Share

114. Kepulangan Intan

Author: Aprillia D
last update Last Updated: 2025-10-04 23:28:18
Akhirnya Intan dapat pulang di malam hari, sekitar jam tujuh. Dia menolak mentah-mentah tawaran antar pulang dengan anak buah Fara. Karena dia tidak mau keluarga suaminya sampai curiga dengan siapa dia pulang. Hingga dia memilih memesan taksi.

Di sepanjang perjalanan pulang, Intan menelepon ibunya, memastikan ibu dan adik-adiknya baik-baik saja. Dan ternyata memang benar, alasan ibunya meneleponnya tadi karena ada laki-laki asing yang masuk dalam rumah mereka dan menyandera mereka, untunglah sekarang mereka sudah lepas dari sandera itu.

Intan juga tidak menyangka Tante Fara akan senekat itu, Tante Fara akan melakukan ini padanya. Sebenarnya berat buat Intan untuk menyembunyikan rahasia besar ini dari keluarga suaminya, tapi dia terpaksa melakukannya, dia tidak mau keluarganya sendiri yang jadi taruhannya, setidaknya untuk saat ini, sampai dia menemukan cara bagaimana dia bisa mengalahkan sahabat mamanya itu, Intan bahkan tidak tahu apakah wanita itu pantas disebut sahabat.

Intan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Derita Istri yang Difitnah Mandul   126. Perubahan Sikap yang Membingungkan

    To Abraham: Ham, aku punya kabar gembira buat kamu. Maaf, ya, aku baru sempat kasih tahu.From Abraham: Kabar apa memangnya?To Abraham: Aku akhirnya hamil, Ham.From Abraham: Oh iya? Alhamdulillah, aku ikut senang dengarnya, Intan.To Abraham: Ini semua berkat bantuan kamu, makasih, ya, Ham. From Abraham: Itu udah tugas aku sbgai dokter, kok. Lagi bahagia dong sekarang? Oh iya ibu mertua kamu gimana? Pasti senang kan tahu kamu udah hamil?Intan bersandar di kasurnya sambil chatingan dengan Abraham. Dia memberitahu kabar gembira itu. Namun, membaca pesan terakhir itu, dia bingung menjawab apa. Dia tidak pandai berbohong dengan mengatakan ibu mertuanya bahagia atas kehamilannya, tapi dia juga tidak mungkin menceritakan masalah rumah tangganya pada orang lain, kan?Namun, dia juga butuh teman untuk bercerita. Setelah bergelut dengan pikirannya sendiri. Akhirnya Intan memutuskan untuk bercerita yang sejujurnya.To Abraham: Enggak, HamFrom Abraham: enggak gimana maksudnya?To Abraham: H

  • Derita Istri yang Difitnah Mandul   125.

    "Aku benar-benar nggak sanggup, Mas." Intan mengutarakan perasaan terdalamnya pada suaminya. Dia benar-benar tidak sanggup menghadapi tekanan demi tekanan yang ibu mertuanya berikan. Rasanya dia ingin menyerah saja. Bima menatap punggung istrinya yang berdiri membelakanginya. Pria itu lantas berdiri berjalan ke arah istrinya dan memeluk pinggangnya. "Selama ini kamu selalu sabar menghadapi sifat-sifat Mama dan adik-adik aku. Kamu bilang kamu selalu kuat kalau aku ada di samping kamu dan menguatkan kamu. Kamu harus kuat ya, juga optimistis kalau suatu saat nanti mereka akan sayang sama kamu. Mana kamu yang aku kenal dulu?""Aku capek, Mas," jawab Intan dengan posisi dirinya masih dalam keadaan dipeluk dari belakang. Dan dia tidak membalas pelukan suaminya itu. "Masalah ini nggak ada jalan keluarnya. Sampai mati pun mereka akan bersikap seperti itu. Aku benar-benar udah nggak kuat."Bima mengerti, perasaan Intan makin sensitif mungkin karena sedang hamil. Harusnya Intan tak boleh diber

  • Derita Istri yang Difitnah Mandul   124.

