Sita berdiri di tepi jalan yang ramai dan menatapnya dengan serius.Banyak orang yang berlalu-lalang tertarik dengan penampilan Husein yang menawan, bahkan terus menoleh untuk melihatnya. Lampu jalan tidak terlalu terang. Tatapan Husein menjadi sedikit tidak wajar. Dia tanpa sadar menjawab, “Sita, mengapa kamu begitu percaya diri?”Setelah berbicara demikian, Husein langsung mengerutkan bibirnya. Entah mengapa dia menyesalinya.Sita mengangguk, “Karena Tuan Husein tidak menyukaiku, jangan sering-sering muncul di sekitarku, ataupun melakukan hal-hal baik untukku, itu akan membuatku berpikir bahwa kamu menyukaiku.”Tenggorokan Husein bergerak sedikit, “Aku melakukan semua ini karena… karena ingin menebus kesalahanku. Tiga tahun terakhir, aku memang sering mengabaikanmu.”Sita bukanlah tipe perempuan gila harta seperti yang dia bayangkan.Mata Sita sedikit berkaca-kaca, dan lidahnya sedikit pahit.Dia menjawab dengan tenang, “Menebus apa? Menurutmu aku sekarang kekurangan apa?”Husein me
Jenny dengan cepat berkata, “Sita, karena kita teman sekelas, kali ini tolong maafkan aku. Aku benar-benar tidak akan mengulanginya lagi di masa depan. Perusahaan keluargaku telah bangkrut, dan ayahku juga ditangkap. Jika ini terus berlanjut, keluargaku benar-benar tidak akan punya jalan keluar.”“Jadi, saat kamu menggertak orang lain dan sesuka hati menyebarkan fitnah tentang mereka, apakah kamu tidak pernah memikirkan hal itu?”Sita melihat Jenny tidak bisa berkata-kata, sehingga dia berbicara dengan wajah dingin, “Aku katakan sekali lagi, aku tidak akan memaafkanmu.”Setelah Sita selesai berbicara, dia hendak pergi, tetapi Jenny tiba-tiba berlutut, “Sita, tolong maafkan aku kali ini. Aku akan meminta maaf secara terbuka di grup alumni, bahkan aku akan memposting dan menyematkan permintaan maaf di media sosialku. Aku benar-benar tidak akan mengulanginya lagi!”“Lepaskan! Untuk apa kamu menggertak orang lain ketika kamu ingin, dan sekarang orang lain harus memaafkanmu ketika kamu memi
Sita memikirkan sejenak dan menjawab, “Seharusnya tidak ada apa-apa. Apakah ada yang perlu aku bantu, nek?”“Aku berhasil melewati masa kritis dan operasiku, dan akhirnya aku bisa pulih dan keluar dari rumah sakit. Jadi aku memutuskan untuk mengadakan pesta perayaan kecil-kecilan. Aku ingin mengundangmu dan saudara-saudaramu untuk datang dan berpartis. Apakah mereka punya waktu?”Sita tidak menyangka Nenek akan mengundang kakak-kakaknya.Pemandangan itu begitu indah, sampai dia bahkan tidak bisa membayangkannya!Dia ragu-ragu untuk beberapa saat, “Uhuk, aku perlu mendiskusikan hal ini dengan kakak-kakakku terlebih dahulu, aku akan menghubungi Nenek lagi nanti.”Setelah Sita menutup telepon, dia sedikit linglung saat sarapan.Bagaimana dia mengatakannya dengan kakak-kakaknya tentang masalah itu?Pada siang hari, perut Sita tiba-tiba merasa sedikit tidak nyaman, merasa seperti ada yang menendang.Dia sedikit khawatir, sehingga dia langsung pergi ke rumah sakit untuk menemui kakak ketigan
“Bukankah tidak baik membicarakan keburukan orang lain di belakang mereka?”Punggung Sita seketika merinding. Dia berbalik dan melihat pria tampan berdiri di ambang pintu, sedikit bersandar di kusen pintu, dan menatap tajam ke arah Sita.Sita tidak menyangka dirinya akan tertangkap basah.Dia tersenyum, “Bukan seperti itu maksud saya. Biasanya, semakin galak seorang dokter, kemampuan medisnya juga semakin baik.”“Sita, kamu tidak perlu terlalu serius, dia memang seperti itu.”Ryan menepuk pundaknya, “Sita, ngomong-ngomong, ayo kita keluar untuk makan bersama malam ini. Jarang sekali dia datang ke Surabaya selama seminggu untuk perjalanan bisnis, dan dia datang jauh-jauh untuk menemuiku. Kita harus mentraktirnya makan.”“Kamu tidak perlu begitu baik. Aku dengar kamu menemukan adikmu, jadi aku secara khusus datang untuk melihat seperti apa orangnya.”Sita mengedipkan matanya. Dia secara khusus datang untuk melihat dirinya?Detik berikutnya, Ryan berbicara dengan bangga, “Bagaimana menuru
