
Di Balik Tirai
Di Balik Tirai adalah kisah perjuangan seorang ibu, Maria Lestari, dalam melarikan diri dari belenggu kekerasan rumah tangga dan jejaring kejahatan tersembunyi. Setelah bertahun-tahun terjebak dalam hubungan penuh kontrol dan kekerasan bersama suaminya, Rizal Pratama, Maria akhirnya memutuskan untuk melarikan diri bersama kedua anaknya, Putri dan Arif.
Kehidupan baru mereka dimulai di Desa Harmoni, sebuah tempat yang tenang dan jauh dari kota. Di sana, Maria bertemu Dewi, tetangga yang menjadi sahabat sekaligus pendukung utamanya. Dengan bantuan Dewi, Maria membangun bisnis kecil menjahit yang memberinya kekuatan ekonomi dan kepercayaan diri. Namun, kedamaian itu tidak bertahan lama. Rizal yang obsesif kembali muncul, menyebarkan teror melalui pesan-pesan anonim dan bayang-bayang pengawasan.
Situasi kian memburuk saat Maria mengetahui bahwa Rizal terlibat dalam organisasi kriminal bernama Lingkaran Hitam, jaringan gelap yang menguasai banyak lini kehidupan dari bisnis hingga politik. Dengan dukungan Farhan, seorang detektif idealis, Maria terlibat dalam penyelidikan berbahaya yang membawanya pada rahasia besar dan kejahatan lintas negara.
Di tengah ketegangan dan pelarian, Maria tidak hanya menghadapi musuh eksternal, tetapi juga harus melawan rasa takut dan trauma dalam dirinya. Ia menyadari bahwa untuk benar-benar bebas, ia harus menghancurkan sistem yang mengurungnya, bukan hanya melarikan diri darinya.
Di Balik Tirai adalah kisah tentang keberanian, ketangguhan, dan harapan. Sebuah perjalanan seorang ibu dalam melindungi anak-anaknya, membebaskan diri dari masa lalu, dan menantang kekuasaan gelap yang ingin mengendalikannya. Sebuah cermin tentang kekuatan perempuan dalam menghadapi dunia yang keras.
Read
Chapter: EpilogDua tahun telah berlalu sejak Maria dan anak-anaknya pertama kali melarikan diri dari ancaman masa lalu yang begitu menakutkan. Waktu yang telah berlalu memberi Maria kesempatan untuk menyusun kembali kepingan-kepingan hidupnya yang hancur, merangkai kembali impian-impian yang pernah hilang di tengah badai. Desa Harmoni, tempat mereka mencari perlindungan, kini bukan hanya menjadi tempat pelarian—itu adalah rumah yang mereka bangun kembali dengan penuh kerja keras dan harapan.Maria duduk di beranda rumah sederhana mereka, mata memandang ke luar, menyaksikan senja perlahan menutupi langit, memberikan cahaya hangat yang menyentuh tanah yang mereka rawat dengan penuh cinta. Angin sore yang lembut berhembus, membawa aroma tanah basah yang menenangkan. Tangan Maria memegang secangkir teh yang hampir habis, dan matanya mengarah ke arah kebun kecil di depan rumah. Putri dan Arif, yang kini semakin besar, sedang bermain di halaman, ter
Last Updated: 2025-09-30
Chapter: Bab 95 Kebenaran Telah DibukaMobil yang mereka tumpangi melaju cepat, meninggalkan gedung yang baru saja mereka serbu. Maria duduk di kursi belakang, matanya terfokus pada jalan yang panjang dan gelap. Laras di sampingnya tampak kelelahan, tetapi keteguhan di wajahnya menunjukkan bahwa mereka tidak akan berhenti. Mereka sudah terlalu jauh. Setiap informasi yang mereka dapatkan semakin memperlihatkan betapa besar dan kuatnya Lingkaran Hitam.Farhan yang mengemudi, tampak serius. "Ini baru permulaan, Maria," katanya, suaranya penuh kewaspadaan. "Mereka tahu kita menggali lebih dalam, dan mereka pasti sedang merencanakan langkah balasan."Maria mengangguk, merasa seolah beratnya dunia ada di pundaknya. "Aku tahu," jawabnya, matanya tetap terfokus pada jalan. "Mereka tidak akan berhenti hanya karena kita menghentikan beberapa dari mereka. Mereka masih punya banyak orang yang tersembunyi."