    "Gimana rasanya jadi ratu?"Langkah Intan yang baru saja keluar dari kamar dan hendak ke dapur, terhenti, mendengar teguran itu. Intan menoleh ke sumber suara. Mamanya menatapnya sambil bersidekap dada. Intan mengernyit tak mengerti pertanyaan itu. Dia mencoba tersenyum walaupun perasaannya mulai tak nyaman. "Mama ngomong apa, sih, Ma? Siapa yang jadi ratu?""Kamu lah, siapa lagi?" Intan terdiam mendengarnya.Mira berjalan mendekati Intan. Menatap menantunya itu dengan tatapan mengintimidasi. "Kamu dengar baik-baik, ya, Intan. Jangan pernah berpikir untuk bisa hidup enak dan bahagia di rumah ini. Mama pikir selama ini Mama sayang sama kamu? Mustahil, Intan.""Mama kenapa, sih, Ma?" tanya Intan mulai kesal. "Kenapa Mama jahat sama aku? Kenapa Mama belum bisa menerima aku? Apa yang membuat Mama nggak suka aku?""Kamu masih tanya kenapa?""Jujur, aku rindu sama Mama yang dulu. Mama yang sayang sama aku waktu aku hamil. Sekarang aku udah hamil, Ma. Aku juga udah cerita ke Mama soal ayah

  • Derita Istri yang Difitnah Mandul   123. Tak Sanggup Lagi

    "Gimana rasanya jadi ratu?"Langkah Intan yang baru saja keluar dari kamar dan hendak ke dapur, terhenti, mendengar teguran itu. Intan menoleh ke sumber suara. Mamanya menatapnya sambil bersidekap dada. Intan mengernyit tak mengerti pertanyaan itu. Dia mencoba tersenyum walaupun perasaannya mulai tak nyaman. "Mama ngomong apa, sih, Ma? Siapa yang jadi ratu?""Kamu lah, siapa lagi?"Intan terdiam mendengarnya.Mira berjalan mendekati Intan. Menatap menantunya itu dengan tatapan mengintimidasi. "Kamu dengar baik-baik, ya, Intan. Jangan pernah berpikir untuk bisa hidup enak dan bahagia di rumah ini. Mama pikir selama ini Mama sayang sama kamu? Mustahil, Intan.""Mama kenapa, sih, Ma?" tanya Intan mulai kesal. "Kenapa Mama jahat sama aku? Kenapa Mama belum bisa menerima aku? Apa yang membuat Mama nggak suka aku?""Kamu masih tanya kenapa?""Jujur, aku rindu sama Mama yang dulu. Mama yang sayang sama aku waktu aku hamil. Sekarang aku udah hamil, Ma. Aku juga udah cerita ke Mama soal ayah

  • Derita Istri yang Difitnah Mandul   122. Sedikit Kecewa

    Hari itu Bima memilih untuk tidak ke kantor, karena dia ingin menjaga istrinya yang sedang hamil muda. Selain itu, dia juga ingin memperbaiki hubungan dirinya dan istrinya. Pagi itu Bima bangun pagi-pagi sekali, kalau biasanya dia bersiap untuk mandi atau melihat istrinya memasak, kali ini dia berkutat di dapur membuatkan roti dan susu untuk Intan. Mira yang melihat itu mendekati anaknya. "Tumben pagi-pagi begini udah ke dapur? Bikin roti lagi?" tegur Mira menatap anaknya penuh selidik. "Buat siapa?" "Aku sengaja nggak ke kantor hari ini, Ma." Bima menjawab tanpa menghentikan aktivitasnya dari memolesi roti dengan selai strawberry, selai kesukaan Intan. "Aku mau nemenin Intan seharian. Dan ini sarapan buat dia, biar dia pas bangun nanti sarapannya udah siap." Bima lalu tersenyum menoleh ke mamanya sekilas. Sebelum berlalu dari harapan mamanya, mengantar makanan itu ke kamar. Mira tersenyum miring melihatnya. "Enak sekali, ya, Intan. Diperlakukan bagai ratu? Dia pikir dia bisa bahag

  • Derita Istri yang Difitnah Mandul   121.

    "Aku sangat kecewa sama Mama kamu, Mas." Intan mengungkapkan isi hati terdalamnya pada suaminya. Bima berjalan mendekati Intan yang kini membelakanginya. "Iya, aku ngerti." Dia memegangi bahu istrinya, tapi Intan malah menghindar dan menoleh membuat mereka bertatapan.Intan menatap suaminya intens. "Kamu nggak percaya, kan, Mas, sama apa yang Mama bilang tentang aku? Aku harap kamu bisa berpikir bijak." Intan kembali berjalan melewati suaminya. "Aku percaya sama kamu, Intan. Maafin, Mama, ya?"Intan memejamkan mata mendengar kalimat terakhir itu. Kalimat yang sudah sering Bima katakan. Dia berbalik badan menatap suaminya tajam. "Setelah apa yang Mama katakan tentang aku, menurut kamu aku masih bisa maafin Mama?""Bukannya selama ini kamu selalu maafin Mama?" Bima tersenyum tenang. Intan terdiam. Sesuatu pemikiran tiba-tiba muncul di benaknya. Mungkin selama ini dia diremehkan oleh keluarga suaminya karena dia lemah, dia terlihat lemah, dia terlalu baik, dia terlalu penurut. Begitu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status