Bab 18
Hal itu semakin membuatnya takut.
Disela sela ketakutannyan.
Tiba tiba
"Hi... hii... hiiks..." Sebuah tangis yang memilukan terdengar.
****
Anesia terkejut mendengar tangis yang merintih dimalam yang selarut itu, bulu kuduknya meremang seketika, retinanya menyapu seluruh ruangan yang tampak remang-remang, namun ia tidak melihat seseorang yang bangun,berarti siapa yang didengarnya sedang merintih? semuanya sedang tidur dengan pulasnya dan itu semakin membuat Anesia ketakutan dan memilih memejamkan matanya, tetapi Anesia kembali mendengar suara rintihan itu dan rintihannya terdengar lebih keras dari sebelumnya.
"Ahhh, Tuhan. Kumohon lindungi aku, jauhkan setan-setan itu dariku!! Kumohon!kumohon! Jangan ganggu aku!"
David yang juga belum tertidur, mendengar suara rintihan dan ia langsung melihat keadaan Alice, karena ia yakin itu adalah suara rintihannya dan melihat Alice masih tertidur dengan pulasnya.
'Huuufff....
Bab 19"Hehhmmm, atau.... begini saja! Bagaiman kalau aku, pergi ikut kelantor kakak, untuk melihat dia dan memastikan apakah ia cocok untuk kakak atau enggak. Bagaimana? Dan sekalian aku, juga kan lagi nyari kerja, jadi pas banget kan?""Wahhh, ide brilian, baiklah, kamu memang adikku yang terbaik."****Perusahaan Edward Intelligent"Ya Tuhan, bagaimana aku bisa memasukkan Anesia kedalam perusahaan ini, semua lowongan pekerjaan telah terisi, lalu bagaimana caranya? Ayo berpikir Felis?" Felis terduduk dikursi kebesarannya dengan memegang kedua kepalanya sambil memejamkan matanya, memikirkan sebuah ide yang mungkin bisa ia lakukan.David yang ingin segera pulang untuk menemui adiknya melihat Felisia yang terlihat banyak pikiran.David berdehem yang membuat Felisia langsung tersadar dan langsung berdiri memberi hormat ketika ia mengetahui dihadapannya adalah bosnya sendiri."Maaf pak, saya tidak melihat anda tadi.""Ada a
Bab 20Tiba-tiba kursi itu berputar dan meja dipukul seketika hingga menimbulkan bunyi yang kencang sampai Anesia menjadi kaget.'Brrakkkk'"Apa kamu baru saja menggodaku?"***Anesia terkejut hingga jantungnya rasanya ingin keluar dari dalam tubuhnya. Ia memegangi dadanya karena merasa kaget, dan mungkin saja itu ia lakukan untuk menahan jantungnya agar tetap berada ditempatnya.Saat Anesia kembali kepada kesadarannya, ia melihat David dengan mata melotot.'David!! apakah aku sedang berkhayal? Ya Tuhan kenapa bisa wajahnya ada dipikiranku saat ini, apakah ini nyata? Atau hanya ilusiku?' batin Anesia dengan terus menatap David dengan kedua retinanya.'Nggak, nggak, nggak, sadar Anesia!!' batin Anesia berteriak. Anesia terus mengucek kedua matanya seakan ingin membuktikan bahwa dihadapannya bukanlah David, namun hal itu tidak akan berubah sampai kapanpun, walau sampai mata Anesia berdarah karena digosokpun David tidak akan
Bab 21Hari sudah beranjak malam, burung-burung mulai sibuk mencari tempat untuk bernaung, cahaya si kuning mulai digantikan oleh sang bulan dan seorang sosok perempuan sedang berbaring manja dikamarnya, sambil memikirkan apa yang terjadi padanya seharian ini, dan pemecahan seperti apa yang harus ia lakukan, ia adalah Anesia.'Ya Tuhan, kenapa harus David yang menjadi Bos diperusahaan itu?' Anesia memikirkannnya dengan raut wajah marah.'dan dia adalah lelaki yang dicintai kak Felis? OMG, bagaimana bisa kak Felis cinta sama lelaki seperti itu, dia itu malaikat berhati iblis, semua orang akan tertipu oleh wajahnya yang tampan bak malaikat itu, tapi ia tidak bisa menipuku dan juga kakakku, aku takkan biarin hal itu terjadi' batin Anesia.Setelahnya Anesia beranjak menuju kamar Felisia kakaknya."Kak Felis.""Emm""Aku nggak restuin kakak sama lelaki itu!" ucap Anesia langsung pada intinya.Felisia yang sedang mengetik dilep
Bab 22Anesia juga semakin terkejut dan panik ketika David tiba tiba memegang tangannya, untuk melepaskannya dari rambut David. membuat Anesia merasa sedikit aneh dengan perlakuan itu,bersamaan dengan rasa bingungnya, kenapa David melakukan itu. Kakaknya pasti akan salah paham padanya.*****Felisia mencoba menahan rasa sakit yang ada didalam hatinya, rasanya ia ingin menangis, marah dan berteriak tapi untuk apa, dia bukanlah siapa-siapa bagi David.Felisia hanya bisa mengepalkan tangannya untuk menahan rasa sakit dan marah didalam hatinya itu.Tetapi satu hal yang tidak ia ketahui, kenapa adiknya terlihat sangat mesra dengan David. Padahal Adiknya sudah mengetahui jika ia menyukai David. Apakah adiknya berkhianat padanya?Felisia sangat marah memikirkan semua kemungkinan-kemungkinan itu."Em, Pak David, maaf mengganggu kalian. Saya hanya ingin mengantar berkas ini." Anesia memperlihatkan berkas ditangannya dan meletakkann
