공유

keluarga dan rumah baru

작가: TRexMakassar
last update 최신 업데이트: 2024-08-31 03:32:08

Pada suatu sore yang tenang, ketika gadis itu sudah menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang lebih baik, ayah gadis itu memutuskan untuk memperkenalkan dirinya dan putrinya secara resmi kepada Aaron dan ILHAM. Mereka berkumpul di ruang tamu, dengan secangkir teh hangat di atas meja.

"Aaron, ILHAM. Aku melupakan sesuatu, Namaku Hendra Wijaya dan anakku Bernama Widya Ningsih" kata pak wijaya dengan senyum tipisnya, 

Aaron dan ILHAM ikut senyum sambil mengangguk menunduk menandakan iya. 

Beberapa hari setelah kejadian mencekam yang menimpa keluarga Hendra Wijaya, suasana di rumah itu mulai kembali tenang. Aaron dan ILHAM, yang sejak awal terlibat dalam penyelamatan Widya Ningsih dari belenggu pesugihan, terus tinggal di rumah tersebut. Mereka memastikan bahwa Widya benar-benar pulih dari trauma fisik dan mental yang ia alami. Setiap hari, mereka membantu Hendra dalam merawat putrinya, dengan perasaan tanggung jawab yang besar.

Hendra memulai percakapan dengan suara lembut namun penuh ketulusan. "Aaron, ILHAM, aku ingin mengucapkan terima kasih sekali lagi atas semua yang telah kalian lakukan untuk keluarga kami. Kalian berdua telah menjadi pahlawan yang menyelamatkan hidup kami. Aku merasa sangat beruntung bisa mengenal kalian."

Aaron, dengan senyum tenang, menanggapi, "Kami hanya melakukan apa yang harus kami lakukan, Pak Hendra. Kami senang bisa membantu."

Hendra tersenyum dan melanjutkan, "Aku juga ingin kalian tahu siapa kami sebenarnya. Namaku Hendra Wijaya, dan ini adalah putriku, Widya Ningsih. Kami telah melalui banyak hal, tapi dengan bantuan kalian, kami bisa melihat harapan baru."

Widya, yang duduk di samping ayahnya, tersenyum malu-malu namun penuh rasa terima kasih. "Terima kasih banyak, Kak Aaron, Kak ILHAM. Aku tidak tahu bagaimana jadinya kalau kalian tidak datang. Kalian seperti kakak bagiku."

ILHAM, yang biasanya pendiam, merasa terharu mendengar kata-kata Widya. "Kami juga merasa seperti keluarga di sini. Kamu kuat, Widya. Semua ini akan segera berakhir, dan kamu akan kembali menjalani hidup yang normal."

Selama beberapa hari berikutnya, Aaron dan ILHAM terus tinggal di rumah keluarga Hendra Wijaya, membantu mengobati Widya hingga kondisinya benar-benar pulih. Perlahan, Widya mulai kembali tersenyum dan berbicara dengan lebih ceria, tanda bahwa kekuatan hidupnya mulai kembali. Mereka juga mengajarkan Hendra dan Widya beberapa doa dan amalan untuk perlindungan diri, agar kejadian serupa tidak terulang lagi.

Namun, di tengah kebahagiaan yang perlahan kembali, tersiar kabar mengejutkan dari luar. Budi Santoso, pria yang telah menjadi dalang di balik semua kekejian ini, ditemukan tewas dalam kondisi mengenaskan. Tubuhnya hangus terbakar, dan seluruh harta bendanya habis dilalap api dalam kebakaran misterius yang terjadi pada malam sebelumnya. Kebakaran itu begitu dahsyat sehingga tidak ada yang bisa diselamatkan, meninggalkan hanya abu dan sisa-sisa bangunan.

Hendra, yang mendengar kabar ini dari salah satu kenalannya, merasa terguncang. Budi Santoso, yang pernah ia anggap sebagai keluarga, telah menemui akhir yang tragis. Meski begitu, dalam hatinya, Hendra merasa bahwa ini adalah bentuk keadilan yang aneh, akibat dari jalan sesat yang telah dipilih Budi.

Ketika Hendra memberitahu Aaron dan ILHAM tentang kabar tersebut, mereka hanya bisa terdiam. Keduanya memahami bahwa kejadian ini adalah hasil dari kesepakatan gelap yang dilakukan Budi Santoso dengan entitas jahat. Pesugihan memang menawarkan kekuatan dan kekayaan, tetapi selalu ada harga yang harus dibayar, dan kadang-kadang harganya adalah nyawa itu sendiri.

Hari demi hari berlalu, dan kondisi Widya semakin membaik. Keluarga itu mulai pulih dari trauma yang mereka alami, meskipun bayangan masa lalu masih menghantui mereka. Namun, dengan dukungan Aaron dan ILHAM, mereka mampu berdiri kembali, lebih kuat dari sebelumnya.

Ketika Widya akhirnya dinyatakan sembuh sepenuhnya, Aaron dan ILHAM tahu bahwa saatnya telah tiba untuk melanjutkan perjalanan mereka. Mereka harus melaporkan semua yang telah terjadi kepada guru mereka, Ustadz Abdullah, yang telah memberikan mereka banyak bimbingan dan ilmu.

