Home / Young Adult / Di Balik Tirai / Bab 92 Malam Sebelum Ledakan

Share

Bab 92 Malam Sebelum Ledakan

Author: A. Rani
last update Last Updated: 2025-09-29 11:00:34

Malam itu, ketegangan di dalam mobil yang membawa Maria dan Laras semakin meningkat. Mereka duduk di kursi belakang, terdiam, sementara pria yang telah menyelamatkan mereka beberapa jam lalu mengemudikan dengan cepat, seakan-akan mereka sedang diburu oleh sesuatu yang lebih besar dari mereka. Suara mesin mobil yang meraung keras itu tidak bisa menutupi deru jantung Maria yang semakin cepat. Setiap detik yang berlalu terasa semakin panjang.

Laras, yang duduk di samping Maria, menatap jalanan dengan wajah tegang, matanya terus bergerak dari kaca spion ke depan, seolah-olah menunggu sesuatu yang buruk. “Mereka tahu kita ada di sini, Maria,” katanya, suaranya penuh kecemasan. "Lingkaran Hitam sudah mengendus jejak kita."

Maria menatap Laras, mencoba menenangkan dirinya. “Aku tahu. Tapi ini adalah langkah kita yang terakhir. Kita harus menghentikan mereka sekali dan untuk

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Di Balik Tirai    Epilog

    Dua tahun telah berlalu sejak Maria dan anak-anaknya pertama kali melarikan diri dari ancaman masa lalu yang begitu menakutkan. Waktu yang telah berlalu memberi Maria kesempatan untuk menyusun kembali kepingan-kepingan hidupnya yang hancur, merangkai kembali impian-impian yang pernah hilang di tengah badai. Desa Harmoni, tempat mereka mencari perlindungan, kini bukan hanya menjadi tempat pelarian—itu adalah rumah yang mereka bangun kembali dengan penuh kerja keras dan harapan.Maria duduk di beranda rumah sederhana mereka, mata memandang ke luar, menyaksikan senja perlahan menutupi langit, memberikan cahaya hangat yang menyentuh tanah yang mereka rawat dengan penuh cinta. Angin sore yang lembut berhembus, membawa aroma tanah basah yang menenangkan. Tangan Maria memegang secangkir teh yang hampir habis, dan matanya mengarah ke arah kebun kecil di depan rumah. Putri dan Arif, yang kini semakin besar, sedang bermain di halaman, ter

  • Di Balik Tirai    Bab 95 Kebenaran Telah Dibuka

    Mobil yang mereka tumpangi melaju cepat, meninggalkan gedung yang baru saja mereka serbu. Maria duduk di kursi belakang, matanya terfokus pada jalan yang panjang dan gelap. Laras di sampingnya tampak kelelahan, tetapi keteguhan di wajahnya menunjukkan bahwa mereka tidak akan berhenti. Mereka sudah terlalu jauh. Setiap informasi yang mereka dapatkan semakin memperlihatkan betapa besar dan kuatnya Lingkaran Hitam.Farhan yang mengemudi, tampak serius. "Ini baru permulaan, Maria," katanya, suaranya penuh kewaspadaan. "Mereka tahu kita menggali lebih dalam, dan mereka pasti sedang merencanakan langkah balasan."Maria mengangguk, merasa seolah beratnya dunia ada di pundaknya. "Aku tahu," jawabnya, matanya tetap terfokus pada jalan. "Mereka tidak akan berhenti hanya karena kita menghentikan beberapa dari mereka. Mereka masih punya banyak orang yang tersembunyi."

