Home / Romansa / Di Antara Dua Dunia / Bab 52: Dunia yang Belum Bernama

Share

Bab 52: Dunia yang Belum Bernama

Author: Founna Math
last update Last Updated: 2025-06-01 13:10:01

Bab 52: Dunia yang Belum Bernama

“Setiap dunia lahir dari pilihan. Tapi dunia ini… lahir dari pengampunan.”

Langit di atas mereka bukan milik Arangyeon, juga bukan Seowon. Ia bergelombang seperti napas dalam tidur panjang, berwarna biru muda dengan semburat emas di ujung-ujung cakrawala. Dua matahari mengambang di langit seperti mata dewa yang tenang, seolah mengawasi kelahiran sesuatu yang belum diberi nama.

Seo Haneul berdiri di tepi danau jernih, diam memandangi permukaan air yang memantulkan dua bayangan: dirinya sendiri, dan Hamin—saudara kembarnya, yang kini duduk bersila di sampingnya dengan mata terpejam, seolah mencoba memahami detak dunia baru yang perlahan menggeliat.

Di sekitar mereka, tanah yang semula kosong mulai menghidupkan dirinya. Akar-akar menjulur dari bawah, menciptakan pola seperti urat pada kulit bumi. Bunga-bunga putih yang belum pernah ada sebelumnya mekar tanpa suara, mengeluarkan aroma samar yang mengingatkan pada kenangan masa kecil—masa yang tidak pernah
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Di Antara Dua Dunia   Bab 53: Mata Ketiga dari Dalam Waktu

    Bab 53: Mata Ketiga dari Dalam Waktu “Jika dua mata melihat masa kini, maka mata ketiga melihat kebenaran yang disembunyikan waktu.”Langit Aeloria tak bergeming. Dua matahari kecil masih berpendar di atas cakrawala, tapi seolah waktu tak lagi mengikuti aturan biasa. Udara menjadi lebih pekat, tidak panas, tidak dingin—melainkan… penuh. Terisi oleh sesuatu yang tak kasat mata. Sesuatu yang terbangun di bawah permukaan kenyataan.Seo Haneul berdiri di tepi danau, airnya kini memantulkan kilatan warna kehijauan yang terus berubah, seperti sedang memikirkan sesuatu. Ia tidak sendiri. Hamin ada di sampingnya, diam, wajahnya tertunduk. Tapi tak satu pun dari mereka berbicara. Sejak mata itu terbuka dari dasar danau—mata kristal berbentuk retakan melingkar—semua terasa berubah.Jaewon berjalan perlahan dari balik pohon cahaya, ekspresinya gelisah. Di belakangnya Mira membawa gulungan energi yang mu

  • Di Antara Dua Dunia   Bab 52: Dunia yang Belum Bernama

    Bab 52: Dunia yang Belum Bernama“Setiap dunia lahir dari pilihan. Tapi dunia ini… lahir dari pengampunan.”Langit di atas mereka bukan milik Arangyeon, juga bukan Seowon. Ia bergelombang seperti napas dalam tidur panjang, berwarna biru muda dengan semburat emas di ujung-ujung cakrawala. Dua matahari mengambang di langit seperti mata dewa yang tenang, seolah mengawasi kelahiran sesuatu yang belum diberi nama.Seo Haneul berdiri di tepi danau jernih, diam memandangi permukaan air yang memantulkan dua bayangan: dirinya sendiri, dan Hamin—saudara kembarnya, yang kini duduk bersila di sampingnya dengan mata terpejam, seolah mencoba memahami detak dunia baru yang perlahan menggeliat.Di sekitar mereka, tanah yang semula kosong mulai menghidupkan dirinya. Akar-akar menjulur dari bawah, menciptakan pola seperti urat pada kulit bumi. Bunga-bunga putih yang belum pernah ada sebelumnya mekar tanpa suara, mengeluarkan aroma samar yang mengingatkan pada kenangan masa kecil—masa yang tidak pernah

