Karna Myra bertanya maka kutunjukkan saja flashdis yang selama ini ia inginkan. Kau tau kenapa Myra menginginkan benda ini? Karna isi dari flashdis ini adalah bukti-bukti yang mengungkap siapa Myra yang sebenarnya.
***
Myra terlihat sangat kesal ketika mengetahui bahwa ternyata benda yang selama ini ia cari ada padaku. Awalnya dialah yang berniat mempermainkanku, tapi kenyataannya dialah yang kini merasa dipermainkan.
“Baiklah, kau sudah melihat semuanya. Memangnya kau apa sekarang?” kata Myra dengan senyum licik di wajahnya.
“Menyerahkanmu pada Intelengensi Emyrate tentunya. Lalu mungkin kau akan dahapus dari daftar waris ayahmu,” ejekku.
Tapi gadis yang aneh ini malah tertawa terpingkal setelah mendengar ucapapnku. Aku sempat berpikir apa mungkin sebenarnya gadis ini sudah gila? Tapi tidak, orang gila tidak bisa membuat rencana selicik ini.
“Kau pikir aku takut kalau ayahku akan mencoretku dari daftar waris ny
Yang pasti, aku sudah menepati janjiku pada Janet. Pelaku yang telah membunuh suaminya telah tertangkap dan membayar apa yang telah ia lakukan...***Well, sudah satu minggu berlalu sejak penangkapan Myra. Hari ini aku pergi menemui Janet untuk menyampaikan perihal uang Jerry yang ia tanamkan sebagai saham pada pabrik kayu yang kini telah disita.Kali ini aku begitu merindukan peternakan kecil milik keluarga Thompson ini. Entahlah, mungkin karna baru kali ini aku datang tanpa membawa masalah. Aku pun akhirnya bisa tersenyum lepas apalagi saat melihat Janet memanen tomat pagi ini.Janet pun berpaling padaku ketika ia menyadari kedatanganku. Dan hari ini senyum Janet pun kembali merekah dan terlihat sekali beban dalam hatinya sudah berkurang. Aku sangat salut pada wanita tua di hadapanku ini.Meski seberat apapun kenyataan pahit yang harus ia jalani, dengan mudah ia berdamai dengan keadaan. Dengan mudah ia memaafkan, dan dengan mudah ia membagi kasih
Aku tau Gwen pasti akan semakin marah dengan tingkahku ini. Aku bahkan sengaja menduduki koper milik Gwen sehingga ia tidak bisa pergi sebelum mengizinkan aku ikut dengannya.***Well, tidak ada pilihan selain mengalah dan mengizinkanku untuk ikut. Atau Gwen akan sama sekali tidak bisa pergi ke manapun. Meski dengan wajah kesal, ia pun tetap masuk ke dalam mobil. Aku sengaja berkendara dengan santai dan berharap Gwen akan mulai mengajakku bicara.Ya, dia memang mengajakku bicara. Tapi bicaranya itu angat pedas dan tidak menyenangkan. “Apa kau tidak bisa mengemudi lebih cepat sedikit?!”“Aku bertanggung jawab atas nyawa kita berdua! Apa kau lupa kalau jalanan masih sangat licin?” kataku.Meski hanya alasanku, tapi nyatanya jalanan memang masih licin. Saat ini memang sudah memasuki akhir musim dingin, tapi salju seolah tak pergi. Dan sepanjang perjalanan, Gwen malah tidur dan menghadapkan wajahnya ke jendela mobil.Wani
“Wow! Kue yang sangat lezat! Jujur saja, aku suka desa ini. Dan apa Bibi tau? Kalian mengingatkanku pada kedua orangtuaku,”***“Kalau begitu, anggap saja kami orang tuamu juga,” kata Bibi Meri.“Keputusan yang salah. Bibi akan kecewa kalau punya anak seperti dia!” celetuk Gwen kemudian pergi begitu saja.Bibi Meri dan Paman Jhon tentu merasa heran dengan sikap Gwen. Ya, karna bukan kebiasaan Gwen bersikap tidak sopan dan kasar seperti itu. Mereka tidak tau saja, sekarang keponakan mereka sangat piawai mengintimidasiku.“Apa kalian bertengkar?” tanya Paman Jhon tiba-tiba.“Um...tidak juga Paman. Hanya saja...mungkin dia kesal padaku,” jawabku.Karna Bibi Meri sudah menyiapkan kamar untukku, maka aku pun memutuskan untuk istirahat setelah makan malam. Well, rumah sederhana ini ternyata sangat nyaman dan membuatku terlelap dalam hitungan detik.Saking lelapnya tidurku, t
