Rencana Kedua
Seketika jalanan pun menjadi macet akibat kejadian itu. Beberapa petugas Polisi termasuk Albert akhirnya tiba di lokasi kejadian di mana pencuri itu hampir meledakkanku. Tidak ada yang bisa kukatakan selain menunjukkan wajah kesalku.
***
“Apa yang lakukan?! Kau diminta untuk menagkap Pencuri itu, bukan membuat kerusuhan!” kata Albert dengan berkacak pinggang.
“Apa maksudmu?! Sudah jelas aku mengejar pencuri itu! Apa kau tidak lihat dia bahkan hampir membuatku meledak?!”
“Ya, kau memang mengejar Pencurinya. Tapi kau juga melaju di jalur yang salah. Dan itu jelas-jelas tindakan melanggar karna bisa membahayakan orang lain!” kata Albert kesal.
“Mau bagaimana lagi? Jika tidak begitu maka aku tidak akan bisa menyusul Pencurinya!”
“Percuma saja, kau juga tetap saja kehilangan dia! Tapi...apa kau melihat seperti apa wajahnya?” tanya Albert.
&ldq
“Ya...mau bagaimana lagi? Mungkin sebentar lagi aku tidak bisa melakukan ini karna temanku tersayang akan pergi meninggalkanku!” kata Vlad.***“Oh ayolah Vlad! Aku bukannya akan pindah ke luar kota. Kau berlebihan sekali!” kata Gwen kemudian menggigit roti lapis buatan Vlad.“Ngomong-ngomong, apa kau butuh sopir pagi ini?”“Um...bukannya tidak mau. Tapi mana mungkin naik motor dengan rok seperti ini!”Ya, memang tidak akan mungkin naik motor bersama Vlad dengan rok model sempit yang membuat Gwen nampak lebih sexi dari biasanya. Sebenarnya Gwen sendiri juga tidak begitu suka dengan model berpakaian yang kaku seperti itu.Tapi mau bagaimana lagi. Kini ia harus menyesuaikan dengan kantor di mana ia bekerja. Terpaksa pagi ini Gwen harus mengeluarkan biaya lebih untuk naik taxi. Setelah memakan sepotong roti lapis dengan lahapnya, ia pun segera berangkat ke kantor.Ia sengaja naik taxi meski
Akhirnya! Setelah sekian lama aku pun mendapat kesempatan untuk bicara dengan Gwen. Ia pun pergi meninggalkanku di depan eskalator dengan wajahnya yang masih datar itu. Meski begitu aku cukup puas, aku bertekat tidak akan mengulangi kesalahan yang sama. Aku, harus membuatmu kembali Gwen!***Setelah seharian berharap waktu cepat berlalu sehingga aku bisa cepat bertemu Gwen, akhirnya sekarang sudah pukul enam juga. Tanpa menunggu banyak waktu aku pun segera pergi menuju Kedai kopi di mana biasanya aku dan Gwen sering menghabiskan waktu bersama.Sebenarnya janji yang kubuat dengan Gwen adalah jam tujuh. Tapi karna tidak sabar akhirnya kuputuskan lebih baik menunggu dari pada nantinya Gwen yang menungguku dan membuatnya kesal lagi padaku.Untuk meyakin kalau Gwen akan datang, maka kukirimkan pesan padanya “Gwen, aku sudah menunggu di Kedai kopi Jack.”Dan dia pun membalas, “Baiklah.”Ya, pesan balasan yang sangat singkat
Ya, sekali lagi aku terlihat seperti orang bodoh. Dengan konyolnya kubiarkan Gwen meninggalkanku bersama pria brengsek itu. Dan aku? Ya, aku bahkan hanya terdiam dengan ekspresi syok diwajahku.***Kucoba kembali menghubungi Albert untuk menanyakan apakah sampai hari ini ada motor sport hitam yang pernah mengubah warna motornya di bengkel. Tapi dari apa yang dikatakan oleh Albert, bahkan tidak ada motor dengan ciri-ciri itu di setiap bengkel.Ya. Hal itu sedikit membuat kepalaku pusing. Kubenamkan kepalaku di bak mandi yang kuisi air sampai beberapa detik lamanya. Ya, setidaknya itu mengurangi rasa panas di otakku. Karna sepertinya kali ini wisky dan alunan musik klasik saja tidak cukup untuk membuatku kembali rileks.Sepanjang hari aku terus berpikir bagaimana cara membuktikan kalau kecurigaanku pada Vlad itu benar. Tapi bukti yang kupunya hanya sebuah goresan di tangki motornya. Dan jelas-jelas warna motornya dan pencuri yang kukejar sangat berbeda.
