Share

102

Author: Aprillia D
last update Huling Na-update: 2025-09-11 21:14:52

"Jadi siapa kamu sebenarnya? Dan ada perlu apa datang kemari?"

Intan bisa merasakan pria di hadapannya kini menatapnya dengan tatapan penasaran yang begitu besar.

Bagaimana tidak, pria itu jelas tidak mengenal dirinya. Lantas tiba-tiba dia minta bertemu dan mengatakan kenal pria itu. Dia juga mengatakan ingin mengenal pria itu lebih dekat.

Setelah meminta dirinya masuk, mereka duduk di sofa ruang tamu, dan di sinilah mereka duduk berhadap-hadapan. Rasanya seperti mimpi dirinya bisa duduk berhadapan dengan ayah kandungnya yang selama ini dia pertanyakan.

Intan sudah tidak sabar ingin menceritakan semuanya. Namun, dia mendadak bingung harus mulai dari mana. Dan juga khawatir kalau pria itu tidak langsung mempercayainya.

"Nama kamu tadi Intan, kan?" tanya Pak Sardi lagi.

Intan pun mengangguk. Kembali air mata menggenangi pelupuk matanya. Dia benar-benar tidak bisa menahan rasa harunya.

"Boleh saya peluk Bapak? Sekali aja," pinta Intan. Yang membuat wajah pria itu berubah. Menyadar
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Derita Istri yang Difitnah Mandul   104. Pertentangan

    Malam harinya Intan duduk termenung di meja makan seorang diri. Banyak hal yang dia pikirkan, terlebih sikap ayahnya padanya. Percakapan dan pesan ayahnya terakhir kali pun kembali terngiang."Bapak senang bertemu denganmu, Intan. Akhirnya kita dipertemukan.""Apakah selama ini Bapak mencari saya?""Bapak selalu mencari kamu, bahkan Bapak ingin merawat kamu sejak kamu kecil tapi ibu kamu nggak pernah mengizinkan hal itu. Ibu kamu selalu lari, sembunyi dari Bapak, sampai Bapak nggak tahu ke mana lagi harus mencari ibu kamu. Tapi hari ini kita bertemu di sini. Doa Bapak dikabulkan."Jadi selama ini Bapak mendoakan saya?""Iya. Tapi kita bertemu saat semuanya sudah terlambat. Kamu sudah dewasa dan menikah. Dan Bapak yakin tanpa sosok Bapak kamu juga bisa hidup dengan bahagia kan? Bersama suamimu? Jadi Bapak minta ini yang terakhir kalinya kamu datang ke rumah. Bapak nggak mau kalau sampai istri Bapak atau orang rumah ini tahu siapa kamu. Bapak pasti akan selalu merindukanmu, dan kalau B

  • Derita Istri yang Difitnah Mandul   103. Perubahan Sikap Ibu Mertua

    Intan akhirnya duduk di samping ibu mertuanya. Entahlah, perasaannya kini menghangat. Intan tersenyum menatap ibu mertuanya. "Makasih, ya, Ma, ketegangan diantara kita udah berakhir."Mendengar kalimat itu, mimik wajah sang ibu mertua agak berubah. "Sebenarnya Mama tetap nggak suka kamu bersikap seperti itu sama sahabat Mama, tapi Mama maafin kesalahan kamu. Lain kali kamu jangan mengulanginya, ya."Intan hanya tersenyum kecut. Kapankah mamanya sadar kalau sahabat yang beliau banggakan itu tidak sebaik yang beliau pikirkan bahkan sangat jahat. Dan mirisnya lagi dirinya sekarang tidak bisa berbuat apa-apa untuk membuktikan semuanya. "Jadi tadi kamu habis dari mana?" tanya Mira seakan tidak sabar untuk mendengar cerita Intan. Intan menatap ibu mertuanya intens. "Tapi Mama jangan kaget, ya, dengarnya?"Mira malah mengernyit. "Soal apa memangnya?""Ini tentang ... ayah kandungku, Ma."Kernyitan di dahi Mira makin kentara. "Ayah kamu?""Iya, aku akhirnya udah tahu siapa ayah kandung aku

