Share

Bab 436

Penulis: Yu.Az.
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-25 18:34:44

Cahaya matahari pagi menyelinap masuk melalui celah tirai sutra merah yang masih menjuntai lembut di paviliun naga. Di atas ranjang pengantin yang dihiasi kelopak bunga dan simbol naga-phoenix, Zhao Xueyan perlahan membuka matanya. Tubuhnya terasa pegal dan letih, membuatnya langsung mengernyit pelan.

“Ugh! Sssh!” Zhao Xueyan meringis kesakitan.

Namun, sebelum sempat bergerak, ia merasakan lingkaran lengan yang begitu erat melingkari pinggangnya. Kaisar Tian Ming, yang rupanya belum terbangun sepenuhnya, masih tertidur dengan wajah damai, satu lengannya menyelimuti tubuh sang permaisuri, dan wajahnya bersandar manja di perut Zhao Xueyan.

Wajah Zhao Xueyan langsung merona saat mengingat apa yang terjadi semalam. Ia berdeham pelan, mencoba mengatur napas, tapi yang ada justru Kaisar Tian Ming membuka matanya dan menatapnya dengan senyuman jahil.

"Kenapa pipimu semerah jubah pengantin kita, Permaisuriku?" bisiknya seraya mempererat pelukannya.

Zhao Xueyan mendengus pelan, "Karena seseor
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 453

    Zhao Xueyan meletakkan cangkir tehnya dengan lembut di atas tatakan. Tatapannya masih tenang saat mengangkat wajah, matanya mengarah langsung pada Ibu Suri Gao.“Aku menghargai niat baik Putri Min Ji,” ujarnya lembut, “Tapi sebagai istri, aku percaya bahwa doaku yang terdalam tidak perlu selalu diumbar dalam bentuk yang terlihat. Doa yang sejati adalah keyakinan yang diam namun kuat, dan aku tidak perlu membuatnya jadi pertunjukan.”Min Ji tersentak kecil. Sementara Ibu Suri Gao memicingkan matanya.Zhao Xueyan melanjutkan, dengan nada tetap tenang, tapi ada kilatan tegas di suaranya.“Lagipula, daripada membandingkan siapa yang berdoa lebih banyak atau lebih keras, bukankah lebih penting memastikan siapa yang benar-benar tidak menyimpan niat tersembunyi saat mengucapkannya?”Min Ji menegakkan punggungnya, masih dengan ekspresi polos, namun jelas dadanya naik turun menahan emosi. Kim Na menepuk pelan tangan anaknya, menyuruhnya untuk diam.Ibu Suri Gao tampak menahan napas, matanya be

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 452

    Siang itu, cahaya mentari menyusup lewat kisi jendela ruang jamuan makan istana. Meja panjang dengan taplak emas dan porselen mewah sudah tertata rapi. Duduk di ujung utama, Ibu Suri Gao dengan jubah kebesarannya, dikelilingi tiga tamu dari negeri seberang. Percakapan dalam bahasa asing terdengar ringan dan akrab di antara mereka. Ibu Suri Gao tertawa lembut, namun nada angkuh tetap melekat pada suaranya. “Putri Min Ji, seandainya saja istana ini memiliki lebih banyak wanita seanggun dan serendah hati sepertimu, yang tua ini pasti akan bahagia apalagi kau menjadi bagian dari keluarga kekaisaran,” katanya sambil menatap penuh makna. Tak lama kemudian, suara langkah kaki terdengar dari koridor. Beberapa pelayan memasuki ruangan, dan di belakang mereka, Zhao Xueyan muncul dengan anggun namun tenang. Ia mengenakan hanfu putih berbordir emas, berjalan penuh percaya diri menuju meja. Senyum di wajah Ibu Suri Gao seketika memudar. Suasana jadi dingin dalam sekejap. Zhao Xueyan berhenti

