Home / Fantasi / Dewa Kuno Bangun Di Kota / Bab 20. Membeli Sebuah Villa

Share

Bab 20. Membeli Sebuah Villa

Author: Zaid Zaza
last update Last Updated: 2025-08-24 22:55:55

“Kau ini benar-benar tidak memikirkan apa-apa. Dengarkan kakak, uangmu harus disimpan baik-baik, jangan dihambur-hamburkan. Kau masih harus memikirkan masa depan, menikah, membangun keluarga,” Feng Manyin menasihatinya dengan nada serius.

“Pikirkan itu nanti. Yang penting adalah sekarang. Kalau kita tidak segera menemukan tempat tinggal, malam ini kita mungkin akan tidur di jalan,” kata Zhen Zhi, nada suaranya tetap tenang.

“Tidur di jalan? Ada apa sebenarnya?” Feng Manyin menatapnya heran.

"Rumah itu, sudah hancur." Jawab Zhen Zhi singkat.

Mendengarnya Feng Manyin terkejut, "Apa. Bagaimana mungkin bisa hancur? Bukankah sebelumnya baik-baik saja." Feng Manyin makin bingung.

“Nanti kakak akan tahu. Ayo ikut denganku, kita lihat langsung villanya,” kata Zhen Zhi.

Feng Manyin menarik napas, lalu menoleh ke etalase toko pakaian. “Tunggu sebentar, kenapa hanya kakak yang membeli baju? Kau juga harus membeli untuk dirimu sendiri. Kakak pilihkan sesuatu untukmu.” Ia memeriksa satu per satu,
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Dewa Kuno Bangun Di Kota   Bab 23. Kesombongan berakhir buruk

    Maaf, bab 22 belum bisa diedit, aku taruh di sini aja dulu, silahkan dibaca"Ini, makanlah," kata Feng Manyin lembut sambil menyendokkan sepotong daging bebek Peking ke piring Zhen Zhi, wanita itu menatapnya penuh dengan kasih sayang.Zhen Zhi mengangguk pelan, mulai dengan satu suapan daging bebek Peking ke mulutnya, dewa kuno itu cukup terkejut dengan rasanya, "ini ternyata sangat enak," pikirnya. "Walaupun tidak ada kekuatan spiritual, tapi rasa ini tidak buruk sedikitpun."Saat mereka asyik menikmati hidangan, tiba-tiba seorang wanita dengan gaun merah elegan berjalan masuk ke restoran. Wajahnya cantik, dengan riasan yang sempurna. Matanya memancarkan aura arogansi. Begitu melihat Zhen Zhi, langkahnya terhenti. Tanpa menunggu waktu, dia pergi, menghampiri meja mereka. "Feng Yichen? Ternyata itu kau!""Apa yang kau lakukan di sini?" tanyanya dengan nada meremehkan, matanya menyapu hidangan mahal di meja. "Kamu begitu miskin, masih sanggup makan di sini? Semua makanan di sini sanga

  • Dewa Kuno Bangun Di Kota   Bab 22. Menghukum Wanita Buruk

    "Ini, makanlah," kata Feng Manyin lembut sambil menyendokkan sepotong daging bebek Peking ke piring Zhen Zhi, wanita itu menatapnya penuh dengan kasih sayang.Zhen Zhi mengangguk pelan, mulai dengan satu suapan daging bebek Peking ke mulutnya, dewa kuno itu cukup terkejut dengan rasanya, "ini ternyata sangat enak," pikirnya. "Walaupun tidak ada kekuatan spiritual, tapi rasa ini tidak buruk sedikitpun."Saat mereka asyik menikmati hidangan, tiba-tiba seorang wanita dengan gaun merah elegan berjalan masuk ke restoran. Wajahnya cantik, dengan riasan yang sempurna. Matanya memancarkan aura arogansi. Begitu melihat Zhen Zhi, langkahnya terhenti. Tanpa menunggu waktu, dia pergi, menghampiri meja mereka. "Feng Yichen? Ternyata itu kau!""Apa yang kau lakukan di sini?" tanyanya dengan nada meremehkan, matanya menyapu hidangan mahal di meja. "Kamu begitu miskin, masih sanggup makan di sini? Semua makanan di sini sangat mahal."Teman di sebelahnya kemudian menimpali dengan suara mengejek, "Ruo

  • Dewa Kuno Bangun Di Kota   Bab 21. Hidangan Mewah!

