"Baik Mbak saya akan kesana." kata Bu Siti.
Fatma dan Ulum mengantar Bu Siti kerumah sakit yang disebutkan. Benar disana terlihat Pak Warto terbaring sakit diatas ranjang.
"Dengan keluarga Pak Warto?" tanya seorang perawat.
"Iya sa istrinya," jawab Bu Siti.
"Mari ikut saya menemui Dokter." kata Perawat.
"Ayo Fat temanin Ibu!" ajak Bu Siti. Fatma pun menemani Bi Siti keruagan Dokter. Sedangkan Ulum menunggu didepan ruangan Pak Warto.
Sesampainya diruangan dokter, mereka duduk.
"Keluarga Pak Warto ya?" tanya Dokter.
"Iya pak saya istrinya," jawab Bi Siti.
"Begini Bu Pak Warto akan lumpuh karena kakinya mengalami benturan yang sangat keras." tutur Dokter.
"Apa lumpuh dok?" tanya Fatma.
"Iya Mbak, kami berharap keluargamu memberikan Pak Warto dukungan dan semangat agar bisa menerima kenyataan." kata Dokter.
"Baik dok," kata Bu Siti.
Mereka lalu keluar dari ruangan Dokter tersebut.
"Mas Bapa
"Ya ampun Bu Salma repot-repot kemari." kata Bu Siti tersenyum."Ini Bu ada sedikit bingkisan." kata Tia memberikan parcel buah pada Bu Siti."Terimakasih Tia, Terimakasih juga sudah memberi Ulum pekerjaan." kata Bu Siti."Oh ya Fatma kok tidak ada disini Bu?" tanya Bu Salma."Fatma pulang sore tadi Bu, kita gantian jaga Bapak." kata Bu Siti."Silahkan duduk Bu Tia!" kata Ulum pada Tia."Terimakasih Pak," jawab Tia lalu duduk disofa bersama Bu Salma."Sepertinya saya pernah lihat suami Bu Siti ya? Tapi dimana? Oh iya aku lupa vidio viral itu ya." sindir Bu Salma."Itu bukan suami saya Bu," sanggah Bu Siti."Alhamdulillah kalau bukan suami Ibu, soalnya kasihan kalau suami Ibu." kata Bu Salma."Ya nggak lah Bu," kata Bu Siti dengan senyum yang dipaksakan."Soalnya mirip sekali," kata Bu Salma. "Oh ya ini ya suami Fatma?" tanya Bu Salma melihat kearah Ulum yang berdiri."Iya Bu, dia suaminya Fatma." jaw
"Itu teman Fatma Mas," kata Fatma."Tadi katamu tidak ada tamu?" tanya Ulum."Maaf Fatma berbohong," kata Fatma."Kamu ada hubungan apa dengan dia? Kalian terlihat begitu mesra." tanya Ulum."Dia hanya temanku," kata Fatma.Ulum masuk kedalam kamar, saat duduk diatas ranjang Ulum menemukan bungkus alat kontrasepsi diatas ranjang."Fatma...," panggil Ulum dengan nada tinggi."Ada apa sih Mas? Kok marah?" tanya Fatma berlari kekamar."Ini apa?" tanya Ulum menunjukkan bungkus alat kontrasepsi pada Fatma.Fatma sangat kaget, Ulum memeriksa tong sampah terdapat sebuah alat kontrasepsi bekas pakai disana."Siapa yang menjadi selingkuhan mu?" tanya Ulum."Aku tidak selingkuh Mas." sanggah Fatma."Ini sudah ada buktinya kamu masih mengelak? Jawab jujur Fatma." bentak Ulum."Maaf Mas saya melakukannya agar dapat uang buat kebutuhan kita." kata Fatma."Jadi kamu jual diri?" tanya Ulum penuh emosi
Hari ini Tia telah pindah kerumah barunya yang dia beli dari Bu Zaenab. "Akhirnya kamu pindah kesini Tia." kata Fatma. "Pasti dong, terimakasih Fatma udah bantu aku beli rumah ini." kata Tia senang. "Sama-sama kalau perlu apa-apa jangan sungkan minta bantuan saya ya." kata Fatma. "Baiklah," kata Tia. Fatma pulang Bu Siti segera kerumah Fatma dan meninggalkan Pak Warto sendiri. "Fatma mana bagian Ibu?" tanya Bu Siti. "Bagian apa Bu?" tanya Fatma pura-pura lupa. "Bagian Ibu dari hasil jual rumah ke Tia lah." kata Bu Siti. "Ibu kan nggak bantu apa-apa buat apa aku kasih bagian. Lagian untungnya cuma 2 juta Bu." kata Fatma sengaja membohongi Bu Siti padahal untungnya lebih dari 15 juta. "Gimana sih kamu nggak pinter nawar sih." kata Bu Siti. "Udah Ibu minta bagian 500ribu saja." tambah Bu Siti. "Nggak ada bagian Ibu lagian uang 2juta udah aku belikan cincin ini." kata Fatma menunjukkan cincin yang ba
"Fatma... Kenapa kaget?" tanya Pria itu. "Jordan...sedang apa kamu disini?" tanya Fatma. "Aku ingin bertemu dengan mu," kata Jordan. "Fatma aku duluan ya, karena aku udah ada janji." kata Hani. "Iya Han makasih ya," kata Fatma. Hani meninggalkan Fatma bersama Jordan. Mereka tampak kikuk saat berduaan seperti itu. "Fat apa kamu masih mencintaiku?" tanya Jordan. "Maksud kamu apa? Aku sudah punya suami Jordan." jawab Fatma. "Kit kan bisa perlindungan tanpa sepengetahuan suami kamu. Aku akan berikan apapun yang kamu mau." kata Jordan. "Benarkah? Apapun itu?" tanya Fatma. "Iya aku tidak berbohong Fatma." jawab Jordan meyakinkan Fatma. "Baiklah aku mau," kata Fatma. Cuma pulang kerumah diantar Jordan, ternyata Umum sudah dirumah. Melihat istrinya diantar lelaki membawa mobil Ulum geram. ""Siapa dia?" tanya Ulum. "Bukan urusan kamu," jawab Fatma "Kamu itu istriku jadi itu
