti ini hanya karena alasan seperti itu?”

Yamamoto adalah salah satu orang yang aku percaya saat ini. Aku sudah menganggap dia seperti keluargaku sendiri di negara ini karena jasa dia terhadap hidupku terbilang cukup besar. Sudah banyak hal tentang diriku yang aku ceritakan padanya, termasuk tentang kenangan pahitku di Indonesia dulu.

“Aku tetap tidak bisa! Sampai kapanpun aku tidak akan mau melakukan misi itu. Lebih baik kamu cari orang lain saja”

“Tidak mungkin! Dia hanya mau kamu yang melakukan misi ini, karena dia sudah tahu dan yakin dengan kinerjamu” ucap Yamamoto yang terus berusaha  meyakinkanku.

“Sudah cukup! Ini sudah menjadi keputusanku” ucapku yang langsung beranjak dari duduk ku dan kemudian pergi keluar dari ruangan itu sembari membawa cek yang sudah Yamamoto berikan tadi.

“Ray! Tunggu dulu!”

Yamamoto tampaknya kecewa dengan sikap yang aku ambil ini, namun keputusanku benar-benar sudah bulat kali ini, aku tidak akan pernah menerima misi itu bahkan jika imbalannya digandakan dua atau tiga kali lipat pun aku akan tetap menolaknya.

“Tidak lagi! Aku tidak akan pernah lagi datang kesana” gumamku sembari di perjalanan pulang.

Pembicaraan tadi benar-benar merusak suasana hatiku hari ini, Aku tiba-tiba saja merasa malas untuk melakukan kegiatan apapun hari ini. Akhirnya aku memutuskan untuk pulang saja.

“Dimana barang itu?”

Semua buku yang berada di rak kuturunkan dan aku buka satu per satu. Aku masih ingat betul jika terakhir kali aku menyimpan benda itu di balik lembaran-lembaran sebuah buku berbahasa Jerman.

“Ini dia!” ucapku setelah menemukan buku itu.

Sebuah foto jaman dulu yang berisikan aku, adik dan kedua orang tuaku yang menjadi satu-satunya kenangan yang aku miliki saat ini. Tiap kali aku melihat foto ini, aku teringat akan kata-kata terakhir yang diucapkan oleh ayahku sewaktu dia memberikan foto ini. Setelah kepergiannya aku baru menyadari jika ternyata kata-kata itu mengandung arti yang begitu besar jika aku coba pahami sekarang.

“Jaga diri baik-baik! ayah yakin kakak pasti kuat walaupun sendirian”

Kata-kata itu yang terakhir aku dengar dari mulut ayahku satu hari sebelum kejadian tragis malam itu sewaktu diriku ingin berangkat tamasya sekolah. Setiap kali aku mencoba mengingatnya saat ini, air mata tak berhentinya menetes. Aku benar-benar merasa kangen dengan mereka.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status