    "Tuan Gu, ini terlalu mahal, kami tidak bisa menerimanya," jawab Feng Manyin, merasa tidak enak. Lima ratus juta baginya adalah uang yang sangat banyak, dia tidak ingin berhutang budi terlalu banyak."Nona Feng, mohon terimalah. Jika kalian menolaknya, bagaimana saya menjelaskannya kepada tuan Wang?" sahut Gu Zheng, berharap Feng Manyin mau menerimanya."Kakak, ambillah," kata Zhen Zhi dengan tenang dan lembut."Tapi ...."Melihat keraguan kakaknya, Zhen Zhi mengambilkannya, "Kakak simpanlah. Jangan menolak kebaikan tuan Gu," katanya.Gu Zheng tersenyum lega. Setelah merasa tugasnya selesai, ia membungkuk sedikit penuh hormat. "Tuan, apa ada hal lain yang Anda perlukan?" tanyanya dengan nada sopan, matanya menatap Zhen Zhi dan Feng Manyin bergantian, siap sedia untuk membantu.Zhen Zhi menoleh ke arah Feng Manyin, lalu menanyakannya. "Kak, apa kau menginginkan sesuatu?""Kakak tidak memerlukan apapun."krooo.. Suara itu berasal dari perut Feng Manyin yang lapar, membuat wajahnya meme

  • Dewa Kuno Bangun Di Kota   Bab 20. Membeli Sebuah Villa

    “Kau ini benar-benar tidak memikirkan apa-apa. Dengarkan kakak, uangmu harus disimpan baik-baik, jangan dihambur-hamburkan. Kau masih harus memikirkan masa depan, menikah, membangun keluarga,” Feng Manyin menasihatinya dengan nada serius.“Pikirkan itu nanti. Yang penting adalah sekarang. Kalau kita tidak segera menemukan tempat tinggal, malam ini kita mungkin akan tidur di jalan,” kata Zhen Zhi, nada suaranya tetap tenang.“Tidur di jalan? Ada apa sebenarnya?” Feng Manyin menatapnya heran."Rumah itu, sudah hancur." Jawab Zhen Zhi singkat.Mendengarnya Feng Manyin terkejut, "Apa. Bagaimana mungkin bisa hancur? Bukankah sebelumnya baik-baik saja." Feng Manyin makin bingung.“Nanti kakak akan tahu. Ayo ikut denganku, kita lihat langsung villanya,” kata Zhen Zhi.Feng Manyin menarik napas, lalu menoleh ke etalase toko pakaian. “Tunggu sebentar, kenapa hanya kakak yang membeli baju? Kau juga harus membeli untuk dirimu sendiri. Kakak pilihkan sesuatu untukmu.” Ia memeriksa satu per satu,

  • Dewa Kuno Bangun Di Kota   Bab 19. Bencana Berdarah Wang Gui

    "Maaf pak, tidak ada pencurian di sini," jelas Wang Gui pada dua polisi yang datang, "Justru dua orang ini," lanjutnya, kedua matanya melirik tajam ke arah dua pegawai yang duduk lemas di lantai, mereka tersentak takut dengan tatapannya, "Mereka mencemarkan nama baik tuan Feng, membuat laporan palsu mempermainkan institusi kepolisian, bagaimana kalian mengatasi mereka, seharusnya kalian tahu, bukan?"Polisi yang berada di tempat itu mengangguk setuju, "Baik tuan Wang, kami akan membawa mereka.""Mhm."Kedua pegawai itu langsung berlutut, menghantamkan dahi mereka ke lantai berkali-kali.“Tuan Wang, jangan! Saya salah, kami benar-benar salah! Ampuni kami! Kami tidak tahu, kami buta, kami bodoh!”“Ya, Tuan Wang! Saya tidak akan berani lagi, tolong lepaskan saya kali ini saja!”"Tuan Feng, saya mohon maafkan saya, semua ini karena dia, saya hanya terpengaruh olehnya. Saya terpaksa.""Apa maksudmu, kapan aku memaksamu, bukankah kau tadi juga ikut menghina tuan Feng! Aku tak melihat kau me

  • Dewa Kuno Bangun Di Kota   Bab 18. Mendapatkan Balasan

    Mendengar kata-kata Zhen Zhi, Feng Manyin terdiam. Ia mengingat kembali bagaimana kedua pegawai itu mencemooh dan mempermalukan mereka di depan umum. Kata-kata mereka menusuk hati, dan Feng Manyin menyadari betapa naifnya dirinya tadi.“Yichen, kau benar, kenapa kami harus memaafkan kalian?” Feng Manyin menatap kedua pegawai itu dengan mata yang dingin. Simpati yang tadi sempat muncul di hatinya berubah menjadi rasa marah. Kedua orang di depannya tadi memperlakukan dirinya dan adiknya dengan sangat buruk. Jika adiknya tidak memiliki hubungan dengan keluarga Wang, maka hari ini merekalah yang akan dirugikan."Kalian telah mempermalukan kami di depan umum, menghina dan merendahkan kami, bahkan menuduh adikku sebagai pencuri! Apa yang membuat kalian berpikir bahwa kami akan memaafkan kalian begitu saja?" tanyanya.Kedua pegawai itu lantas ketakutan, jika tidak mendapatkan maaf dari Zhen Zhi dan Feng Manyin, habislah mereka. Salah seorang di antara mereka bergegas, kembali memohon pengam

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status