Bab 23David kaget dengan kedatangan Alice, ditambah lagi, ia melihat Adiknya tersebut menangis, walaupun hanya tangisan kecil, seperti sedang dipaksakan."Ada apa kenapa kau menangis?"Tiba-tiba, Anesia memasuki ruangan tersebut."Itu, dia yang buat aku nangis." ALice menunjuk Anesia yang baru saja Datang.***Anesia yang baru saja datang langsung gelagapan saat Alice mengatakan bahwa ia yang telah membuatnya menangis.Sebenarnya salah Anesia apa? Ya Tuhan!"Aku? Kenapa aku? Apa yang aku perbuat Alice?" tanya Anesia bingung."Kakak nanya apa yang buat aku nangis? Masa kakak nggak sadar sih, kakak tuh tadi bilang kalau kak David adalah monyet jantan kan?" Anesia mengangguk mengiyakan ucapan Alice.David yang mendengar ia disebut seorang monyet, hanya mengerutkan dahinya bingung, dari segi apanya dia bisa mirip seorang monyet?"Tuh, kan. Berarti kakak tuh secara nggak sengaja, udah ngecewain aku. Karena Kak
Bab 24"Pergii!!" Felisia yang kembali mendengar Anesia seketika berteriak kencang agar Anesia mendengarkannya dan menutup kedua telinganya dengan tangannya.Anesia kemudian pergi dalam kekalutannya, semuanya semakin kacau, dia tidak menyangka semuanya akan menjadi seperti ini, bahkan menjadi lebih rumit dari sebelumnya.****Keesokan harinya,Perusahaan Edward Intelligent"Pak David, apakah saya boleh bicara sebentar dengan Bapak?" pinta Anesia dihadapan semua orang.Anesia tidak bisa menahan diri lagi, sejak pagi ia ingin berbicara pada David namun, David seolah menghindarinya, apakah karena dia sudah mengetahui apa yang ingin Anesia bicarakan."Ngomongin apa? Apakah sesuatu yang penting? saya sangat sibuk. Jadi kalau nggak pent_ ""Ah, ini sangat penting Pak!" Anesia langsung memotong ucapan David yang belum selesai. orang orang yang melihat Anesia begitu berani pada David, hanya mampu ternganga tak percaya, bag
Bab 25"Apa kau baru saja menolakku?"David menatap mata Felisia dan semakin mendekatkan wajahnya ke wajah Felisia, sedangkan Felisia hanya bisa terdiam dengan jantungnya yang semakin berdebar kencang. Saat David akan mencium Felisia, tiba-tiba Anesia datang dan langsung mendorong David menjauh.*****"Apa yang sedang kau lakukan? Beraninya kau ingin mencium kakakku!" David yang mendapat respon seperti itu dari Anesia hanya tersenyum. Ia sudah tahu jika Anesia akan menghentikannya, karena sejak awal ia berberbicara dengan Felisia, ia sudah menyadari bahwa Anesia sedang mengintip mereka, maka itulah David mencoba membuat Anesia marah.Sedangkan Felisia merasa sangat marah kepada Anesia, bagaimana bisa Anesia menghentikan David, padahal itu adalah satu-satunya cara agar ia bisa semakin dekat dengan David, tetapi ia menghancurkan semuanya."Apa yang kau lakukan, Anesia?" tanya Felisia mendorong Anesia yang sedang berdiri dan membantu David yang
Bab 26 "Baiklah Pak David, saya tidak akan mengecewakan bapak." "Baguslah, ayo kita berangkat." Anesia langsung mengikuti David dan membawa semua berkas yang diberikan David padanya. **** 'Ohh Tuhan, terima kasih, terima kasih, aku sangat senang Tuhan.' Anesia yang berada didalam mobil bersama David hanya tersenyum bahagia, ia bahkan sudah melupakan kebenciannya pada David saking senangnya. "Hey!! Kenapa kau terus tertawa seperti itu?" Tanya David mengagetkan Anesia yang sedang tersenyum tak jelas. "Kau akan membuat takut klien kita, jika terus seperti itu, apa kau paham?" ucap David jengah melihat kebodohan Anesia. 'Apa benar gadis ini, dikampusnya adalah seorang yang cerdas? Bagaimana bisa? Apakah orang tuanya telah menyogok para dosen? Ah, nggak mungkin. Masa semua dosen mau disogok, kan nggak mungkin. tapi, semua nilai mata kuliahnya tinggi, ahhh ntahlah' batin David yang tanpa sadar terus memandang Anesia dengan segala isi