Share

Bab 19.

"Mbak. Mbak.. Yuk mbak bangun," seorang Ibu-ibu yang merasa iba melihat Aya menangis di tengah keramaian orang-orang, mencoba membatu Aya berdiri.

Aya mengusap air matanya, ia menolak batuan ibu itu. Dia paling tidak suka jika ada yang mengasihaninya, meskipun tidak tega Ibu itu pun terpaksa meninggalkan Aya.

Masih terisak kecil Aya berjalan meninggalkan bandara sambil melihat area bandara itu, berharap keajaiban muncul, Namun nyatanya pria memang tidak ada.

Dafa telah pergi, Aya berjalan terseok seok. Mendadak kepalanya terasa berdenyut, matanya berkunang-kunang.

Di paksa berjalan denyut di kepalanya kian menjadi, hingga tubuhnya limbung kebelakang.

Namun bukan rasa sakit karena terhantam lantai, tapi sebuah pelukan hangat yang ia rasakan.

Bukan hanya itu, harum parfum yang sudah dia hapal dan favoritkan dapat tercium dengan sangat jelas. Ingin ia membuka mata, namun ia takut ini mimpi karena terlalu mengharap kehadiran pria itu.

"Ay

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status