Sebelum mereka berangkat, Hendra Wijaya mengundang mereka untuk duduk bersama sekali lagi. Wajahnya penuh rasa hormat dan kasih sayang ketika ia berbicara kepada dua pemuda yang telah menyelamatkan hidup putrinya.

"Aaron, ILHAM," katanya dengan suara penuh emosi, "Kalian telah menjadi seperti anak-anak bagiku. Aku tidak tahu bagaimana caranya mengungkapkan rasa terima kasihku yang mendalam. Kalian telah memberikan kehidupan baru bagi Widya, dan juga bagi diriku. Aku ingin kalian tahu bahwa rumah ini akan selalu terbuka untuk kalian. Kapan pun kalian butuh tempat untuk beristirahat, atau hanya ingin mengunjungi kami, kalian akan selalu diterima di sini."

Aaron merasakan kehangatan di hatinya mendengar kata-kata itu. "Terima kasih, Pak Hendra. Kami merasa sangat terhormat bisa menjadi bagian dari keluarga ini. Kami pasti akan kembali suatu hari nanti."

ILHAM, yang juga terharu, mengangguk setuju. "Kami tidak akan melupakan kalian. Dan kami akan selalu siap membantu kapan pun kalian membutuhkan kami."

Widya, yang berdiri di samping ayahnya, memeluk Aaron dan ILHAM secara bergantian. "Aku tidak akan pernah melupakan apa yang telah kalian lakukan untukku. Kalian berdua adalah kakak yang selalu aku impikan."

Setelah perpisahan yang hangat, Aaron dan ILHAM akhirnya meninggalkan rumah itu dengan hati yang lega. Mereka tahu bahwa tugas mereka belum selesai, tetapi mereka juga tahu bahwa mereka telah melakukan yang terbaik untuk keluarga itu. Mereka berjalan menuju tempat guru mereka, siap untuk melaporkan semua yang telah terjadi dan menerima arahan selanjutnya.

Meskipun mereka meninggalkan rumah Hendra Wijaya, hati mereka tetap terikat dengan keluarga itu. Aaron dan ILHAM tahu bahwa perjalanan mereka masih panjang, dan masih banyak tantangan yang harus dihadapi. Namun, dengan ilmu dan keberanian yang mereka miliki, mereka siap untuk menghadapi apa pun yang akan datang.

Dan meskipun mereka terus melangkah maju, mereka selalu ingat bahwa di suatu tempat di Makassar, ada sebuah rumah yang selalu terbuka untuk mereka, tempat di mana mereka selalu dianggap sebagai keluarga.

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요

최신 챕터

  • Di Balik Bayangan Makassar: Petualangan Aaron & ILHAM   **BAB 11“Badai Tulang di Atas Dunia”**

    **BAB 11 — “Badai Tulang di Atas Dunia”****Part 1: “Memimpin Sekutu”****Ringkasan:**Aaron dan Ilham mempersiapkan pasukan untuk menghadapi Roh Jagat Ketiga. Tapi sekutu mereka bukan manusia biasa—mereka adalah **roh aneh, makhluk tertolak, dan entitas yang tidak dipercaya oleh kedua dunia.** Dan di tengah kekacauan ini… Aaron mulai bicara seperti ayah mereka.> *Pasukan yang menang bukan yang besar. Tapi yang rela mati tanpa diberi tempat di makam sejarah.*Matahari hanya muncul separuh di langit, seolah enggan ikut campur.Di lereng Gunung Liang-Liang, tenda-tenda roh berdiri dengan bahan yang bukan dari dunia:kulit roh air, tulang bambu mimpi, dan benang yang tak bisa disentuh manusia biasa.Di tengah perkemahan itu, Aaron berdiri di atas batu tinggi.Tubuhnya dibalut pelindung roh hasil gabungan antara cakar T-Rex dan kain mantra tua milik Lelana.Di bawah, berkumpul seku

  • Di Balik Bayangan Makassar: Petualangan Aaron & ILHAM   **BAB 10 — “Kematian Sang Kucing, Lahirnya Api”**

    📖 **BAB 10 — “Kematian Sang Kucing, Lahirnya Api”****Part 1: “Kedatangan di Desa Roh Terakhir”****Ringkasan:**Aaron dan Ilham melakukan perjalanan ke Desa Roh Terakhir—tempat yang pernah menjadi pemukiman roh tinggi, kini hanya berisi reruntuhan dan arwah bisu. Tempat ini menyimpan **kepingan terakhir dari masa kecil mereka yang hilang**, tapi juga menyembunyikan sesuatu yang lapar… dan sudah menunggu.> *Ada tempat yang bukan ditinggalkan karena kematian… tapi karena kehidupan berhenti bekerja di dalamnya.*Kabut hujan turun pelan.Tanah keras dan kasar, setiap langkah terasa seperti menginjak tulang.Di kejauhan berdiri **Desa Roh Terakhir**, bukan desa… tapi **fragmen**—Rumah-rumah runtuh, menara tak beratap, dan altar-altar batu yang masih berdetak pelan seperti jantung yang pura-pura sudah mati.Aaron menatapnya dari atas bukit.

