Beranda / Fantasi / Dewa Iblis Gerbang Neraka / 2.10. Kebangkitan Sang Iblis Rambut Putih

Share

2.10. Kebangkitan Sang Iblis Rambut Putih

Penulis: Bebby
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-17 12:54:27

Lembah Jiwa Hitam kembali sunyi, seakan tidak ada yang pernah terjadi. Namun, di pusat kehancuran tempat segel dimensi tadi terbentuk, tanah yang menghitam mulai merekah. Dari retakan itu, muncul kabut gelap yang berputar seperti angin topan kecil, membentuk sosok wanita dengan rambut putih panjang yang berkibar seperti api. Matanya bersinar merah menyala, penuh dengan kebencian dan kekuatan yang tak terbatas.

Putri Shu bangkit. Tubuhnya telah berubah sepenuhnya, jauh dari manusia biasa. Energi kegelapan yang ia segel di dalam dirinya kini menyatu sempurna, memberikan kekuatan yang bahkan Mustika Iblis Suci tak pernah miliki. Kulitnya pucat seperti pualam, dan senyumnya membawa aura dingin yang menusuk jiwa siapa pun yang melihatnya.

“Kui Long,” desisnya, suaranya terdengar seperti perpaduan antara keanggunan seorang dewi dan kegilaan seorang iblis. “Kau meninggalkanku begitu saja... tapi aku tidak akan pernah melupakanmu.”

Ia memandangi tangannya, yang kini memancarkan aura hitam yan
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
Makin mantap
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   2.11. Mengendalikan Kultivasi Kegelapan

    Tahun-tahun berlalu sejak pertarungan dengan Raja Shu dan kehancuran Mustika Iblis Suci. Shin Kui Long kini dikenal sebagai seorang pengembara legendaris, namun luka di hatinya tidak pernah sepenuhnya sembuh. Kegelisahan akan kebangkitan kegelapan dan rasa bersalah karena kegagalannya melindungi Putri Shu terus menghantui pikirannya.Setelah beradadi Negeri Shu untuk memenuhi tantangan Iblis Rambut Putih, Kui Long masih ingin menjelajahi dunia iblis ini.Berbekal informasi dari para kultivator cahaya yang ia temui dalam perjalanan, Kui Long memutuskan untuk menjelajahi Negeri Shu, wilayah yang dikenal sebagai Dunia Iblis—tempat asal keluarga Shu dan pusat kekuatan kegelapan di benua itu. Ia tidak hanya mencari jawaban tentang kekuatan kegelapan yang pernah ia pelajari, tetapi juga cara untuk mengendalikannya tanpa kehilangan jiwanya.Negeri Shu adalah dunia yang menyerupai mimpi buruk. Langitnya gelap, tidak pernah sepenuhnya diterangi matahari. Kabut hitam abadi melayang di udara, me

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-19
  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   2.12. Teknik Harmoni Bayangan

    Setelah berminggu-minggu menjalani pelatihan yang berat di bawah bimbingan Shen Xuan, Kui Long mulai merasakan perubahan dalam tubuh dan jiwanya. Teknik Harmoni Bayangan yang ia ciptakan menjadi semakin matang, meski setiap kali ia memadukan energi terang dan gelap, tubuhnya seperti terkoyak oleh kekuatan bertentangan yang berusaha saling menghancurkan.“Aku tak yakin kau akan bertahan, Kui Long,” ujar Shen Xuan sambil memandangi muridnya yang berkeringat deras di tengah lingkaran simbol energi kegelapan. “Tapi jika kau berhasil, kau akan menjadi satu-satunya yang mampu melampaui batas kekuatan ini.”Kui Long menggertakkan giginya, memaksa dirinya bertahan meski rasa sakit menggerogoti. Dalam momen keputusasaan, pikirannya melayang pada wajah Putri Shu. Bayangannya muncul jelas—rambut putih yang menyala seperti api, mata merah penuh kebencian, dan senyum dingin yang menantang dunia.“Aku tidak bisa berhenti,” katanya pada dirinya sendiri. “Putri Shu… aku akan mengakhiri penderitaanmu.

