Share

Kenapa Diam?

“Apa benar yang di katakan, Nak Bagas? Nak Andre menandatangani sudah surat perjanjian pernikahan?” Ayah memulai pembicaraan di antara kami.

“Benar, Yah,” jawab Bang Andre pelan tapi penuh ketegasan di dalamnya.

“Astaghfirrullahaladzim.” Berkali-kali Ayah lirih mengucapkannya, diiringi ibu yang juga tak henti mengucap kalimat yang sama. Sembari mengusap dadanya perlahan, netra bapa kini beralih menatapku.

“Kamu tahu tentang ini?” tanyanya.

Tentu saja telah lama aku mengetahuinya. Mungkin ini saatnya mereka semua harus mengetahui tabiat buruk mantan suamiku, sebenarnya ingin kututup rapat-rapat sendirian, selayaknya sebuah aib yang memang seharusnya dikubur dalam-dalam bersama kenangan masa lalu yang menyakitkan. Namun, hari ini keadaan yang memaksaku menggalinya kembali, semoga Allah mengampuniku.

“Mas Bagas mengancamku berkali-kali bahkan terakhir dia membawa anak-anak semata-mata agar aku ikut menandatangani perjanjian itu,” ucapku, meski awalnya ragu tapi ada perasaan lega yang men
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status