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 451

    Pasir beterbangan di medan pertempuran yang mulai memerah oleh darah. Di tengah kepungan dua pasukan besar, dua sosok gagah saling berhadapan, Kaisar Tian Ming dan Kaisar Zheng Yu. Tatapan keduanya tajam, penuh amarah yang terpendam dan harga diri yang dipertaruhkan. Clang! Clang! Slash! Bilah pedang mereka kembali beradu dengan denting yang menggetarkan. Namun dalam satu gerakan cepat, Kaisar Tian Ming menemukan celah. Dengan tebasan melengkung dari sisi bawah, pedangnya menyayat bagian dada zirah Kaisar Zheng Yu. Suara logam terkoyak terdengar jelas. “Argh!” desis Zheng Yu sambil mundur satu langkah, memegangi dadanya yang mulai berlumur darah. Napasnya memburu, tapi bibirnya tersenyum miring. Lalu melirik tangan kanannya. “Jadi, hanya segini kemampuanmu, Tian Ming?” ejeknya, suaranya sumbang namun tetap lantang. Mata Tian Ming menyipit. Ia tahu ejekan itu hanya untuk mengulur waktu. “Mulutmu masih lancang walau hampir roboh, Zheng Yu.” Tanpa banyak bicara lagi, Tian M

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 450

    Dentuman senjata saling beradu memenuhi medan perang, debu beterbangan, udara dipenuhi aroma darah dan besi. Jeritan prajurit, denting senjata, dan raungan beast tunggangan menggema dari segala arah. Pasukan kekaisaran Zhengtang mulai kacau, sebagian dari mereka mulai mundur setelah kehilangan formasi.Kaisar Zheng Yu menggertakkan giginya. Di balik helm perangnya, wajahnya merah padam karena amarah dan rasa malu.“Keparat … pasukan rendahan itu berhasil menyeimbangkan jumlah dengan pasukanku .…” gumamnya dengan suara berat.Salah satu jenderalnya mendekat, “Yang Mulia! Kita perlu mundur sejenak dan—”“Diam!” bentak Kaisar Zheng Yu sambil mencabut pedang panjangnya. “Kalau mereka ingin bermain keras, aku akan habisi Tian Ming sendiri!”Dengan raungan marah, Zheng Yu menunggang kudanya menuju pusat medan, menerobos kerumunan prajurit yang langsung memberinya jalan. Matanya lurus menatap satu sosok gagah yang berdiri tenang di tengah medan, Kaisar Tian Ming.Tian Ming yang sedang meneba

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 449

    Di dalam paviliun barat yang tenang dan elegan, suasana tampak hangat. Aroma teh melati memenuhi udara, bercampur harum dupa halus yang mengepul dari sudut ruangan. Ibu Suri Gao duduk anggun di atas kursi ukiran kayu cendana, mengenakan jubah sutra gelap berhias bordir burung fenghuang.Di hadapannya, duduk tiga orang tamu yang datang dari negeri seberang. Seorang pria dan wanita paruh baya dengan pakaian khas hanbook formal, serta seorang gadis muda yang duduk dengan sopan, anggun namun penuh percaya diri. Dialah Min Ji, gadis cantik berkulit pucat dengan mata bening dan senyum yang lemah-lembut.“Sudah lama kita tak bertemu, Nyonya Min,” ujar Ibu Suri Gao dengan bahasa negeri seberang yang fasih, suaranya terdengar ramah namun mengandung makna tersirat. “Kukira kalian sudah lupa pada saudara jauh kalian di kekaisaran Tianyang.”Wanita paruh baya itu tertawa kecil, anggun. “Tentu saja tidak, Yang Mulia. Kami selalu mengikuti berita dari istana Tianyang. Dan mendengar kabar bahwa Anda

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 448

    “Serang!” Derap kaki kuda dan teriakan perintah memenuhi medan perang. Pasukan elit Kekaisaran Zhengtang kembali menyerbu setelah kegagalan panah memalukan mereka. Kali ini serangan darat dikerahkan dengan kekuatan penuh.Jenderal-jenderal muda dari Zhengtang memimpin pasukan mereka dari depan, menerobos celah formasi dengan tombak dan pedang berlapis Qi yang menyala-nyala.“Maju! Jangan biarkan mereka bersiap!” teriak salah satu jenderal dengan sorot mata membara.Tapi dari jauh, Kaisar Tian Ming masih berdiri dengan tenang di atas kudanya. Di sisi kirinya, Jenderal Zhao Yun dan Wu Liang telah mempersiapkan barisan khusus.Kaisar Tian Ming menurunkan tangannya perlahan. Sebuah sinyal diam yang langsung dipahami para prajurit elit Tianyang.“Formasi Naga Api! Posisi bertahan ketiga!” seru Wu Liang.Pasukan Tianyang bergerak seolah-olah satu tubuh. Mereka membentuk barisan menyerupai sisik naga yang kokoh, setiap prajurit berdiri tegap dengan senjata spiritual terhunus. Aura spiritual

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status