“Ya. Wahid Zubair Alkhiladi, itu adalah aku. Penjaga bilang kau mencariku ya? Ada perlu apa?” tanyanya dengan tanpa basa-basi.
Well, Penjaga itu bermulut besar ternyata. Tapi baguslah, setidaknya aku tidak perlu menjelaskan panjang lebar.
***
Segera saja kuulurkan tanganku padanya dan kukatakan, “Halo! Namaku Draco Black, dan dia adalah Asistenku Gwen.”
Profesor yang sering dipanggil Wahid itupun mengangguk dan mempersilahkanku duduk. Kurasa, pihak Pepustakaan ini sengaja menyediakan kursi dan meja ini sebagai ruang tamu untuk Profesor ini. Apapun itu tapi setidaknya baik untukku.
“Jadi, apa tujuanmu mencariku?” tanya Wahid tanpa basa-basi.
“Okay. Sebenarnya...aku sudah mengetahui sedikit tentangmu. Maksudku...aku hanya ingin bertanya tentang sesuatu,”
“Langsung saja kau katakan apa yang ingin kau tanyakan! Aku tidak suka berbasa-basi, kau tau waktu itu sangat berharga bagiku.&rdqu
“Ya, tapi setidaknya kau masih bisa menangani semua sendiri. Lagipula kau tidak ada kasus ‘kan sekarang?!”***Baru saja Gwen mengatakan kalau aku sedang tidak ada kasus, mendadak ponselku kembali berdering setelah beberapa hari. Dan sudah pasti itu adalah Albert yang selalu setia menggangguku.“Ada apa?!” ketusku.“Bagaimana kabrmu, Drag? Kau pasti menikmati liburannya ‘kan?”“Liburan apa! Lain kali, aku tidak akan mau pergi jika liburan itu berasal darimu!”“Dasar Penggerutu! Sudahlah. Aku menelponmu karna sebuah kasus menunggumu!”“Ya ampun! Tidak bisakah kau membiarkanku istirahat?!”“Aku juga mau istirahat tau! Tapi dua orang itu terus menerorku sejak kau pergi ke Kairo! Aku tidak mau tau, kau harus ke Kantorku sekarang juga!” kata Albert kemudian menutup panggilan telponnya.Tapi baru saja aku akan pergi ke Kantor Albert
“Oleh-oleh kepalamu! Memangnya kau menyediakan dana lebih untuk belanja oleh-oleh?! Destinasi liburannya saja tidak bermutu!”“Dasar tidak tau terima kasih! Tau begitu kukirim saja kau ke Pulau Tengkorak!” dengus Albert.***Setelah satu jam lamanya menunggu Albert menghabiskan makanannya, akhirnya jam makan siang pun usai. Dan kuakui, Albert memang sangat mahir membuatku kesal. Sayangnya dia juga yang selalu ada di saat aku membutuhkan bantuan.“Jadi, langsung saja pada topik bahasan. Apa yang terjadi pada Pasangan kedua orang itu?” tanyaku terus terang.“Memangnya kau sudah bertemu dengan mereka?”Aku pun mengangguk dan tentu saja Albert sudah paham kalau kedua orang sudah mulai menghantuiku. Hingga akhirnya, ia pun mengambil sebuah folder yang berisi berkas-berkas kasus kematian di Hotel itu.Sambil menyerahkan folder itu padaku, Albert berkata, “Ini adalah hasil fisum dar
Tapi lagi-lagi aku tidak menemukan jawaban apapun. Ini sangat menyebalkan! Karna tidak ada apapun yang kudapatkan dari kedua mayat itu, akhirnya kuputuskan untuk pergi dari Rumah sakit dan kembali berpikir apa yang harus kulakukan selanjutnya.***Saat ini aku bahkan tidak bisa berpikir karna perutku mulai terasa lapar. Bahkan perut ini semakin tidak punya etika ketika ia berbunyi cukup keras. Dan tiba-tiba, ponselku berdering dan ternyata itu adalah panggilan dari Gwen.“Hai Gwen! Ada apa? Kau merindukanku?” godaku.“Terserah kau saja! Yang pasti aku sedang di kedai fast food sekarang. Kalau tidak sibuk aku mau traktir makan siang,”“Benarkah?! Oh sayang...kau memang pantas menjadi Istri terbaikku!”“Hentikan omong kosongmu atau makan siangnya batal!”Tentu saja, aku pun meluncur dengan cepat menuju kedai fast food di mana Gwen berada. Well, aku sangat terkesan kali ini. Ternyata Gwen s
Dengan ramah Evelyn berusaha menyambut kami meski aku tau, ia masih sangat sedih atas kematian Suaminya yang tragis itu.***“Hai, Tuan dan Nyonya Black! Selamat datang di Rumahku!” sapa Evelyn yang spontan membuat Gwen terbelalak.“Um...sepertinya kau salah paham. A-aku bukan Istrinya Draco,” sela Gwen dengan cepat.“Benarkah? Oh aku minta maaf,”Well, akhirnya Evelyn membawa kami masuk ke dalam Istananya yang sangat megah itu. Dan ternyata interior Rumah itu sangat elegan namun klasik. Bahkan sebagian besar dari tempat itu didominasi oleh kayu.Begitu memasuki rumah, kami langsung disuguhi aula yang terkesan hangat. Bahkan, di sana terpampang foto pernikahan Evelyn dan Suaminya. Mereka berdua terlihat sangat bahagia dalam foto itu. Tapi jika benar keluarga mereka sangat bahagia, kenapa Suami Evelyn sampai berada di dalam kamar Hotel bersama seorang wanita?Tapi kali ini aku tidak mau banyak bertan
