Share

Alex cemburu kepada Kenan

Setelah dua hari tidak bertemu Renata, hari ini Kenan kembali berkunjung ke rumah Alex untuk menemuinya. Rindu yang ia rasakan begitu besar. Apalagi kalau malam tak bisa tidur karena terus memikirkannya. Kenan mengakui jika dirinya mencintai Renata, tanpa memandang statusnya yang hanya serang pembantu.

Alex yang sedang berdiri di balkon kamarnya, melihat sebuah mobil yang menurutnya tak asing berhenti di halaman rumah. Ia melihat Kenan keluar dari mobil, tetapi ia tak berniat sama sekali untuk menyambut kedatangan sepupunya itu.

Lima belas menit sudah setelah Kenan datang ke rumahnya, tetapi tidak ada pelayan yang memanggilnya untuk menemui Kenan. Alex memutuskan keluar dari kamarnya. Pandangannya menelisik mencari keberadaan Kenan, tetapi ia sama sekali tak melihatnya.

''Kemana dia,'' gumam Alex, lalu ia memanggil BI Ijah yang kebetulan sedang menyapu di ruang depan. ''Bi, apa Bibi melihat kenan?''

''Tadi saya melihat Tuan Kenan pergi ke halaman belakang menghampiri Neng Renata yang sedang menyirami bunga di taman,' jawabnya.

'Ternyata kedatangannya pagi-pagi begini untuk ngapel, ini tidak bisa di biarkan. Mereka berdua tidak boleh dekat,' batin Alex lalu bergegas menyusul mereka di taman belakang.

Sesampainya di taman belakang, Alex melihat Kenan dan Renata tampak asyik bercengkerama. Bahkan Kenan membantu pekerjaan Renata. Alex mengepalkan tangannya kuat, tak suka melihat Renata bisa bercengkerama sambil tertawa bersama Kenan.

''Ekhem.'' Alex berdehem sehingga mereka berdua menghentikan obrolannya yang terlihat asyik.

''Eh Alex, sini mau gabung sama kita!'' ajak Kenan.

''Nggak level,'' jawabnya ketus, lalu duduk di salah satu bangku taman.

Alex masih setia duduk disana memperhatikan mereka. Renata sedikit tak enak karena Kenan terus saja mengajaknya mengobrol, sedangkan di ujung sana ada seseorang yang sedang memperhatikannya. Renata takut jika nantinya Alex menghukumnya.

''Sebaiknya Tuan Kenan jangan dekat-dekat saya dulu karena saya masih harus mengerjakan pekerjaan yang lain. Sejak tadi Tuan Alex memperhatikan kita. Aku takutnya Tuan Alex marah kepadaku,'' ucap Renata kepada Kenan.

''Em baiklah, aku nggak mau menyulitkan pekerjaan bidadari cantikku ini. Kalau begitu aku kesana dulu ya menemani Alex,'' pamit Kenan. Ia sedikit mengerti kenapa Renata tak ingin ia mendekatinya saat bekerja.

Alex yang melihat Kenan berjalan ke arahnya, langsung saja mengajanya masuk ke dalam rumah.

''Ken, kamu ngopi-ngopi dulu saja, aku mau ke kamar sebentar,'' ucap Alex lalu pergi ke kamarnya.

Alex baru saja akan menghubungi istrinya, tetapi tak jadi saat melihat ada panggilan masuk dari istrinya. Dengan penuh semangat ia mengangkat panggilan itu.

📞''Halo, sayang. Bagaimana keadaanmu disana? Apa pemotretannya lancar?'' tanya Alex.

📞''Ahh ku baik-baik sajaahh,'' jawab Laura dengan sedikit mendesah.

📞''Kamu kenapa, sayang? Kenapa suara kamu seperti itu?'' tanya Alex.

📞''Tadi aku menabrak pintu, Mas,'' jawab Laura, tetapi kali ini tak ada lagi suara desahan.

Laura memberikan isyarat kepada lelaki di sebelahnya agar tak mengganggunya selama ia masih menelepon Alex. Kebetulan Laura dan selingkuhannya sedang berada di hotel. Mereka baru saja selesai memadu kasih.

📞''Hati-hati dong, sayang. Ngomong-ngomong kamu pulang kapan?''

📞''Aku pulang tiga hari lagi, Mas. Udah dulu ya ini bosku menelepon.''

📞''Ya sudah, I love you,'' ucap Alex penuh cinta.

📞''Love you more,'' jawab Laura lalu segera mematikan panggilan teleponnya.