Baru saja akan kutanyakan apakah dia ingin minum kopi, tapi Gwen selalu lebih dulu berkata, “Apa yang terjadi?! Kenapa jadi kacau seperti ini?!”***Kali ini akulah yang merasa sangat bingung. Aku benar-benar tidak mengerti kenapa sikap Gwen mendadak aneh seperti ini. Aku pun menggaruk kepalaku yang sebenarnya tidak gatal kemudian berkata, “Um...sebaiknya kita duduk. Bukankah aneh jika kita bicara sambil berdiri?”Akhirnya kami pun duduk meski jelas kami berdua merasa sangat canggung. Hingga akhirnya Gwen kembali mengulang pertanyaannya, “Jangan bertele-tele! Katakan apa yang terjadi padamu?! Kenapa kau sampai kehilangan izin kerjamu?!”Tidak tau harus menjelaskan dari mana, akhirnya aku pun hanya bisa menghela nafas dan memijat kepalaku. Tapi tatapan intimidasi dari Gwen selalu membuatku tidak bisa menyembunyikan apapun.“Yang terjadi, seperti yang telah kukatakan pada Media. Kenapa kau masih bertanya?&rdq
Sontak Gwen pun mulai gelagapan dan tidak tau harus menjawab apa untuk pertanyaan Vlad. Hingga akhirnya ia pun berkata, “Um...ya...kupikir akan ada berita penting. Tapi ternyata, hanya kabar yang tidak bermutu!”***“Tidak bermutu? Apa maksudmu?” tanya Vlad bingung.Entah kenapa terbesit dalam pikiran Gwen untuk mencari kebenaran tentang Vlad. Bukan berarti ia sepenuhnya percaya pada ucapan Draco. Tapi ia pun sangat paham kalau selama ini Draco memang tidak pernah berbohong padanya.Karna itu, ia berniat untuk mencari tau kebenaran tentang Vlad dan siapa Vlad yang sebenarnya. Bagaimanapun juga Draco memang benar. Gwen memang belum lama mengenal Vlad dan ia juga tidak tau seperti apa Vlad yang sebanarnya meski selama ini Vlad telah sangat baik padanya.“Ya. Hanya sebuah klarifikasi permintaan maaf dari seorang Draco Black!” kata Gwen dengan wajah ia buat agar terlihat kesal.“Kenapa dia meminta maaf?&
Tapi sayangnya usaha Draco sepertinya tidak berhasil. Karna meski ia mengatakan pada Draco apa yang ia curigai, Gwen tidak mau lagi ikut campur dengan urusan Draco. Baginya semua informasi yang telah ia berikan itu sudah cukup untuk membuktikan bahwa ia tidak memihak pada Penjahat.***Tapi bukan Draco namanya kalau ia akan membiarkan Gwen pergi tanpa menyetujui permintaannya. “Begitu? Jadi karna sekarang dia adalah pacarmu lalu kau berusaha melindunginya!”“Apa maksudmu Drag?! Jika aku melindunginya maka tidak akan kukatakan padamu semua informasi ini!”“Kalau begitu kenapa setengah-setengah?! Gwen yang selama ini kukenal tidak akan membiarkan Penjahat lepas begitu saja. Tapi kini dia telah jatuh cinta pada sang Penjahat dan melindunginya dari hukum!”“Diam kau! Aku tidak seperti itu karna aku tidak....” seketika Gwen menghentikan ucapannya karna ia tidak ingin mengungkapkan yang sebenarnya pada Drac
Karna sudah cukup lama ia berada di tempat itu, akhirnya Gwen pun memutuskan pergi dan segera kembali ke Unit sebelum Vlad datang. Ia berusaha tidak merubah apapun yang ada di sana agar Vlad tidak curiga padanya.***Gwen berusaha melangkahkan kakinya secepat mungkin agar ketika Vlad kembali, ia sudah berada di dalam Unit dan tidak menimbulkan kecurigaan. Ya, usahanya memang berhasil. Ia kembali tepat pada waktunya.Bahkan, ia pun masih sempat untuk kembali mengacak-acak rambutnya agar ia terlihat sakit. Benar saja, beberapa saat kemudian Vlad pun datang dengan membawa obat yang ia beli untuk Gwen. Tanpa merasa curiga sama sekali, ia pun kembali mengetuk kamar Gwen untuk memberikan obat yang ia bawa.Tentu saja, akting Gwen pun kembali dimulai. “Apa kau sudah makan, Gwen? Kubelikan obat untukmu. Minumlah obatnya dan istirahat. Kalau sampai malam nanti belum juga membaik, kau harus mau kubawa ke Rumah sakit!” kata Vlad.Gwen mengangguk p
Sebenarnya, inilah yang tidak ingin Gwen alami. Karna meski bagaimanapun juga, ia benar-benar menganggap Vlad sebagai sahabatnya yang sangat baik terlepas dari profesi yang dilakukan oleh Vlad.***Dengan mata yang mulai berkaca-kaca Gwen pun bertanya, “Siapa kau sebenarnya? Apakah benar kau adalah orang yang sedang dicari-cari oleh Polisi?”Tapi bukannya menjawab pertanyaan Gwen, Vlad malah tersenym dan kembali meneggak habis wine dalam gelasnya. Dan dengan tenang ia pun berkata, “Baiklah. Karna kau sudah tau maka akan kukatakan semua padamu.”“Ya. Kau memang harus mengatakannya. Karna kenyataannya di sini aku adalah orang yang paling bodoh. Karna bukan hanya Draco, kau pun dengan tega membohongiku sebesar ini!” kata Gwen dengan kesal.“Jika kau ada dalam posisiku, apakah kau akan mengatakan pada orang yang kau cintai kalau kau adalah seorang Pencuri?”“Tentu saja tidak karna aku tidak a