Baiklah. Jika sudah mulai garang seperti itu maka tidak ada yang bisa kulakukan. Terpaksa aku pun menghentikan keusilanku dan kembali duduk di ruang makan. Hingga akhirnya, terpikirkan sebuah ide di kepalaku.****Author Pov.*Di sebuah Ballroom ternama di Kota London, hari ini dilangsungkan sebuah pesta yang tentu saja sangat mewah karna dihadiri oleh para Elite dan Pengusaha di Kota London. Termasuk Robert Horn yang sudah pasti akan berada di sana.Dengan setelan berwarna serba hitam, ia terlihat begitu gagah. Namun kesan dingin dan angkuh tidak bisa hilang darinya. Entah akibat kematian sang Istri atau memang dia sudah seperti itu dari kecil.Tapi cukup mengejutkan karna ternyata pesta itu juga dihadiri oleh Evelyn Mayer. Malam ini Evelyn pun tampil dengan sangat anggun dan juga cantik dengan gaun berwarna gold. Ia membiarkan rambutnya tergerai dengan riasan natural yang membuatnya semakin cantik.Meski Evelyn bukanlah seorang Pengusaha s
Sejak saat itu, Evelyn semakin benci pada Robert. Bukan karna Robert mengingatkannya pada kejadian meninggalnya Suaminya, tapi karna bagi Evelyn Robert adalah pria kurang ajar pertama yang ia temui dalam hidupnya.****Draco Pov.*Well, akhirnya tetap saja aku tidur di rumah Gwen. Jangan pikir aku berhasil bercinta dengan Gwen malam ini. Karna nyatanya aku hanya bisa tidur di atas sofa yang ada di ruang tamu. Gwen sudah membereskan meja makan dan juga dapur tentu saja.Jadi aku pun sendirian di ruang tamu meski aku belum juga bisa tidur. Tidak nyaman dengan posisi tidurku maka aku berinisiatif untuk melepas jaket kulit yang kupakai. Tapi aku merasakan ada sesuatu yang terasa menggajal di dalam saku jaketku.Akhirnya kurogoh saku jaketku dan benar saja. Ada sesuatu di dalam saku jaketku. Sebenarnya aku sedikit heran karna seingatku, sejak seharian ini aku tidak memasukkan apapun ke dalam kantong jaketku.Aku cukup terkejut karna ternyata yang
Astaga! Aku tidak menyangka Vlad bahkan mengetahui sejarah dari kalung itu. Tapi, kenapa dia ingin aku mengetahui hal ini? Apa yang dia ketahui sebenarnya?***Di saat banyak pertanyaan terus berputar-putar di kepalaku, tiba-tiba ponselku berdering dan berhasil mengejutkanku. Dan ternyata, itu adalah panggilan telpon dari Albert.“Ada apa?!” kataku dalam panggilan telpon.“Apanya yang ada apa! Apa kau sudah mendapat perkembangan dari kasus ini? Kuharap kau tidak melakukan hal yang lain ya!” kata Albert yang sepertinya sedang kesal.“Ada apa denganmu?! Pagi-pagi sudah mengomel seperti wanita saja!”“Masalahnya, sepagi ini pun Klient mu itu sudah mendatangiku dan membuat pengaduan untuk menuntut Tuan Horn!”“Apa?! Maksudmu Evelyn? Ada apa lagi dengan mereka?!”“Aku tidak bisa menjelaskan di telpon. Pokoknya kau harus datang ke kantorku sekarang juga!” kata Al
Tapi menurutku, jika orang itu sampai tau rahasia dari Sonia dan Edmund. Artinya orang itu bisa jadi orang dekat yang ada di sekitar keluarga Mayer atau Horn. Dan semua orang berpotensi menjadi tersangka dalam hal ini. Bahkan, Evelyn dan Robert sekalipun.***Selain melihat bukti chat dari kedua ponsel milik korban, aku pun melihat foto-foto yang ada di galeri ponsel mereka. Dimulai dari foto-foto milik Sonia. Seperti kebanyakan orang, dalam ponselnya pun banyak sekali foto selfy dan dan beberapa foto Sonia bersama Robert Suaminya.Bahkan ia juga menyimpan foto pernikahannya di dalam ponsel. Seperti foto pernikahan Edmund yang pernah kulihat di kediaman Mayer, foto pernikahan Sonia dan Robert pun menunjukkan kalau mereka sangat bahagia.Tapi, ada foto seorang wanita paruh baya yang berdiri di sebelah Robert di mana ia terlihat tidak bahagia. Jika dilihat dari posisi ia berdiri, kuduga wanita itu adalah Ibu dari Robert. Kutandai foto itu karna menurutku, a