Alex sama sekali tak curiga kepada istrinya. Semua itu karena ia telah dibutakan oleh cinta. Alex kembali menghampiri Kenan, tetapi sesampainya di ruang keluarga ternyata Kenan sudah tidak ada disana.

'Sial, di tinggal sebentar saja dia sudah nggak ada. Ini tidak bisa dibiarkan, Kenan nggak boleh memiliki Renata,' batin Alex tak terima.

Statusnya sebagai istri siri yang tersembunyi pasti bisa membuat Renata kapan saja lelah akan statusnya itu. Alex tak mau itu terjadi. Apalagi jika Renata pergi darinya dan beralih ke pelukan Kenan.

...

...

"Biar saya bantu," ucap Alex lalu mengambil piring-piring kotor dari atas meja makan

"Tidak usah, Tuan. Biar saya saja yang membereskannya." Renata berusaha menolak bantuan Alex, tetapi Alex mengabaikannya. Ia tetap membantu Renata.

Alex menyalakan kran berniat untuk mencuci piring. Renata pun berusaha melarangnya, tetapi Alex tetap melakukannya. Apalagi ini pertama kalinya Alex melakukan itu.

Prang

Terlihat pecahan piring berserakan dilantai. Alex tak sengaja menjatuhkan piring karena tangannya licin. Renata berjongkok lalu memunguti pecahan piring itu. Sedangkan Alex masih mematung di tempatnya memperhatikan Renata yang menurutnya perhatian, padahal itu sudah tugas Renata sebagai pelayan.

"Aww ...," jerit Renata karena tangannya terkena pecahan piring.

"Hati-hati, Rena." Alex spontan meraih tangan Renata dan membersihkan darah dijari itu dengan air.

Alex memanggil Bi Marni dan memintanya untuk membersihkan pecahan piring itu.

Sedangkan dirinya mengajak Renata untuk pergi ke ruang keluarga.

"Sebentar ya, aku ambil kotak p3k dulu," ucap Alex lalu beranjak dari duduknya, sedangkan Renata masih menatapnya tak percaya. Alex yang sekarang beda sekali dari sebelum-sebelumnya. Entah kenapa Alex mendadak perhatian.

Saat Alex sedang mengobati tangan Renata, terlihat Kenan yang baru datang melihat interaksi kedekatan keduanya. Kenan sengaja datang tanpa permisi berniat memberikan kejutan untuk Renata. Namun, dirinya sendiri yang kini terkejut melihat Alex dan Renata terlihat dekat.

'Sebenarnya ada hubungan apa antara mereka berdua?' batin Kenan.

Kenan yang belum terlihat oleh keduanya, ia sengaja bersembunyi. Tetapi ia masih mengawasi mereka berdua. Hingga saat melihat Alex yang tiba-tiba mencium tangan Renata membuat Kenan semakin curiga.

Tak lama kedua orang yang sedang Kenan perhatikan pun beranjak pergi. Alex ke kamar sedangkan Renata kembali ke belakang. Kenan muncul dari tempat persembunyiannya, lalu ia menghampiri Renata.

Renata merasa terkejut saat melihat seseorang menyodorkan buket mawar merah kepadanya. Ia menoleh ke samping melihat siapa yang datang. Ternyata dia adalah Kenan. Renata menatap Kenan yang sedang menatapnya penuh cinta.

"Bunga mawar merah untuk wanita spesial," ucap Kenan.

"Ini buat aku?" Renata memastikannya sambil mengambil bunga mawar merah itu.

"Benar, apa kamu suka?" tanya Kenan.

"Suka, ini bagus sekali." Renata menciumi aroma mawar merah itu.

"Ada waktu nggak! Ayo kita bicara sebentar!" ajak Kenan.

"Boleh," jawabnya.

Mereka berdua pergi ke taman belakang. Hanya disana tempat ternyaman untuk mengobrol. Kenan yang sejak tadi ragu untuk bicara, kini memberanikan diri mengutarakan apa yang ada di dalam benaknya.

"Rena, tadi aku tak sengaja melihatmu berduaan dengan Alex di ruang keluarga. Apa kamu dan dirinya dekat? Saya hanya takut jika bisa saja Laura melihatnya dan pastinya marah besar."

"Aku dan Tuan Alex tidak sedekat itu kok, tapi tadi memang mendadak aneh. Tiba-tiba Tuan Alex perhatian kepadaku," ucap Renata.

'Aneh sekali, atau jangan-jangan Alex suka sama Rena,' batin Kenan.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status