Ketika Sita melihat Husein, dia tiba-tiba merasa bahwa dunia ini begitu sempit. Dia bisa selalu bertemu dengannya.Husein berdiri dengan tegap dan mantap di tengah-tengah kerumunan orang.Tetapi ketika dia melihat Sita dengan seorang pria, langkah kakinya sesaat terasa berat dan menatap Sita dalam-dalam.Sebagai bos, ketika Husein melihat ke tempat tertentu, maka yang lainnya juga mengikuti tatapannya.Bibir tipis pria itu mengerut dingin membentuk sebuah garis. Sejujurnya, cukup mengejutkan melihat Sita di sana.Tetapi hal yang lebih mengejutkan lagi adalah melihat Sita makan disana bersama pria asing.Tatapannya seketika padam. Ketika dia melihat kehadiran seorang pria di samping Sita, suasana hati Husein selalu menjadi sangat buruk.Suasana di lobby pun menjadi sedikit aneh.Sita tidak menyangka akan bertemu pria anjing itu di sana. Dia mengabaikan Husein dan berbalik untuk menatap Zidan, “Ayo pergi.”Zidan spontan menyadari bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Setidaknya Sita pasti
Jika kakak-kakaknya yang lain tahu tentang hal itu, dia mungkin tidak akan bisa menghentikannya.Saat dia hendak menjawab, dia tiba-tiba melihat bayangan pada botol anggur merah di sebelahnya. Bukankah pria di belakang yang berdiri pada ambang pintu itu adalah Husein?Jadi secara kebetulan, ruang privat tempat dia makan berada tepat di sebelahnya?Sudah berapa lama pria anjing itu berdiri di sana?Sita ragu-ragu sejenak, dan dia menatap Zidan di depannya, “Karena ini bukan anaknya.”Setelah mendengar jawaban itu, mata Zidan tampak menunjukkan keterkejutan. Dia tidak begitu percaya dengan apa yang Sita katakan.Seusai berbicara demikian, Sita terus memperhatikan bayangan pada botol anggur merah dari sudut matanya.Tidak lama kemudian, pria itu berbalik dan kembali ke ruangan.Sita menghela napas lega. Dia tidak ingin Husein tahu bahwa anak itu adalah anaknya. Karena dia ingin membawa anak itu pergi.Di tengah-tengah makan, Ryan akhirnya terlambat datang.“Kak, aku sudah memesan nasi gor
Dua pria itu bertemu di koridor. Yang satu pembawaannya dingin dan dewasa, sedangkan yang lainnya dingin dan kaku.Suasananya tampak sangat tenang.Ketika keduanya berpapasan, Husein tidak bisa menahan diri untuk tidak berkata, “Kamu tidak pantas untuknya.”Zidan mengangkat sudut bibirnya, “Sebagai mantan suami, kamu terlalu ikut campur.”“Berhenti!”Husein berbalik dengan tatapan dingin, “Ini adalah peringatan. Selain itu, keluargamu tidak akan bisa menerima anak di dalam perutnya. Dia sangat keras kepala dan pasti dia akan mempertahankan anak itu.”“Tidak, keluargaku akan menerima anak di dalam kandungannya dengan senang hati. Sebab aku tidak subur, dan aku tidak akan pernah memiliki anak. Jika aku menikahinya, maka aku akan mendapatkan dua-duanya, istri dan juga anak, terlebih itu anak kembar. Bukankah ibuku akan sangat bahagia?”Setelah Zidan melontarkan kalimat itu dengan tenang, dia berbalik dan berjalan menuju kamar mandi.Husein berdiri di tempatnya, seluruh wajahnya hampir dis
Sungguh, pikiran Sita kacau di saat penting!Tidak lama kemudian, dia sepertinya mendengar bel pintu rumah berbunyi.Sita seketika duduk dengan terkejut, Husein tidak mungkin datang, kan?Setelah memikirkannya dengan matang, dirinya pasti salah dengar. Bagaimana mungkin Husein datang menemuinya!Tetapi suara bel pintu berbunyi lagi.Pertamanya Sita membuka pintu kamar tidur dan melihat bibinya berjalan ke pintu masuk rumah, “Sudah larut malam begini, siapa yang membunyikan bel pintu?”“Bibi…”Awalnya Sita bermaksud untuk menghentikan Bibinya, tetapi sudah terlambat.Pintu terbuka dan dia melihat Husein berdiri di luar. Pria itu mengenakan pakaian kasual abu-abu, tidak memperlihatkan sikap serius dan dingin seperti saat mengenakan setelan jas di siang hari, sedikit lebih fresh.Ekspresi Sita canggung dan cuek, pria anjing itu benar-benar datang!Ketika Bibi melihat Husein, ekspresinya terkejut, “Sita, mengapa dia ke sini?”Husein berdiri di depan pintu dan menjawab dengan sopan, “Nenek