“Hallo Aneska?” jawab nyonya Sonya setelah mendapatkan panggilan telepon dari Aneska.
“Hallo nyonya Sonya, apa kita bisa bertemu sekarang?” Tanya Aneska.
“Oh boleh. Di tempat sebelum nya ya. Aku akan kesana sekarang.” Jawab Sonya dengan nada senang.
“Baik nyonya, sampai ketemu.” Aneska mengakhiri dan menyimpan ponsel nya.
Setelah pekerjaan menjual koran nya selesai, dia ijin dengan mba Wik pemilik warung makan untuk tidak datang bekerja.
Sekali lagi dia naik ojek online menuju lokasi janjian bertemu.
********
Shakeel sudah bersiap-siap berangkat bekerja. Daviand duduk memperhatikan kekasih nya yang sedang memakai dasi.
Ada ide nakal di pikiran Daviand, dia turun dari ranjang dan memeluk Shakeel dari belakang.
“Shakeel, aku ingin belanja, tapi uang ku kurang.” Ucap Daviand memanja.
Shakeel memutar kan tubuh dan berhh
Anes seharian berada bersama ibu Santi dan yang lain nya.Membereskan apa saja milik mereka. Sambil menunggu kepulangan Aarav.Berkali-kali ibu Santi bertanya dari mana Aneska mendapatkan uang untuk membayar sewa rumah. Tapi Anes berusaha memberikan penjelasan untuk menenangkan perasaan curiga ibu pengasuh nya.Beberapa anak kecil yang ikut dengan ibu Santi bermain di bawah, mereka berlarian kesana kemari, ada juga yang sedang belajar.Jam 8 malam Aarav akhir nya pulang. Ibu Santi dan anak-anak lain nya juga sudah selesai makan malam, sedangkan pembantu sudah pulang jam 6 sore.Saat Aarav ingin kekamar nya, sudah ada Anes yang berdiri di depan kamar.“Anes, kamu kenapa berdiri di sini?” Tanya Aarav yang terlihat sangat kelelahan.“Mmmm….Aarav, ada yang ingin aku bicarakan. Maafkan aku mengganggu mu sebentar.” Ucap gadis itu.“ Baik. Tapi aku mandi dulu ya.” Uc
Merasa masih belum mendapatkan jawaban.“Ada apa? Kenapa kalian jadi diam? Apa ada yang sedang kalian rencanakan?” Tanya Shakeel merasa ada yang tidak beres.“Shakeel, kami menyuruh mu datang kesini adalah untuk mempersiapkan pernikahan mu.” Ucap Reynand.“Apa??” Shakeel terkejut dan marah.Pria itu berdiri.“Shakeel duduk dulu.” Suruh Elfrida.Shakeel tidak mau.“Shakeel, duduk!!” suruh papa nya.Dengan kesal Shakeel kembali duduk. Namun kepala nya bergerak kekiri dan kekanan seperti menahan kemarahan.“Kami ingin kau segera menikah.” Ucap nenek nya.“Aku memang akan menikah, secepat nya aku akan menikah.” Ucap Shakeel.“Bagus kalau begitu. Dengan siapa? Wanita atau laki-laki?” Tanya Reynand yang juga sedang menahan emosi.Shakeel menatap papa nya dengan tajam, tapi Reynand tidak t
Hari untuk pertemuan Anes dan keluarga Shakeel datang.Sonya dan semua keluarga nya sudah menunggu kedatangan gadis itu.Bahkan Shakeel sampai mengcancel jadwal meeting nya. Dia sangat tidak suka dengan paksaan keluarga nya, tapi dia juga tidak mau menyakiti keluarga nya. Dan ini tanpa sepengetahuan Daviand.Sehabis jualan koran, Anes datang dengan membawa sisa koran dan buah mangga untuk nyonya Sonya, karena sudah membayar koran yang belum di terima nya.“Nyonya, gadis itu sudah datang, dan sekarang sedang ada di luar?” ucap Galen.“Suruh dia masuk.” Jawab Sonya.Galen melanjutkan pekerjaan nya. Segera menghampiri tempat di mana Anes sedang berdiri dan menunggu.“Silahkan nona Anes ikut saya ke dalam.” Ajak Galen.Anes dengan langkah pelan, mengikuti Galen dari belakang.Canggung dan minder, itulah yang saat ini dia rasakan, apala
