Share

17. Bukan Cucu Kesayangan

Penulis: Aprillia D
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-31 04:25:27
"Gimana, Mas?" tanya Intan menatap suaminya yang mondar-mandir sejak tadi sambil berkutat dengan ponselnya. "Mischa bisa dihubungi?"

Bima hanya menjawab dengan gelengan kepala.

"Aku juga, nih." Intan menatap layar ponselnya yang mana log kontaknya sudah penuh nama Mischa, sejak tadi dia menelepon gadis itu berkali-kali. Namun, tidak sekali pun diangkat.

Selagi Tasya dan Keisya menjenguk Mira di dalam, Bima dan Intan sabar menunggu di luar ruangan. Mereka berusaha menghubungi Mischa kembali yang entah kenapa sejak tadi sulit dihubungi. Telepon tidak diangkat, dikirimi pesan singkat pun tak kunjung dibaca. Padahal Bima hanya ingin memberi tahu kabar Mira.

"Mungkin sekarang dia sibuk, dan pasti bakal dibaca nanti kalau udah nggak sibuk. Aku yakin apa pun itu, Mischa nggak berniat diam begini, kan?" Intan menenangkan suaminya.

"Kak Bima, dicari Mama." Tiba-tiba Tasya dan Keisya keluar dari ruangan.

Bima dan Intan sontak menatap ke arah yang sama.

Bima refleks memandangi Intan ya
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Derita Istri yang Difitnah Mandul   87.

    "Gimana, Bima? Benar kan yang Mama bilang?" Malam itu tengah malam, Bima bangun untuk mengisi gelas minumnya yang kosong. Dia terbangun karena kehausan lalu menyadari air minumnya sudah habis. Baru saja dia meletakkan teko di atas meja, mamanya menghampiri dan bertanya demikian. Bima menatap mamanya agak terkejut. Dilihatnya wanita paruh baya yang rambutnya sedikit memutih di bagian depan itu sedang bersidekap dada menatapnya. "Mama belum tidur?" tanyanya. "Kamu sendiri belum tidur?" Mira malah bertanya balik.Bima lalu melirik gelas minum yang ada di tangannya sekilas. "Aku haus, Ma.""Mama juga baru dari toilet, kebangun tadi karena kebelet pipis."Bima diam saja menatap gelas minumnya. "Gimana Intan? Dia sekarang udah tidur?" tanya Mira lagi.Bima yang mengerti arti pertanyaan itu langsung menatap mamanya. Dia jadi teringat sesuatu. "Ini semua pasti akal-akalannya Mama, kan?"Mira mengernyit. "Apaan, sih, kamu? Akal-akalan apa?" "Mama sengaja membuat foto itu, dan memfitnah I

  • Derita Istri yang Difitnah Mandul   87. Muslihat sang Ibu Mertua

    "Gimana, Bima? Benar kan yang Mama bilang?"Malam itu tengah malam, Bima bangun untuk mengisi gelas minumnya yang kosong. Dia terbangun karena kehausan lalu menyadari air minumnya sudah habis. Baru saja dia meletakkan teko di atas meja, mamanya menghampiri dan bertanya demikian.Bima menatap mamanya agak terkejut. Dilihatnya wanita paruh baya yang rambutnya sedikit memutih di bagian depan itu sedang bersidekap dada menatapnya. "Mama belum tidur?" tanyanya."Kamu sendiri belum tidur?" Mira malah bertanya balik.Bima lalu melirik gelas minum yang ada di tangannya sekilas. "Aku haus, Ma.""Mama juga baru dari toilet, kebangun tadi karena kebelet pipis."Bima diam saja menatap gelas minumnya."Gimana Intan? Dia sekarang udah tidur?" tanya Mira lagi.Bima yang mengerti arti pertanyaan itu langsung menatap mamanya. Dia jadi teringat sesuatu. "Ini semua pasti akal-akalannya Mama, k