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-23
  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   2.13. Kui Long vs Iblis Kultivator

    Iblis Kultivator menyerang lebih dulu. Makhluk itu melontarkan sepasang tangan kabutnya ke arah Kui Long, yang segera menghindar dengan langkah ringan. Tapi serangan itu tidak berhenti di situ; tangan kabut berubah menjadi puluhan duri tajam yang mengejar Kui Long seperti anak panah. Dengan kecepatan luar biasa, Kui Long menangkis beberapa duri dengan pedangnya sambil melompat ke udara untuk menghindari sisanya.Saat tubuhnya masih melayang, Kui Long menghunuskan pedangnya, memancarkan gelombang energi abu-abu yang menyapu ke arah Iblis Kultivator. Serangan itu berhasil menembus tubuh kabut makhluk tersebut, namun bukannya terluka, Iblis Kultivator justru menyerap energi itu. Tawa mengerikan keluar dari makhluk itu, membuat Kui Long menyadari bahaya yang lebih besar.“Energi terang dan gelapmu hanya akan memperkuatku,” kata Iblis Kultivator dengan suara dingin. “Berjuanglah sekuat apapun, kau tak akan menang.”Kui Long mengepalkan tangan. “Kita lihat siapa yang akan bertahan.”Iblis K

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-23
  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   2.14. Shin Kui Long vs Iblis Rambut Putih

    Kui Long menatap Putri Shu, yang kini berdiri anggun namun mengancam. Sosoknya yang dulu penuh kasih kini berubah menjadi makhluk dengan rambut putih seperti salju, kulit pucat, dan mata merah menyala. Kekuatan gelap menguar dari tubuhnya, seolah mengguncang setiap molekul udara di sekitar mereka. Tanah di bawah kaki mereka retak, dan energi iblis memenuhi Lembah Jiwa Hitam."Kui Long," suara Putri Shu menggema, dingin dan menusuk. "Kau yang menciptakan diriku seperti sekarang ini. Sekarang, kau yang harus menanggung akibatnya."Tanpa peringatan, Putri Shu mengangkat tangannya, dan serangkaian pedang energi hitam meluncur dari udara, berdesir dengan kecepatan mematikan. Kui Long menghindar dengan sigap, tubuhnya melesat seperti kilat, menggunakan teknik Ilmu Bayangan Halilintar. Pedang-pedang itu menghantam tanah, menciptakan ledakan dahsyat yang menghancurkan apa saja di sekitarnya."Kau telah menjadi monster, Shu!" Kui Long berteriak, tangan kanannya menyala dengan aura emas. Dia me

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-23
  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   2.15. Shin Kui Long vs Iblis Rambut Putih - II

    Kui Long memutar tubuhnya dengan kecepatan kilat, melancarkan pukulan mematikan ke arah Putri Shu yang melayang di udara. Gelombang energi dari serangan itu meretakkan tanah di bawah mereka, menciptakan jurang yang semakin lebar. Namun, Putri Shu hanya tertawa dingin, melesat turun dengan pedangnya yang bersinar merah pekat, penuh energi iblis."Kui Long, ini bukan hanya kekuatanku," ucapnya, suaranya menggema dengan nuansa makhluk lain yang menyeramkan. "Ini adalah kehendak kegelapan itu sendiri."Dia mengayunkan pedangnya dengan kekuatan yang cukup untuk membelah gunung. Serangan itu melepaskan semburan energi iblis yang mengoyak langit, menghancurkan segala yang ada di jalurnya. Kui Long menangkisnya dengan tangan kosong, tapi dampaknya membuat tubuhnya terpental beberapa meter ke belakang."Kau pikir kegelapan bisa mengalahkan cahaya begitu mudah?" Kui Long berdiri dengan nafas terengah, tangannya bersinar terang, penuh dengan Qi Nirvana Surya. "Aku telah melampaui batas diriku de