Fatma mendekati Bu Siti, "Ibu ngapain kesini?" tanya Fatma."Siapa dia?" tanya Bu Siti."Dia Jordan Bu, ingatkan Jordan teman Fatma waktu sekolah." kata Fatma."Nak Jordan ini kamu?" tanya Bu Siti mendekati Jordan. "Ya ampun makin cakep saja." kata Bu Siti."Iya tante, maaf Jordan baru bisa main kesini. Soalnya Jordan sibuk mengurus perusahaan warisan papa." kata Jordan."Bu Jordan beliin Cuma tas bagus lih, ini tasnya." kata Atma menunjukan tasnya."Ya ampun ini tas mahal loh," kata Bu Siti kagum dengan tas mahal itu."Iya tante, kalau tante butuh sesuatu bisa hubungi Jordan ya tante. Jordan izin pulang dulu mau ke kantor." kata Jordan mencium tangan kanan Bu Siti."Baik nak Jordan serong-sering mampir kesini ya." kata Bu Siti."Baik tante," kata Jordan lali pergi dari rumah Fatma."Bu jangan bilang sama Mas Ulum ya, kalu aku dekat lagi dengan Jordan." kata Fatma."Bisa aja tapi harus ada uang tutup mulutn
Setelah kejadian tadi Tia memanggil Ulum keruangannya."Ulum kamu bisa menyetir mobil?" tanya Tia."Bisa Bu," jawab Ulum takut yang biasanya memanggil hanya Tia sekarang pakai Bu lagi."Mulai besok kamu jadi supir aku aja." kata Tia."Supir Bu Tia?" tanya Ulum."Iya apa kamu keberatan?" tanya Tia"Tidak Bu," jawab Ulum."Baiklah kamu hanya mengantar aku berangkat dan pulang kerja saja." kata Tia."Baik Bu," kata Ulum."Masih untung aku nggak pecat kamu." kata Tia."Terimakasih Bu karena Ibu nggak pecat saya." kata Ulum."makanya jangan bertingkah," kata Tia. "Udah sana lanjut kerja." kata Tia.Ulum keluar dari ruangan Tia dengan perasaan sedikit lega karena tidak dipecat.Ulum pulang saat Fatma duduk manis diruang tamu."Oh suamiku udah pulang," kata Fatma. "Kok kusut amat Mas mukanya?" tanya Fatma."Tia mindahin aku jadi supirnya dia, gegara tadi aku bikin kesalahan." kata Ulum.
Ulum segera memakai bajunya yang berserakan dilantai."Apa yang kamu lakukan Mas? Kamu telah tidur dengan Tia?" tanya Fatma terisak."Kenapa kamu menyalahkan aku, bukannya kamu sendiri pernah selingkuh. Impas kan sekarang!" seru Ulum."Tapi aku melakukannya karena kamu tidak bekerja." kata Fatma masihbela diri."Sudah kalian pulang saja,ribut dirumah kalian jangan disini." kata Tia lalu keluar dari kamar."Ayo pulang kita selesaikan dirumah!" ajak Ulum sambil menarik tangan Fatma.Ulum sempat tersenyum kepada Tia."Pasti dia pikir kita habis melakukan itu." kata Tia.Saat Tia akan berangkat kerja dia mendapat pesan dari Pak Rt. Pak Rt menagih janji Tia untuk main berdua.Mbak Tia kapan kita bisa melakukan itu? Aku selalu ingat janji Mbak Tia, begitu pesan Pak RtIya pak nanti ku hubungi lagi (send)Ulum sudah siap didepan rumah, "Mari Bu," kata Ulum tersenyum."Aku senang akhirnya kita melakukan itu.
Pak RT dan Tia masuk kedalam kamar hotel. Susan sudah memberi kabar bahwa dia sudah sampai. Tia memberitahu nomor kamar mereka. "Pak Rt tutup mata dulu ya pakai ini saya mau kekamar mandi dulu ganti baju." kata Tia sambil menutup mata Pak Rt dengan kain. Tia menemui Susan yang sudah ada didepan kamar. "Mbak susana nanti saya transfer ya? Kalau selesai main langsung balik aja." kata Tia. Mereka masuk kedalam kamar, Pak jangan buka penutup matanya ya !" pinta Tia. Susan mulai menjalankan aksinya, Tia menunggu didepan pintu kamar. Setelah menunggu hampir 1 jam akhirnya Susana keluar. Kini Tia yang masuk kedalam. "Pak sudah selesai kita pulang yuk! Ajak Tia. Pak Rt membuka penutup matanya, dia segera memakai bajunya lalu pulang. Tia sudah mentransfer Susana sebelum Susana pergi dari hotel tadi. **** Esok harinya adalah hari libur Tia melakukan lari pagi keliling kampung. "Pak Rt sedang apa nih?" tany