  • Di Balik Tirai    Bab 94 Gema Tembakan Terakhir

    Maria membaca pesan itu dengan tajam, matanya mencerna setiap kata yang tertulis. Perasaan yang campur aduk—antara ketakutan, kecemasan, dan tekad—menghantui dirinya. Lingkaran Hitam tidak hanya mengancam dirinya dan keluarganya, tetapi juga seluruh dunia yang mereka kenal. Jika mereka gagal sekarang, mereka tidak hanya akan kehilangan segalanya, tetapi masa depan yang lebih baik akan terus terancam.Farhan adalah satu-satunya orang yang mereka percayai sepenuhnya. Dia dan tim polisi yang telah lama bekerja di bawah bayang-bayang dan dengan penuh riset berhasil menggali lebih banyak jaringan keuangan yang mengarah ke mereka. Namun, dengan setiap informasi yang mereka temukan, ketegangan semakin memuncak. Mereka masih memiliki satu serangan besar yang akan menentukan kemenangan mereka—atau kekalahan total mereka.Laras menatap Maria, merasakan perubahan kecil yang terj

  • Di Balik Tirai    Bab 93 Kebenaran Akan Menghancurkan Mereka

    Maria mengangguk pelan, tapi di dalam hatinya, ada perasaan tidak nyaman yang semakin berkembang. Mereka telah mengungkap begitu banyak, tetapi semakin dalam mereka menggali, semakin jelas bahwa Lingkaran Hitam jauh lebih besar dari yang mereka bayangkan. Keberanian yang dimilikinya masih kuat, tetapi ia tahu bahwa setiap langkah mereka akan dihitung oleh musuh yang sudah siap menyerang kapan saja.Farhan, yang duduk di meja sebelah mereka, tampaknya sedang memproses informasi lebih lanjut. “Ada lebih banyak orang terlibat dalam jaringan ini dari yang kita kira,” katanya dengan suara serius. “Lingkaran Hitam sudah menyusup ke dalam banyak sektor, dari politik hingga perusahaan besar, dan mereka memiliki pengaruh internasional. Kita tidak hanya berhadapan dengan beberapa orang, kita berhadapan dengan kekuatan yang mengendalikan banyak hal.”Maria menghela napas,

  • Di Balik Tirai    Bab 92 Malam Sebelum Ledakan

    Malam itu, ketegangan di dalam mobil yang membawa Maria dan Laras semakin meningkat. Mereka duduk di kursi belakang, terdiam, sementara pria yang telah menyelamatkan mereka beberapa jam lalu mengemudikan dengan cepat, seakan-akan mereka sedang diburu oleh sesuatu yang lebih besar dari mereka. Suara mesin mobil yang meraung keras itu tidak bisa menutupi deru jantung Maria yang semakin cepat. Setiap detik yang berlalu terasa semakin panjang.Laras, yang duduk di samping Maria, menatap jalanan dengan wajah tegang, matanya terus bergerak dari kaca spion ke depan, seolah-olah menunggu sesuatu yang buruk. “Mereka tahu kita ada di sini, Maria,” katanya, suaranya penuh kecemasan. "Lingkaran Hitam sudah mengendus jejak kita."Maria menatap Laras, mencoba menenangkan dirinya. “Aku tahu. Tapi ini adalah langkah kita yang terakhir. Kita harus menghentikan mereka sekali dan untuk

  • Di Balik Tirai    Bab 91 Dalam Bayang Penyelamat

    Mereka masuk melalui pintu belakang dengan cepat, disambut oleh bayangan-bayangan yang berlarian di sekitar mereka. Keheningan yang mencekam terasa semakin pekat. Mereka bergerak lebih cepat, tidak ingin kehilangan jejak.Setelah beberapa menit, mereka sampai di ruang kontrol utama—sebuah ruangan besar yang dipenuhi dengan komputer, layar monitor, dan data yang mengalir tanpa henti. Setiap transaksi, setiap aliran uang yang mereka pantau, semuanya mengarah ke orang-orang besar yang telah memanipulasi dunia ini selama bertahun-tahun.Farhan menatap layar dengan hati-hati. “Ini dia. Semua data yang kita butuhkan,” katanya, suaranya penuh rasa cemas. "Kita harus memutuskan hubungan ini secepat mungkin. Jika mereka tahu kita berhasil mengakses ini, mereka akan menghapus semua bukti."Maria segera mulai mengetik dengan cepat, m

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status