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-28
  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   2.16. Cakra Matahari vs Tombak Neraka

    Kui Long berdiri di tengah kawah yang terbentuk dari ledakan terakhir, tubuhnya gemetar akibat kelelahan, tapi matanya tetap penuh tekad. Dari seberang, Putri Shu bangkit perlahan, wajahnya dipenuhi amarah yang murni. Rambut putihnya berkibar liar, memancarkan aura iblis yang begitu pekat hingga udara di sekitarnya bergetar."Kau pikir bisa menyelamatkanku dengan cahaya itu?" ejeknya dengan senyum yang menusuk. "Cahaya hanya membuat kegelapan ini semakin haus akan kehancuran."Putri Shu mengangkat kedua tangannya, menciptakan pusaran energi gelap yang menghisap segalanya. Dimensi Kegelapan Abadi, sebuah jurus yang menciptakan ruang alternatif penuh kegelapan murni. Langit menghilang, dan mereka berdua kini berada di dunia gelap tanpa batas, di mana hanya kilatan energi iblis dan Qi surya yang saling bertabrakan menjadi sumber cahaya.Kui Long merasakan tekanan luar biasa. Setiap tarikan napas seperti menyerap kegelapan ke dalam tubuhnya. Dia tahu, jika terlalu lama berada di sini, tub

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-28
  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   2.17. Jurus Dewa Mabuk Kultivator

    Kui Long terjatuh ke tanah, napasnya tersengal-sengal. Dia menatap Putri Shu yang juga terduduk dengan darah mengalir di sudut bibirnya.Pertarungan mereka belum selesai, tapi keduanya tahu bahwa akhir dari pertarungan ini akan mengubah dunia—entah menuju kehancuran total atau keseimbangan yang baru.Putri Shu menghapus darah dari sudut bibirnya, matanya bersinar merah tajam, seperti bara api yang siap meledak kapan saja. Dengan satu gerakan tangan, rambut putihnya melesat liar, memanjang dan berkelok-kelok seperti ular yang hidup. Dari rambut itu, aura iblis memancar, menciptakan tekanan luar biasa yang membuat tanah di sekitar mereka retak."Kui Long," suara Putri Shu terdengar dingin dan menghantui, "kau pikir dirimu pantas melawanku? Kau hanya membawa kehancuran, dan aku adalah kehancuran itu sendiri!"Dengan satu gerakan tangan, dia melancarkan Tapak Iblis Rambut Putih, sebuah teknik yang memanfaatkan rambutnya sebagai medium serangan. Rambut-rambut itu membentuk tapak raksasa, m

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-29
  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   2.18. Akhir Pertarungan

    Putri Shu mengangkat kedua tangannya, dan rambut putihnya yang panjang mengembang liar di sekitarnya, menciptakan pusaran angin iblis yang menderu-deru. Rambut itu tidak lagi hanya menjadi senjata, tetapi kini menjelma menjadi sosok-sosok bayangan yang menyerupai makhluk iblis. Bayangan-bayangan itu melesat ke arah Kui Long dengan kecepatan yang sulit diikuti mata."Dunia ini sudah hancur! Tidak ada yang bisa menyelamatkannya, Kui Long!" teriak Putri Shu, suaranya menggelegar, menggema di langit yang kini dipenuhi awan kelam.Kui Long, dengan napas tersengal, menyiapkan teknik terakhirnya. Dalam kondisi terluka parah, dia mengumpulkan Qi-nya hingga ke titik maksimum. Tubuhnya memancarkan cahaya keemasan yang memukau, dan gerakannya mulai semakin tak terduga. Ini adalah puncak dari Jurus Dewa Mabuk Kultivator: Langkah Cahaya Surgawi, di mana setiap langkahnya menjadi senjata yang mematikan, menghancurkan energi gelap di sekitarnya.Makhluk-makhluk iblis yang diciptakan oleh rambut Putr