“Ayo…ayo, makan lah dulu mangga ini. Gadis ini sudah membawa dengan tulus, jadi kita harus memakan nya.” Elfrida mengambil salah satu potongan mangga yang manis dan harum itu.Sonya, dan Reynand mengambil juga secara bergantian.Anes melihat calon suami nya itu diam tidak bergerak.“Sha…..Shakeel, silahkan di coba?” Anes mengangkat salah satu piring di hadapan Shakeel.“Jangan mencoba mencari perhatian dari ku.” Ketus Shakeel.Reynand melihat nya dengan tajam.“Aku tidak sedang mencari perhatian mu? Aku hanya ingin berbagi mangga pada mu.”jawab polos Aneska.Shakeel diam, tetap tidak mau mengambil nya padahal gadis itu sudah memegangi piring nya sedari tadi.“Eeeheemm…. Nak Anes, biarkan saja dia seperti itu.” ucap Sonya.Sedikit kecewa Anes meletakkan kembali piring nya ke atas meja.“Anes, mengenai pernikahan kali
Aarav mengemudikan mobil nya mengantar Aneska dalam perjalanan pulang.“Kamu tadi sedang ngapain ada di sana Nes?” Tanya Aarav membuka obrolan.“Ohh…. Itu ada sedikit kerjaan tadi. Tapi sekarang sudah selesai kok.” Jawab nya sambil tertawa kecil.“Apa kamu lagi sibuk ya? Seperti nya sangat lelah sekali.” Tanya Aarav.“Kelihatan ya?” Tanya Anes tersenyum.“Iya, kelihatan sekali.” Ucap Aarav.“Ya kau tahu sendiri lah, karena pindahan itu jadi banyak kerjaan yang harus di kerjakan.” Jawab nya dengan menatap jalan raya.“Apa kau sudah makan? Aku ingin mentraktir mu makan malam.” Ajak Aarav.“Makan malam? Mmmmm…. Sebenar nya aku juga lapar sih. Tapi…. “Kalau begitu ayo makan malam b
Beberapa hari kemudian setelah semua urusan sudah di selesaikan. Kedua belah pihak sudah sepakat menyetujui acara pernikahan.Walaupun terkesan mendadak dan terburu-buru. Pernikahan di adakan tertutup, jadi tidak semua yang tahu. Hanya beberapa perwakilan dari Anes dan Shakeel, di adakan pun di rumah keluarga besar Shakeel Zaferino.Shakeel melihat calon isteri nya dalam berpakaian pengantin, hanya biasa saja. Tidak terpesona atau kagum sedikit pun.Setelah mengucapkan janji pernikahan, mereka meminta restu dari kedua perwakilan.Santi memeluk Aneska. Dia terharu sekaligus bahagia karena akhir nya dia bisa menyaksikan pernikahan salah satu anak asuh nya.“Anes, selamat ya atas pernikahan kamu. Ibu harap pernikahan kalian langgeng dan bahagia. Sekarang kamu tidak sendiri lagi, sudah menjadi isteri dan memiliki suami.”nasihat ibu Santi.“Iya bu. Terimakasih
“Cepat juga kau menandatangani nya. Ingat, jangan pernah melanggar salah satu, termasuk hubungan asmara ku.” Shakeel mengingat kan kembali.“Iya, aku ingat. Tidak usah di peringati lagi. Bosan dengar nya.” Ucap Anes.“Di kira aku senang apa ya menikah dengan pria homo seperti mu? Untung saja sih kau homo, tidak tertarik dengan wanita. Jadi aku tidak perlu terlalu khawatir dengan kesucian ku.” Gumam Anes.***********Dan akhir nya mereka tiba di kediaman Shakeel. Tempat di mana Anes akan tinggal bersama nya.Anes takjub melihat ukuran rumah yang besar dan mewah.“Kenapa? Kau pasti belum pernah melihat atau bahkan masuk di rumah sebesar dn semewah ini kan?” Tanya Shakeel.“Lebih luas dari gubuk derita mu itu.” sindir nya lagi.Anes diam mengabaikan apa yang di ucapkan Shakeel.Shakeel berjalan tanpa mengajak Anes, karena dia pikir kal
Anes bangun pagi hari, turun ke dapur.“Apa dia pulang tadi malam?” tanya nya.Di lihat rumah yang begitu sepi, tanpa suara.“Seperti nya dia tidak pulang.” Ucap nya lagi.Ceklek…Aneska terkejut ada yang membuka pintu. Di lihat nya siapa yang masuk. Dan ternyata suami nya dengan pakaian dan wajah yang lesu.Shakeel melihat dengan tatapan tidak suka.Tanpa berkata, dia pergi mengabaikan Anes yang masih melihat nya.“Shakeel, apa kau mau….“Berisik…” teriak Shakeel sambil berjalan ke kamar nya.“Hhhmm…” gadis itu menghela nafas nya.Anes ke dapur, membuat makanan nya sendiri.Tidak ada kegiatan yang akan di lakukan. Masih ingin istirahat sesaat.Bahan-bahan di dapur sudah terisi. Sebelum nya dia membeli dan membuat stokkan.Shakeel sudah turun lagi dengan pakaian rapi. Masih memakai d