  • Di Balik Bayangan Makassar: Petualangan Aaron & ILHAM   **BAB 9 — “Sumpah dalam Nyanyian Purnama”**

    📖 **BAB 9 — “Sumpah dalam Nyanyian Purnama”****Part 1: “Persiapan Ritual Seruan Leluhur”****Ringkasan:**Ilham mempersiapkan ritual untuk memanggil roh ibunya pada malam purnama di Bukit Tengkorak—tempat di mana arwah yang belum selesai urusannya berkumpul. Tapi ritual ini bukan hanya tentang pemanggilan… melainkan tentang **konsekuensi membuka luka yang seharusnya tetap terkubur.**> *Memanggil roh bukan soal kemampuan. Tapi soal keberanian menanggung jawaban yang tidak sesuai dengan harapan.*Bukit Tengkorak berdiri di antara dua aliran sungai tua. Di sekelilingnya tumbuh **pohon-pohon keriput**, kulitnya seperti kulit manusia yang menolak mati.Dulu tempat ini adalah kuburan perang, kemudian dibiarkan tumbuh sendiri.Sekarang… **roh-roh yang tak sempat disemayamkan memilih diam di sana.**Dan Ilham… **memilih mengganggu mereka.**&nbs

  • Di Balik Bayangan Makassar: Petualangan Aaron & ILHAM   **BAB 8 — “Lelana, Ular Berbisik”**

    📖 **BAB 8 — “Lelana, Ular Berbisik”****Part 1: “Misi Baru ke Jurang Berkabut”****Ringkasan:**Aaron dan Ilham diberi misi baru oleh roh netral: masuk ke Jurang Berkabut—tempat roh tidur bermukim dan **penyihir tua bernama Lelana** tinggal. Tapi tidak ada kepastian apakah Lelana masih hidup… atau sudah menjadi sesuatu yang lebih tua dari hidup.> *Ada tempat yang tidak diisi oleh roh mati, tapi oleh pikiran yang tidak pernah berhenti bermimpi.*Kabut menyelimuti jalur sempit menuju **Jurang Berkabut**, tempat yang tidak ditandai di peta roh mana pun.Burung tidak terbang ke sana.Roh tidak pulang dari sana.Dan manusia… **tidak pernah benar-benar diizinkan masuk.**Aaron berdiri di depan jurang.Ilham menggulung lengan baju.Kucing hitam berdiri di bahu Ilham, mengendus pelan.> “Baunya?” tanya Aaron.> &ldquo

  • Di Balik Bayangan Makassar: Petualangan Aaron & ILHAM   **BAB 7 — “T-Rex Makassar Menggigit Langit”**

    📖 **BAB 7 — “T-Rex Makassar Menggigit Langit”****Part 1: “Serangan Kultivator Tinggi”****Ringkasan:**Aaron mulai menjadi ancaman serius. Beberapa kultivator tingkat tinggi dari faksi lama melihatnya sebagai anomali yang harus dihentikan. Mereka mengirim utusan untuk menantangnya secara langsung—bukan untuk menguji, tapi untuk mengeliminasi.> *Dunia kultivasi tidak takut pada kekuatan. Dunia kultivasi takut pada sesuatu yang tidak bisa dijelaskan dengan teori mereka.*Di puncak **Gunung Gowa**, tiga tetua kultivator dari Faksi Tian-Bara berdiri menghadap jurang.Di tangan mereka ada satu gulungan tipis, berisi nama.Di gulungan itu tertulis:> “Aaron — darah tidak sah, roh buatan, entitas berbahaya.”> “Dia tidak tunduk pada sistem kultivasi mana pun,” gumam Tetua Xun.> “Dia tidak punya garis roh. Tapi rohn

  • Di Balik Bayangan Makassar: Petualangan Aaron & ILHAM   **BAB 6 “Ayam Jantan dari Timur Melawan Ratu Semut”**

    ## 📖 **BAB 6 — “Ayam Jantan dari Timur Melawan Ratu Semut”**### 🔹 **Part 1: “Misi ke Sarang Semut”****Ringkasan:**Ilham dan Aaron menerima misi bersama pertama mereka—menyusup ke dalam sarang Ratu Semut, makhluk roh tanah yang menyebabkan gangguan di garis batas roh-manusia. Tapi tidak seperti misi biasa, kali ini... **salah satu dari mereka jadi target.**> *Roh tidak membenci manusia. Mereka hanya takut dilupakan. Tapi Ratu Semut… tidak butuh alasan seperti itu. Ia membenci semua yang punya nama.*Pagi hari, embun di kaki Leuweung Pati belum hilang saat **kucing hitam mengumumkan tujuan baru**.> “Ada roh tua yang sedang bertelur. Bukan simbolis. Beneran bertelur.”> “Kayak ayam?” tanya Ilham.> “Kayak kiamat,” jawab kucing.Aaron duduk di atas batu sambil mengasah kukunya—yang kini mulai menghita

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status