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-29

Bab terbaru

  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   6.22. Raja Naga Hitam

    Kilatan petir menghiasi langit malam. Angin mengamuk, membawa suara dentingan pedang dan sorakan pasukan yang bertarung di luar gerbang. Namun, di dalam benteng utama, hanya ada dua sosok... Shin Kui Long, Sang Raja Naga Hitam, julukan barunya ... dan Kaisar Han, penguasa terakhir Kekaisaran Han yang megah.Dengan langkah mantap, Shin Kui Long berjalan melewati aula megah Istana Dunia Kultivator. Sepasang matanya yang menyala biru menatap lurus ke depan, rambut hitamnya berkibar liar tertiup badai spiritual yang diciptakan kekuatannya sendiri. Tubuhnya memancarkan aura hitam pekat bercampur kilatan ungu, tanda bahwa dia telah melampaui batas-batas kultivator biasa.Di ujung aula, Kaisar Han berdiri dengan gagah, tubuhnya dibalut baju zirah emas berukir naga, pedang besar di tangannya berkilau memantulkan cahaya dari obor-obor raksasa di sekeliling ruangan. Sorot matanya dingin, tapi mulutnya melengkungkan senyum kecil.“Shin Kui Long… kau akhirnya datang,” ucap Kaisar Han, suaranya dal

  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   6.21. Rubah Ekor Sembilan vs Qilin

    Waktu tidak lagi berjalan.Ia terlipat—seperti helai sutra langit yang diremas tangan para dewa. Di setiap langkah, dimensi pecah seperti kaca rapuh yang dihantam badai, namun tak satu pun dari dua makhluk itu tergoyahkan. Mereka bukan sekadar berjalan di ruang, tapi menembus lapisan-lapisan eksistensi yang tak bisa dipahami oleh makhluk fana.Di tengah reruntuhan dimensi yang mengapung seperti puing bintang, Yinyin melayang—misterius dan mematikan dalam bentuk rubah berekor sembilan. Setiap ekornya menjulur seperti sungai bayangan yang tak berujung, menggulung dan meliuk seolah menari dengan kekosongan. Di tangannya yang lentik, dua bilah belati memantulkan cahaya kelabu:“Zaman yang Retak” dan “Kesunyian yang Abadi”, bergetar pelan ... haus. Haus akan darah yang sudah dilupakan bahkan oleh waktu.Di hadapannya berdiri sosok agung:Qilin Emas.Tubuhnya memancarkan cahaya keemasan—lembut namun padat, seperti logam surgawi yang hidup. Setiap langkahnya tidak hanya menyentuh tanah, tapi

  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   6.20. Hujan Pedang

    Ratusan Immortal berdiri membentuk lingkaran sempurna di tengah dataran yang telah berubah menjadi ruang antara realita dan mimpi. Udara membeku, menekan dada mereka seperti beban tak kasatmata. Setiap tarikan napas terasa seperti menyedot es ke dalam paru-paru.Di tengah formasi itu, Array Seribu Ilusi menyala terang—ledakan cahaya spiritual meledak dari permukaannya seperti kilatan petir yang tak berhenti. Riak-riak dimensi melingkar, membelah ruang dan waktu dalam gelombang berlapis. Setiap lapisan memunculkan bayangan… wajah… tubuh…Dewa Pedang.Satu… dua… ratusan… ribuan versi dirinya tersebar di segala penjuru. Di atas, di bawah, di kiri, kanan, bahkan dari balik celah ruang, refleksi dirinya tersenyum, mengernyit, atau sekadar diam menatap tajam balik padanya.Ilusi begitu nyata, begitu sempurna, hingga mustahil membedakan mana dirinya yang asli.“Perkuat ilusi! Jangan beri celah!” teriak seorang kultivator dari garis depan, suaranya menggema seperti ledakan genderang perang. C