  • Derita Istri yang Difitnah Mandul   102

    "Jadi siapa kamu sebenarnya? Dan ada perlu apa datang kemari?" Intan bisa merasakan pria di hadapannya kini menatapnya dengan tatapan penasaran yang begitu besar. Bagaimana tidak, pria itu jelas tidak mengenal dirinya. Lantas tiba-tiba dia minta bertemu dan mengatakan kenal pria itu. Dia juga mengatakan ingin mengenal pria itu lebih dekat. Setelah meminta dirinya masuk, mereka duduk di sofa ruang tamu, dan di sinilah mereka duduk berhadap-hadapan. Rasanya seperti mimpi dirinya bisa duduk berhadapan dengan ayah kandungnya yang selama ini dia pertanyakan. Intan sudah tidak sabar ingin menceritakan semuanya. Namun, dia mendadak bingung harus mulai dari mana. Dan juga khawatir kalau pria itu tidak langsung mempercayainya."Nama kamu tadi Intan, kan?" tanya Pak Sardi lagi. Intan pun mengangguk. Kembali air mata menggenangi pelupuk matanya. Dia benar-benar tidak bisa menahan rasa harunya. "Boleh saya peluk Bapak? Sekali aja," pinta Intan. Yang membuat wajah pria itu berubah. Menyadar

  • Derita Istri yang Difitnah Mandul   101. Pengakuan Intan

    "Jadi siapa kamu sebenarnya? Dan ada perlu apa datang kemari?" Intan bisa merasakan pria di hadapannya kini menatapnya dengan tatapan penasaran yang begitu besar. Bagaimana tidak, pria itu jelas tidak mengenal dirinya. Lantas tiba-tiba dia minta bertemu dan mengatakan kenal pria itu. Dia juga mengatakan ingin mengenal pria itu lebih dekat. Setelah meminta dirinya masuk, mereka duduk di sofa ruang tamu, dan di sinilah mereka duduk berhadap-hadapan. Rasanya seperti mimpi dirinya bisa duduk berhadapan dengan ayah kandungnya yang selama ini dia pertanyakan. Intan sudah tidak sabar ingin menceritakan semuanya. Namun, dia mendadak bingung harus mulai dari mana. Dan juga khawatir kalau pria itu tidak langsung mempercayainya. "Nama kamu tadi Intan, kan?" tanya Pak Sardi lagi. Intan pun mengangguk. Kembali air mata menggenangi pelupuk matanya. Dia benar-benar tidak bisa menahan rasa harunya. "Boleh saya peluk Bapak? Sekali aja," pinta Intan. Yang membuat wajah pria itu berubah. Meny

  • Derita Istri yang Difitnah Mandul   100. Pertemuan yang Dinanti

    "Ada janji sebelumnya? Mbak namanya siapa? Siapanya Pak Sardi?" Benar saja, dia merasa seperti bertemu dengan pejabat penting. Intan terdiam beberapa saat sampai akhirnya dia menjawab. "Nama saya Intan, Pak. Saya belum ada janji sama Pak Sardi, tapi bisa saya ketemu beliau sekarang?" "Maaf, Mbak, jam-jam segini Pak Sardi lagi sibuk, biasanya dia WFH di rumah. Kalau Mbak nggak ada janji, biasanya dia nggak mau diganggu. Lagi pula Mbak ini siapanya?" Intan terdiam mendengar kalimat tanya terakhir itu. Dia siapa? Tidak mungkin dia bilang kalau dirinya adalah anak Pak Sardi kan? Satpam itu pasti hanya akan menertawakannya. Lalu dia harus jawab apa sekarang? "Saya ...." Perkataan Intan terputus saat tiba-tiba terdengar suara klakson mobil yang cukup memekakkan telinga. Ada mobil yang hendak keluar dari gerbang yang pagarnya masih tertutup itu. Intan menatap mobil itu, berwarna hitam metalic, yang dilihat dari modelnya harganya pasti tidak main-main. Mungkin kah itu mobil ayahnya? T

  • Derita Istri yang Difitnah Mandul   99. Tidak Disangka

    "Kamu kenal?" tanya Intan sekali lagi. Dan sekali lagi Bima mengangguk. "Pak Lukman Sardi itu juga kolega orang tuaku." Intan tak kalah terkejut mendengarnya. "Serius, Mas?" "Iya, bahkan dia yang banyak berjasa dalam hidup keluargaku, dalam hidup kami." Intan percaya dengan apa yang Bima katakan. Karena berdasarkan cerita Pak Jono memang ayahnya adalah orang baik yang terkenal dan terpandang karena sikapnya. Beliau bahkan juga pengusaha terkenal. Terlepas dari apa pun yang sudah ayahnya lakukan pada ibunya di masa lalu, Sardi adalah orang yang baik yang senang membantu orang lain. Mungkin hanya memang Sardi dan ibunya tidak berjodoh. Bukan berarti dia layak mengecam pria itu orang jahat. "Berarti Mama juga kenal?" tanya Intan lagi. Bima mengangguk. "Pastinya." "Ya ampun dunia sempit banget, ya." Intan menutup mulutnya seakan tidak percaya. "Aku harus cerita ke Mama soal ini." Intan tersenyum. Mendadak perasaan hangat menyusup di benaknya. Dia benar-benar terharu, tidak menyan

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status