  • Derita Istri yang Difitnah Mandul   86. Goyah

    Intan langsung menutup pintu begitu mereka berdua berada di kamar. Menatap punggung suaminya yang kini sedang membelakanginya. "Mas, kamu nggak percaya sama aku? Apa yang kamu pikirkan tentang foto itu memangnya? Kamu curiga apa sama aku?" tanya Intan beruntun. Bahkan dia belum sempat menaruh belanjaannya yang masih dia pegang sejak tadi.Tak mendengar jawaban dari suaminya, Intan lalu meletakkan tootbag-tootbag itu ke atas meja kamarnya. Lalu dia mendekati suaminya. Memeluk pinggang keras pria itu dari belakang dan menempelkan pipinya dia sana. Mencoba membujuk suaminya. "Mas, kamu percaya, kan, sama aku?" tanyanya lembut. "Kamu harus dengerin penjelasan aku dulu. Aku punya alasan--"Ucapan Intan terhenti begitu Bima melepas tangannya yang memeluk pria itu dan berbalik badan. Intan mendongak menatap suaminya yang kini juga memandangnya dingin."Coba jelaskan.""Iya memang benar aku dan Abraham pernah makan bareng, dan itu cuman di kantin belakang rumah sakit. Aku berterima kasih sama

  • Derita Istri yang Difitnah Mandul   85. Api yang Mulai Membara

    "Dari mana aja kamu?" tanya Bima kemudian. Intan mengernyit heran mendengar pertanyaan itu. Dia bingung kenapa suaminya masih saja bertanya dia dari mana? Padahal bukankah tadi sore dia sudah memberi tahu? Dan kenapa wajah suaminya kini terlihat dingin? Tidak seperti biasanya. Intan lalu beralih menatap ibu mertuanya. Wajah ibu mertuanya juga tak kalah dingin, bahkan menatapnya tak suka. Perasaan Intan mulai tak nyaman melihat wajah-wajah itu. "Ada apa ini, Mas, Ma?" tanyanya. "Kamu bukannya jawab pertanyaan aku, malah nanya balik," sahut Bima. Intan terdiam sesaat sebelum akhirnya menjawab. "Aku dari Mall, Mas. Ini aku belanja baju." Intan mengangkat beberapa tootbag yang dipegangnya sejak tadi. "Aku juga beli baju buat kamu loh, Mas." "Kenapa baru pulang malam sekali?" tanya Bima lagi dengan tatapan yang mengintimidasi dan penuh kecurigaan. "Aku kira kamu udah di rumah sebelum aku pulang." Intan tersenyum berusaha me

  • Derita Istri yang Difitnah Mandul   84. Intan Selingkuh?

    "Sekarang kamu percaya kan sama Mama kalau istrimu itu sudah tega mengkhianati kamu. Sekarang kamu tahu kan seburuk apa sebenarnya perempuan yang kamu bangga-banggakan itu?"Bima menggeleng, masih tidak percaya. Meski hatinya sakit melihat foto itu, jauh di lubuk hatinya yang paling dalam berharap ini semua hanya salah paham. Foto itu bisa jadi rekayasa. Atau apa pun itu yang tidak menunjukkan kejadian yang sebenarnya."Buktinya udah ada di depan mata, Bima. Tapi kamu masih nggak percaya? Kamu masih mau sama istrimu itu? Kamu bodoh atau denial, denial untuk mengakui kalau perempuan yang selama ini kamu anggap baik ttega berkhianat!""Mama dapat foto itu dari mana, Ma?" tanya Bima kemudian. "Foto itu bisa aja nggak valid, kan? Bisa aja itu hanya fitnah.""Fitnah kamu bilang? Mama justru dapat foto itu dari orang terpercaya.""Dari siapa?"Mira lalu menurunkan tangannya, menjauhkan foto itu dari anaknya samb

  • Derita Istri yang Difitnah Mandul   83. Berita Buruk

    Dua bulan kemudian. Banyak hal positif yang terjadi dalam kehidupan keluarga Prawira sejak dua bulan terakhir. Tidak hanya hubungan Intan dan sang ibu mertua yang semakin hari semakin membaik, meskipun hubungannya dengan kedua adik ipar masih sama. Namun, juga program kehamilan yang Bima dan Intan lakukan berjalan lancar. Penyakit infeksi rahim yang Intan derita selama bertahun-tahun itu akhirnya sembuh dan kemungkinan untuk dia hamil kian besar. Bima dan Intan tentunya begitu bahagia, begitu juga dengan sang ibu mertua. Malam itu, Bima baru pulang dari kantor. Pria itu terheran begitu masuk ke dalam rumah, dia mendapati mamanya sedang menangis di ruang keluarga. Melihat itu, Bima tentu saja langsung panik dan menghampiri. "Mama, ada apa, Ma? Mama kenapa nangis?" Mira langsung mendongak menatap anaknya dengan linangan air mata. "Bima ...." Dia pun berdiri memeluk anak pertamanya itu. Sikap Mira yang demikian membuat Bima bertanya-tanya ada apa dengan ibunya kini. Apa yang membua

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status