  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   6.19. Pedang Zhenjian

    Dari balik reruntuhan langit yang robek oleh pertempuran, Immortal Kuno melangkah maju. Tubuhnya berlumur luka, jubah robek dan terbakar, sementara darah suci mengalir perlahan dari pelipisnya, membentuk garis tipis di wajah yang diliputi amarah dan harga diri yang tercabik.Matanya menyala—bukan oleh cahaya, melainkan oleh tekad terakhir yang menggelegak seperti magma yang tak bisa lagi dibendung.Dengan suara berat yang seperti mengguncang angkasa, ia berseru,“Aku… belum kalah.”Tangannya yang gemetar mencengkeram Pedang Sepuluh Surga, bilah sakral yang memancarkan sepuluh warna cahaya surgawi, berputar perlahan seolah menciptakan pelangi di langit malam yang muram. Ketika ia mengangkatnya, seluruh dunia seperti menahan napas.Lalu ia menebas.Seketika itu juga, langit retak. Bumi berderak. Dan realitas terbelah menjadi sepuluh dimensi.Sepuluh jalur ruang dan waktu berlapis-lapis muncul di antara kedipan mata, masing-masing berdenyut dengan hukum alam yang berbeda—dimensi cahaya,

  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   6.18. Dewa Pedang vs Immortal Kuno

    Langit retak, seperti kaca yang meleleh di bawah panas yang tak terlihat. Angin yang biasanya liar kini membeku, menggantung di udara seperti helaian kain rapuh. Di tengah dunia yang membisu itu, Dewa Pedang dan Immortal Kuno berdiri berhadapan, bagaikan dua puncak gunung abadi yang menolak runtuh. Waktu sendiri seolah menahan napas, menonton dalam diam.Di belakang Dewa Pedang, bayangan pedang-pedang raksasa melayang megah. Namun, ini bukan sekadar ilusi. Setiap pedang adalah kenangan hidup, gema dari senjata yang pernah ia genggam dan kuasai—dari pedang batu kasar yang ia tempa sendiri di masa fana, hingga Pedang Tanpa Nama, yang konon sanggup mengiris garis waktu dan membelah masa.Dewa Pedang melangkah maju. Tapak kakinya terdengar ringan, hampir tanpa suara, namun setiap sentuhan kakinya membuat tanah mengelupas, retakan membelah bumi bagai jaring laba-laba raksasa. Aura pedang yang menguar dari tubuhnya cukup untuk membuat rerumputan hangus dan batu-batu kecil melayang.Mengitar

  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   6.17. Kehebatan Dewa Mabuk

    Dewa Mabuk tersenyum miring, getir, dan menambahkan ..."Anggur Takdir Terbalik ... Biarlah kenyataan pun mabuk bersamaku malam ini."Tanpa ragu, ia meneguk seluruh isi cangkir itu. Dalam sekejap, dunia bergidik. Awan di langit berputar terbalik, suara gemuruh mengeras seperti teriakan jutaan jiwa yang terseret arus waktu.Tiga detik. Dalam rentang sesingkat itu, dunia seolah melangkah mundur.Formasi Surga Agung—pilar energi—semua bergerak mundur, melawan kodrat mereka sendiri. Tapi tubuh para Immortal, makhluk hidup yang terikat pada alur waktu normal, tidak ikut serta.Apa yang terjadi berikutnya bukanlah pertempuran—melainkan pembantaian tanpa pedang.Tubuh para Immortal mendadak kejang, wajah mereka pucat membiru. Dari dalam daging dan tulang mereka, retakan-retakan kecil muncul, memancarkan cahaya ungu aneh. Lalu, satu per satu, tubuh-tubuh agung itu meledak dari dalam, seolah mereka dihukum oleh paradoks yang tidak bisa mereka lawan.Darah spiritual menguap menjadi kabut ung

