LOGINDi tengah keinginan memiliki keturunan, Rudi dan Amanda dihadapkan pada kenyataan pahit. Tiga rumah sakit telah mengkonfirmasi bahwa Rudi tidak mungkin bisa memiliki anak. Tekanan dari orang tua Rudi semakin meningkat, sehingga mereka menyarankan Amanda untuk mencari pria lain yang bisa membuahi dirinya. Awalnya, ide tersebut ditolak oleh Rudi dan Amanda. Namun, setelah pertimbangan panjang, mereka akhirnya setuju untuk melakukan metode tersebut. Mereka mulai mencari sosok pria yang sesuai harapan mereka, hingga akhirnya memutuskan untuk memilih Alex, adik ipar Amanda. Alex awalnya menolak tawaran tersebut, tetapi setelah diimingi uang 2 milyar rupiah, ia akhirnya setuju. Namun, yang tidak terduga adalah bahwa Alex dan Amanda justru saling jatuh cinta. Mereka menjalin hubungan terlarang di belakang Rudi dan adiknya Amanda. Pertanyaan yang menggantung adalah: Akankah hubungan Alex dan Amanda terbongkar oleh Rudi dan istri Alex? Apakah cinta mereka bisa bertahan, ataukah akan hancur oleh kebohongan dan pengkhianatan?
View More"Aku yakin, Mas Rudi akan bermain seperti di film-film dewasa. Penuh gairah, dan semangat. Sehingga aku bisa segera berbadan dua," ucap Amanda sembari merias bibir mungil di depan cermin.
Langkah kaki Rudi semakin jelas terdengar memasuki kamar tidur. Dengan senyum sumringah, Amanda semakin centil di depan cermin. Memastikan dirinya sudah tampil sempurna. Ditambah pakaian dinas yang minim. Rasanya Rudi tidak akan pernah menolak untuk menggagahi Amanda. Bukan masuk, Rudi justru mengetuk pintu terlebih dahulu. Terdengar tiga kali ketukan, itu cukup membuat Amanda semakin tidak sabar untuk segera menjamu Rudi. Ingin terlihat seperti kejutan, Amanda berlari kecil ke depan pintu. Ia sudah siap untuk memeluk tubuh Rudi. Saat pintu kamar dibuka oleh Rudi. Dalam hitungan tiga, dua dan satu. Pintu kamar dibuka. Namun bukan Rudi yang masuk ke dalam kamar. Justru Alex yang datang ke kamar. Amanda yang sudah kadung memeluk Alex. Terlihat gugup saat hendak melepaskan pelukannya. Ia menggaruk kepalanya dengan wajah malu-malu. Apalagi, tanpa sengaja Amanda memegang rudal keras milik Alex. Itu jadi momen yang cukup canggung dirasakan oleh Amanda. "Maafkan aku Alex. Aku pikir tadi Mas Rudi," ucap Amanda dengan wajah malu. "Tidak apa-apa Mbak. Saya juga tadi sedikit terkejut," balas Alex. Amanda mencoba mencairkan suasana. Bersikap biasa saja, demi menghindari hal yang tidak diinginkan. "Oh, kamu mau apa Lex ke kamar Mbak?" tanya Amanda dengan santai. "Saya tadi disuruh Mas Rudi ambil kunci motor. Katanya ada di atas laci dekat kasur. Mas Rudi bilang suruh masuk saja. Makanya saya langsung masuk," jawab Alex sembari menunduk, menghindari dua gunung milik Amanda didepannya. Amanda berinisiatif mengambil kunci milik Rudi diatas. Sementara Alex menunggu di luar kamar. Sama seperti Amanda, Alex juga merasa begitu canggung saat Amanda tanpa sengaja memegang rudal miliknya. Untung Alex bisa mengontrol rudalnya. Sehingga tidak berdiri dengan remasan dari kakak iparnya sendiri. Amanda merasa kurang nyaman dengan pakaiannya. Sehingga ia kembali menemui Alex dengan pakaian yang lebih sopan. Ia menutup dua gunungnya dengan kain. Sehingga Alex tidak bisa dengan bebas menikmati pemandangan nikmat tersebut. "Nanti kamu bilang ke mas Rudi untuk datang ke kamar yah. Mbak mau bicara dengannya. Tolong sampaikan," pinta Amanda. Alex akhirnya bisa meluruskan lehernya. Amanda sudah menutup bagian terbaik di tubuhnya. Hingga Alex tidak akan gagal fokus kembali. Alex menerima kuncinya itu dengan tatapan tajam. Tanpa ada rasa canggung. Amanda tidak ingin melewatkan malam ini dengan kesepian. Rudi dan Alex dua manusia pencinta otomotif. Mungkin saja Rudi dan Alex akan menghabiskan waktu sampai pagi. Kenikmatan yang diharapkan oleh Amanda terancam sirna begitu saja. Sehingga Amanda pun meminta Rudi untuk melayaninya terlebih dahulu sebelum kembali bersama Alex melakukan modifikasi motor mereka. Tidak lama, Rudi yang sudah ditunggu oleh Amanda masuk ke dalam kamar. Amanda dengan penuh gairah, langsung melepaskan semua pakaiannya. Menari sejenak, sebelum langsung mencium manis bibir Rudi. Tidak mampu menolak, Rudi akhirnya larut dalam permainan dari Amanda. Ia pun melakukan aktivitas biologi bersama istri, sebelum kembali melakukan modifikasi pada motor. Rudi tampak bergairah dengan permainan dari Amanda. Tidak