“Tidak. Kau tidak akan menemukan copy yang lain dari buku ini. Karna Pak Jaquen hanya menyediakan satu buku untuk setiap judulnya,” ***“Benarkah? Oh sial!” umpat pria itu dengan wajah kecewa.Karna sepertinya pria itu benar-benar membutuhkan buku itu ketimbang Gwen, maka Gwen pun memberikan buku itu padanya.“Ambil saja bukunya. Sepertinya kau lebih butuh buku ini daripada aku,” kata Gwen seraya menyodorkan buku itu.Pria itu menatap tidak percaya pada Gwen dan berkata, “Kau yakin? Kupikir tadi kau juga butuh ini?”“Tidak juga. Aku hanya penasaran dengan judulnya,”“Baiklah. Kalau begitu trimakasih, Nona...?”“Gwen. Senang bertemu denganmu. Kau pendatang ya?” tanya Gwen iseng.“Um...tidak juga. Ngomong-ngomong, namaku Vlad,” jawab pria yang tidak lain bernama Vlad itu.“Okay, tapi...kenapa kau sangat
“Apa?! Kenapa kau jadi melibatkanku?! Aku tidak mau kembali ke London! Kau dengar itu!”***“Okay, tidak masalah! Dan jika besok Albert datang ke sini, maka itu adalah urusanmu!” ancamku.Gwen tidak bisa berkata apapun lagi setelah perdebatan itu. Ia pun masuk ke dalam kamarnya dan meninggalkanku begitu saja. Tapi sekarang malah aku yang merasa cemas. Aku takut kalau Gwen tetap keras kepala dan tidak mau kembali ke London.Ternyata diluar dugaan, pagi ini ia bahkan sudah rapi padahal aku saja baru bangun tidur. Aku pun semakin terkejut karna ternyata, dia bahkan sudah memasukkan kopernya ke dalam bagasi mobil. Dan setelah melihatku keluar dari kamar, ia pun berkata, “Apa kau mau tinggal di sini?! Kalau iya maka aku akan pergi ke London sendiri!”Wow! Lagi-lagi sikap wanita yang membingungkan. Sebelumnya dia bilang tidak mau kembali, dan sekarang dia bilang ingin segera kembali. Aku benar-benar tidak habis pikir.
“Aku sudah bilang ‘kan kalau aku memang tinggal di London. Tapi, sebenarnya aku ke sini untuk bertemu temanku. Dan kau, apa yang kau lakukan di sini?” tanya Gwen.***“Um...yah. Mencari referansi tentu saja. Um...untuk bahan tulisanku,” kata Vlad.“Jadi, pekerjaanmu sebenarnya apa? Kau ini penulis atau pemilik galeri?”“Ya, sebenarnya aku juga menulis artikel tentang benda-benda langka dan bersejarah,” jelas Vlad.Seperti biasa, Gwen pun mulai mengangguk-angguk ketika Vlad mulai menjelaskan sesuatu. Entah kenapa, ia seolah tersihir oleh pesona Vlad.“Ngomong-ngomong, kemana temanmu? Kenapa belum datang juga?” tanya Vlad.“Entahlah. Dia bilang akan terlambat karna ini jam makan siang. Tapi, kurasa ini cukup keterlaluan!” keluh Gwen.Tak lama, Calvin mengirim sebuah pesan pada Gwen. Dia mengatakan mendadak ada pekerjaan yang harus ia kerjakan dan ia ben
“Kau tau Gwen? Kupikir selama ini aku memang keterlaluan. Tapi ternayata, kau jauh lebih kejam dariku! Kau pikir apa? Seharian aku menunggumu dengan kelaparan berharap kau akan segera pulang dan kita akan makan bersama. Tapi sepertinya...pria yang baru kau kenal itu jauh lebih berharga bagimu!”***Gwen terlihat sangat terkejut ketika kukatakan semua kekesalanku padanya. Aku pun tidak mengerti kenapa aku sampai mengatakan hal itu pada Gwen. Sejujurnya, aku tidak ingin semakin memperburuk hubunganku dan Gwen.Aku hanya kesal karna Gwen bersikap seperti murahan. Apalagi, dia bahkan belum lama mengenal pria itu. Dan aku? Apa yang dilakukannya padaku? Toh selama ini aku juga selalu menjaga dan ada setiap kali ia membutuhkanku.“Apa maksudmu, Drag?! Kau berkata seolah aku ini wanita murahan! Dengar ya, aku memang belum lama mengenal Vlad. Tapi dia bahkan lebih mengerti bagaimana cara memperlakukan wanita dengan baik!” balas Gwen penuh e
Aku menjadi sangat kesal jika membayangkan dan memikirkan itu. Dan akhirnya kuputuskan, mungkin sebaiknya aku dan Gwen perlu waktu untuk berpikir. Dan mungkin sebaiknya...kita tidak bertemu dulu untuk sementara.*** *Author pov*Vlad membawa Gwen ke apartemen miliknya yang berada di lantai tiga. Sebuah apartemen yang tidak terlalu besar. Bahkan apartemen itu hanya memiliki satu kamar saja. Dan karna Gwen tinggal di sana, akhirnya Vlad harus membawa bantal dan juga selimut cadangan ke ruang tamu. Karna ia harus tidur di sofa yang ada di ruang tamu.“Maaf Gwen, yah...beginilah tempat tinggalku. Kau bisa pakai kamarku saja untuk tidur. Dan aku akan tidur di sofa,” kata Vlad.“Tidak, Vlad. Aku lah yang harus minta maaf. Maaf, aku sangat merepotkanmu. Dan...mungkin aku hanya perlu menginap malam ini saja. Kurasa, aku akan kembali ke Bilbury besok,” timpal Gwen.Masih dengan lesu dan sedih, Gwen duduk di s