  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   6.16. Dewa Mabuk vs Immortal - II

    Pergerakan Dewa Mabuk berubah.Awalnya ia hanya bergoyang goyah seperti dedaunan kering tertiup angin senja. Namun, dalam sekejap, gerakannya menjadi lebih cepat—lebih halus, lebih sulit diikuti. Tubuhnya melayang, berputar-putar, dan tiap jejak langkahnya membentuk pusaran-pusaran bercahaya, menciptakan pola sihir rumit yang berdenyut, menyedot energi spiritual dari udara sekitarnya. Tanah di bawah kakinya bergetar, lalu retak, dan dari retakan-retakan itu... mengalir sesuatu yang tak wajar.Dalam kelipan waktu yang nyaris tak terdeteksi, medan perang berubah drastis.Tanah tandus itu perlahan membasahi dirinya sendiri, mengalir menjadi Danau Anggur Surgawi. Permukaannya berkilau ungu lembut, memantulkan bukan sekadar bayangan, tapi fragmen masa depan dari siapa pun yang berdiri di atasnya.Satu per satu, para Immortal memandang ke bawah—dan apa yang mereka lihat... memaku mereka di tempat."Tidak... kenapa aku..." Seorang Immortal berseru, wajahnya berubah pucat pasi, suaranya pecah

  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   6.15. Dewa Mabuk vs Immortal

    Kabut racun menggantung tebal di udara, membelai medan pertempuran yang hancur dengan sentuhan kematian. Di tengah reruntuhan dan bau logam darah yang menusuk, terdengar tawa—tawa yang aneh, nyaring, memecah keheningan seperti dentang lonceng tua di pemakaman para dewa."HAAAA—! Sudah kubilang..." Suara itu meraung, parau dan bergaung seperti mabuk badai. "Jangan ganggu orang yang sedang menikmati tegukan terakhirnya!!"Dari pusaran kabut itu, muncul sosok yang mustahil diabaikan. Seorang pria bertubuh tambun dengan langkah limbung, seolah sewaktu-waktu bisa jatuh... namun entah bagaimana, setiap gerakannya justru memancarkan bahaya yang membuat udara terasa berat. Rambutnya kusut, acak-acakan seperti sarang burung gagak, dan jubahnya—oh, jubahnya—robek-robek dengan bekas-bekas tumpahan anggur spiritual berkilau yang menodai kain lusuh itu.Di tangannya, tergenggam erat sebuah botol kaca tua. Dari dalamnya, cairan berwarna ungu tua memancarkan cahaya redup yang hampir hipnotik—Anggur

  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   6.14. Sang Pemusnah Immortal

    Kabut tebal yang menelan seluruh medan pertempuran perlahan-lahan menghilang, bukan karena angin yang meniupnya atau karena kekuatannya telah pudar—melainkan karena semua yang menjadi target kabut itu telah lenyap.Di tanah yang menghitam seperti terbakar, tubuh-tubuh para Immortal membatu dalam keheningan yang mengerikan. Mereka tak lagi hidup, tapi juga belum sepenuhnya mati. Kulit mereka telah mengeras menjadi arang, hitam berkilap seperti obsidian yang retak. Tatapan terakhir mereka membeku dalam rupa yang tak akan pernah dilupakan siapa pun yang melihat—mata terbelalak oleh teror, mulut setengah terbuka oleh ketakjuban, dan alis yang merunduk dalam penyesalan yang tak terselesaikan.Namun, sang pembawa malapetaka belum berhenti. Dewi Racun masih berdiri di tengah medan, jubahnya berkibar pelan oleh hembusan angin beracun yang tersisa. Cahaya dari langit yang lembayung menyorot wajahnya yang tak menunjukkan emosi selain ketenangan dingin.Dari kehampaan, lima cahaya redup mulai be

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status