sampai dua puluh menit, permainan itu usai. Amanda mencoba kembali merayu Rudi. Berharap ia akan memberikan pelayanan yang lebih prima. Tetapi stamina Rudi sudah habis. Ia sudah tidak mampu melayani keinginan dari Amanda. "Aku rasa cukup. Ini sudah lebih dari cukup," ucap Rudi mendorong tubuh Amanda. Dengan wajah cemberut, Amanda menjawab. "Bagaimana kita bisa punya anak. Kalau kamu sendiri tidak bisa melakukan lebih baik. Aku melakukan semua ini untuk tujuan kita. Tujuan kita punya anak." Rudi menatap wajah Amanda dengan tatapan kecewa. Dia tidak menyangka Amanda akan berkata demikian pada dirinya. "Apa yang kamu bilang barusan?" Amanda tidak menjawab. Ia menutup telinganya dengan bantal. "Katakan lagi Amanda!" Rudi mendesak dengan suara tinggi. "Kamu lupa komitmen kita. Di mana kita akan selalu menguatkan satu sama lain. Tidak akan saling menyalahkan siapapun. Bukankah itu yang sudah kita sepakati. Bagaimana dengan janji kamu?" ucap Rudi dengan suara bergetar. Amanda yang merasa ucapannya menyakiti hati Rudi. Mulai menangis. Ia tidak menyangka Rudi akan kecewa dengan perkataannya. Tidak ada ucapan apapun dari Rudi. Ia pergi dari kamar, meninggalkan Amanda dengan perasaan bersalah diatas ranjang. Berharap Rudi akan memaafkan dirinya. Tetapi harapan lain juga terus dilambungkan oleh Amanda, di mana ia berharap Rudi akan perkasa seperti pria lainnya. Memuaskan dia sebaik mungkin.Brian kecewa berat pada Rudi, menganggap dia penuh tipu daya. Dia pilih resign, tidak mau terlibat lagi urusan dengan Rudi dan Amanda. "Apa ini ada hubungannya sama kejadian kemarin?" tanya Rudi, suara hati-hati."Menurut Bapak? Saya tidak akan keluar dari pekerjaan ini kalau nggak ada masalah. Saya ingin jaga rumah tangga saya. Makanya saya mundur," jawab Brian tegas, mata tak bergeming."Tapi coba lagi yuk. Saya kasih imbalan besar. Ratusan juta buat kamu," bujuk Rudi, penuh keyakinan.Brian tatap tajam, pukul meja keras. "Tidak! Saya tidak mau lagi. Simpan uang Bapak, kasih orang lain aja!" Dia balik badan pergi, tinggalkan Rudi terkejut – Brian biasanya selalu patuh dengan perintah Rudi, menyelesaikan tugas dengan baik. Tapi ini beda, dia sama sekali tidak bisa melakukan permintaan berat dari Rudi. Menerobos jalur neraka dengan kenikmatan duniawi. Pikiran Rudi nyaris buntu, mencari sosok pengganti untuk bisa tidur dengan Amanda. Laki-laki perkasa, jantan yang sempurna. Dia berjal
"Kamu tidur dengan dia bukan karena cinta. Kamu juga bukan wanita penghibur seperti yang dia bilang. Kenapa kamu malah sedih seperti ini. Sudah, kamu harus kuat Manda!" ucap Rudi dengan santai. Wajah Amanda seketika berubah menjadi marah. Bukannya menyudahi ide gilanya. Rudi justru menyalahkan istri dari Brian. Jalan pikiran dari Rudi nyaris sudah hilang. Tertutup oleh hawa nafsu yang besar, serta rasa patuh yang tidak seharusnya dilakukan. "Aku itu hampir gila dengan kejadian itu. Istri Brian marah besar padaku. Tapi kamu. Kamu seolah tidak mau tahu dengan semuanya. Menyalahkan aku dengan sesuka hati. Rudi, aku malu Rud. Harga diri aku nyaris hilang karena kejadian kemarin. Tapi kamu seolah tidak peduli dengan semuanya. Dimana otak kamu?" Amanda dengan penuh emosi. "Maksud aku gini, Sayang. Kita tidak perlu peduli dengan semua itu. Kita hanya fokus pada tujuan kita. Kalau kemarin kita gagal. Maka di selanjutnya, kita usahakan berhasil. Kita harus sukses, dengan cara lain. Ay
Imbalan sebesar 20 juta, sudah disiapkan oleh Rudi untuk Brian. Brian sepakat untuk menghabiskan malam bersama dengan Amanda. Brian sendiri sudah memiliki 2 orang anak yang masih kecil. Untuk urusan membuahi, Brian sudah cukup berpengalaman. Selain itu Brian juga memiliki wajah yang rupawan. Brian sudah pasti disetujui oleh Amanda untuk bercinta. Sepanjang jam makan siang, Brian dan Rudi sudah sepakat. Malam ini Brian akan bertemu dengan Amanda di sebuah hotel berbintang. Di mana Amanda pun sedang dalam proses masa subur. Jadi momentum yang cukup tepat untuk bercocok tanam. Tepat di pukul 8 malam. Brian datang menemui Rudi di lobi hotel. Ia terlihat begitu siap untuk bercinta. Dengan minyak wangi yang begitu aromatik. Brian siap memberikan pelayanan terbaik untuk Amanda. Pertemuan pertama itu cukup berkesan bagi Amanda. Ia menyukai Brian yang cukup tampan. Apalagi Brian juga memiliki postur badan yang ideal. Serta badan yang bugar. Ini sudah sesuai dengan harapan dari Amanda.
