Share

Bab 23. Uang Dalam Amplop.

Shania segera di giring seorang anggota polisi menuju penjara. Sebelum pergi ia menoleh kepada Janeta. Dua tetes air mata jatuh membasahi pipinya yang terlihat kumal. Bibir pucatnya bergetar dan tatapan matanya hampa.

Janeta memberikan senyuman dan anggukkan kepala. Ia seakan mengisyaratkan sebuah dukungan moral kepada Shania yang terlihat putus asa. Shania pun akhirnya mampu tersenyum.

“Kamu tidak sendiri Shania.” Janji Janeta di dalam hati. Ia pun melangkah meninggalkan kantor polisi. 

Sambil berjalan menyusuri koridor ia memikirkan solusi yang harus ia ambil untuk mempercepat penyelidikannya. Satu-satunya  cara yang harus ia lakukan adalah mengumpulkan barang bukti dan saksi-saksi. Dan itu bukan pekerjaan yang mudah. Ia sedikit memijit kepalanya yang mumet.

*

Sebelum melanjutkan perjalanannya kembali menuju kantor, Janeta mampir dulu di sebuah rumah makan. Jarum jam sudah menunjukkan pukul dua tengah hari. Para penghuni usus sudah me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status