  • Di Antara Dua Dunia   Bab 51 – Mata yang Tak Tertidur

    Bab 51 – Mata yang Tak TertidurLembah Tenggelam mulai menunjukkan wujud aslinya. Dedaunan yang semula tampak layu kini menyala dengan warna ungu tua. Tanah bergetar, bukan karena gempa biasa, melainkan resonansi dari sesuatu yang jauh lebih besar—lebih tua dari sihir, lebih dalam dari kehendak manusia.Selaneth, makhluk berjubah putih keperakan yang baru saja terbangun, menatap Seo Haneul dengan mata tanpa pupil. Tatapan itu bukan sekadar penglihatan, melainkan penilaian—seolah ia menimbang seluruh isi jiwanya dalam satu pandangan.“Kau berada di batas,” katanya dengan suara yang terdengar seperti gema dari langit dan bumi bersamaan. “Satu langkah ke depan, dan kau takkan pernah bisa kembali menjadi manusia biasa.”Haneul menelan ludah. Ia mencoba bicara, namun suaranya tercekat oleh tekanan yang tak kasat mata. Di antara tangannya, liontin peninggalan ibunya berden

  • Di Antara Dua Dunia   Bab 50 – Lembah Tenggelam

    Bab 50 – Lembah TenggelamKabut menyelimuti dunia seperti jubah waktu. Lembah Tenggelam bukan hanya wilayah terlarang, tapi nadi rahasia Arangyeon yang terlupakan—tempat sihir purba dan dosa masa lalu saling mengunci dalam tidur panjang. Langit di atasnya tak pernah biru, hanya abu-abu suram yang membungkam cahaya bulan.Seo Haneul melangkah sendirian, hanya berbekal jubah pelindung dan liontin ibunya yang kini nyaris tidak bercahaya. Di sekelilingnya, kabut seperti makhluk hidup—bergerak mengelilingi, menyentuh kulit, berbisik dengan suara yang tidak berasal dari bumi maupun dimensi manapun.“Kenapa kau datang?” bisik kabut, dalam suara ratusan jiwa.Haneul tidak menjawab. Ia terus melangkah, menembus semak dan batu raksasa yang tertutup lumut tua. Dalam hatinya, ia merasakan kegelisahan yang tak bisa dijelaskan. Bukan karena takut, tapi karena merasa… sedang diawasi oleh masa lalu.Lorong batu

  • Di Antara Dua Dunia   Bab 49 – Bayangan dalam Darah

    Bab 49 – Bayangan dalam DarahAngin malam Arangyeon berembus lirih, namun menusuk lebih dalam dari biasanya. Udara dipenuhi aroma lembap tanah yang baru saja disiram hujan sihir. Di kejauhan, langit masih retak, menyisakan luka di langit yang tak bisa dijahit hanya dengan kemenangan. Di permukaan, seolah dunia kembali tenang. Namun di dalam, semua orang tahu: badai sesungguhnya baru akan dimulai.Seo Haneul berdiri di balkon Menara Bintang, tubuhnya diam, tapi pikirannya tidak. Sejak pertempuran melawan Jihoon, sesuatu dalam dirinya berubah. Bukan hanya karena dia selamat, tapi karena dia merasa... ditinggalkan.“Ibuku memilih untuk menghilang,” gumamnya lirih. “Tapi kenapa aku merasa dia masih menyembunyikan sesuatu dariku?”Suara langkah pelan terdengar di belakang. Jaewon.“Kau belum tidur lagi,” katanya, bersandar di sisi balkon.Haneul hanya mengangguk pel

  • Di Antara Dua Dunia    Bab 48 – Gerbang yang Retak

    Bab 48 – Gerbang yang Retak Langit Arangyeon tampak sekarat. Awan ungu pekat menyelimuti horizon, berkilat-kilat seperti luka terbuka di angkasa. Di balik kabut, gema retakan terdengar pelan namun menusuk, menandakan batas antar dunia mulai melebur. Suara burung-burung roh telah menghilang, digantikan oleh senyap yang terlalu sempurna—pertanda bahwa dunia sihir sedang menahan napas.Seo Haneul berdiri di pelataran Menara Bintang, matanya menatap langit yang tak lagi murni. Aura hangat dari kristal peninggalan ibunya kini berdenyut cepat di telapak tangannya—seolah merasakan bahaya yang mendekat. Tak jauh darinya, Jaewon, Mira, dan Elder Yoon bersiap siaga, dikelilingi oleh para penjaga Arangyeon yang membentuk formasi sihir perlindungan.“Retakannya semakin besar,” ujar Mira pelan. “Energi dari Seowon menyusup ke dalam aliran sihir Arangyeon. Jika dibiarkan, dunia kita bisa runtuh dari dalam.”“Ini bukan retakan biasa,” Elder Yoon menyempitkan matanya. “Ini lubang dimensi. Dan seseora

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status