"Pria itu hanya akan menidurimu. Bukan mencintaimu, jadi tidurlah dengan dia. Ini demi rumah tangga kita," pinta Rudi sembari menggenggam erat tangan Amanda. Wajah Rudi terlihat sungguh-sungguh. Ia kali ini benar-benar meminta pada Amanda. Rudi tidak pernah terlihat bersungguh-sungguh. Tetapi ini permintaan kuat darinya. Berharap Amanda akan sedikit melunak, memberikan lampu hijau. Amanda dengan wajah kecewa, tidak bergeming. Masih pada prinsip kuatnya. Rasanya sulit bagi Amanda untuk setuju dengan permintaan Rudi ini. Rudi tidak menyerah, ia tetap berusaha keras untuk memperjuangkan keinginan kedua orangtuanya. "Kamu ingin apa? Liburan, shoping atau mungkin kamu ingin mobil baru." tawar Rudi. "Ok, mungkin kamu ingin perhiasan. Jam tangan, dan tas mewah. Aku akan belikan sekarang juga." Bukannya tertarik, Amanda langsung melempar tangan Rudi. Ia justru terlihat kesal dengan cara Rudi. Ia memalingkan wajah dari Rudi. Perlahan wajahnya basah oleh air mata. Tetap pada keput
"Amanda, Ibu ingin kamu tidur dengan pria lain. Dengan seperti itu, kamu bisa hamil dan kita bisa membuktikan bahwa Rudi tidak mandul pada semua orang," Rudi terkejut mendengar perkataan ibunya. "Bu, apa kamu tidak berpikir tentang perasaan kami? Kami tidak bisa melakukan itu!" Amanda juga terkejut dan marah. "Tidak, Bu! Aku tidak bisa melakukan itu! Aku mencintai Rudi dan aku tidak bisa tidur dengan pria lain." Robert, memasuki ruang makan. Lalu ia duduk di samping Margareth, dan mendukung keputusan Margareth. "Ya, anakku. Ini adalah satu-satunya cara untuk membuktikan bahwa kamu tidak mandul." Rudi dan Amanda saling menatap, merasa tidak percaya dengan keputusan orang tua mereka. "Tidak, Ayah! Kami tidak bisa melakukan itu!" kata Rudi dengan tegas. Margareth memukul meja dengan keras. "Dengar Rudi. Ibu tidak ingin semua orang tahu. Jika kamu mandul. Semua orang akan mencemooh Ibu. Kamu harus pikirkan perasaan Ibu." "Tapi Ibu juga harus pikirkan perasaan kami. Apa Ibu t
"Apa? Kamu mandul, Rudi?" tanya Robert, ayah kandung Rudi. Rudi tidak mampu menatap wajah ayahnya. Ia menunduk seraya berkata, "Iya Ayah. Aku dinyatakan tidak bisa memiliki keturunan. Aku mandul." Amanda yang duduk di samping Rudi, mencoba menguatkan suaminya. Ia mengelus lembut pundak Rudi. Memberikan kekuatan untuk bisa kembali bangkit dengan takdir pahitnya. Margareth, ibu dari Rudi mulai terlihat kecewa. Wajahnya ditekuk, merasa hidupnya sudah tidak ada artinya. Tidak ada lagi pewaris yang diharapkan. "Jika tahu kamu akan mandul. Mama mungkin mau punya tiga anak. Jika kamu tidak bisa memiliki keturunan, masih ada anak lain yang bisa memberikan Mama keturunan. Kamu memang laki-laki payah Rudi," ucap Margareth dengan wajah sinis. Amanda terhentak mendengar ibu mertuanya mencela Rudi. "Bu, ini bukan kemauan Mas Rudi. Tapi ini kehendak yang Maha Kuasa. Kita tidak bisa menolak semua ini." "Terus siapa yang akan menjadi penerus keluarga kita, kalau Rudi tidak bisa memi






Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments