Share

Bab 57. Diracun.

Pukul 10 pagi di rumah Nyonya Shania.

“Kok Janeta belum datang juga? Tidak seperti biasanya ia terlambat.” 

Nyonya Shania mondar-mandir dari ruang tamu dan ke teras rumahnya. Berkali-kali ia melihat jam tangan yang bergelung manis di pergelangan tangannya. 

Waktu terus berjalan, namun Janeta yang ditunggu-tunggunya belum juga datang. 

Untuk kesekian kalinya ia coba menghubungi Janeta lewat ponselnya. Namun nada tidak aktif kembali menjawab panggilannya.

“Tidak ada gunanya kamu menunggu tukang kebunmu itu. Dia tidak akan datang lagi selamanya.” Tiba-tiba suara Tuan Fidel menyeruak dalam kegelisahan Nyonya Shania. Ia menoleh tajam ke arah suaminya itu.

“Apa maksudmu?” tanyanya dengan nada hambar.

“Kalau saja Tuan Morat tidak melarang, sudah dari kemarin aku usir kau dari rumah ini.” dengus Nyonya Shania dalam hati.

Tuan Fidel duduk di atas sofa. Di tangannya ia membawa sebuah cangkir
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status