Last Updated: 2025-09-30
Chapter: Bab 94 Gema Tembakan TerakhirMaria membaca pesan itu dengan tajam, matanya mencerna setiap kata yang tertulis. Perasaan yang campur aduk—antara ketakutan, kecemasan, dan tekad—menghantui dirinya. Lingkaran Hitam tidak hanya mengancam dirinya dan keluarganya, tetapi juga seluruh dunia yang mereka kenal. Jika mereka gagal sekarang, mereka tidak hanya akan kehilangan segalanya, tetapi masa depan yang lebih baik akan terus terancam.Farhan adalah satu-satunya orang yang mereka percayai sepenuhnya. Dia dan tim polisi yang telah lama bekerja di bawah bayang-bayang dan dengan penuh riset berhasil menggali lebih banyak jaringan keuangan yang mengarah ke mereka. Namun, dengan setiap informasi yang mereka temukan, ketegangan semakin memuncak. Mereka masih memiliki satu serangan besar yang akan menentukan kemenangan mereka—atau kekalahan total mereka.Laras menatap Maria, merasakan perubahan kecil yang terj
Last Updated: 2025-09-30
Chapter: Bab 93 Kebenaran Akan Menghancurkan MerekaMaria mengangguk pelan, tapi di dalam hatinya, ada perasaan tidak nyaman yang semakin berkembang. Mereka telah mengungkap begitu banyak, tetapi semakin dalam mereka menggali, semakin jelas bahwa Lingkaran Hitam jauh lebih besar dari yang mereka bayangkan. Keberanian yang dimilikinya masih kuat, tetapi ia tahu bahwa setiap langkah mereka akan dihitung oleh musuh yang sudah siap menyerang kapan saja.Farhan, yang duduk di meja sebelah mereka, tampaknya sedang memproses informasi lebih lanjut. “Ada lebih banyak orang terlibat dalam jaringan ini dari yang kita kira,” katanya dengan suara serius. “Lingkaran Hitam sudah menyusup ke dalam banyak sektor, dari politik hingga perusahaan besar, dan mereka memiliki pengaruh internasional. Kita tidak hanya berhadapan dengan beberapa orang, kita berhadapan dengan kekuatan yang mengendalikan banyak hal.”Maria menghela napas,
Last Updated: 2025-09-30
Chapter: Bab 92 Malam Sebelum LedakanMalam itu, ketegangan di dalam mobil yang membawa Maria dan Laras semakin meningkat. Mereka duduk di kursi belakang, terdiam, sementara pria yang telah menyelamatkan mereka beberapa jam lalu mengemudikan dengan cepat, seakan-akan mereka sedang diburu oleh sesuatu yang lebih besar dari mereka. Suara mesin mobil yang meraung keras itu tidak bisa menutupi deru jantung Maria yang semakin cepat. Setiap detik yang berlalu terasa semakin panjang.Laras, yang duduk di samping Maria, menatap jalanan dengan wajah tegang, matanya terus bergerak dari kaca spion ke depan, seolah-olah menunggu sesuatu yang buruk. “Mereka tahu kita ada di sini, Maria,” katanya, suaranya penuh kecemasan. "Lingkaran Hitam sudah mengendus jejak kita."Maria menatap Laras, mencoba menenangkan dirinya. “Aku tahu. Tapi ini adalah langkah kita yang terakhir. Kita harus menghentikan mereka sekali dan untuk
Last Updated: 2025-09-29
Chapter: Bab 91 Dalam Bayang PenyelamatMereka masuk melalui pintu belakang dengan cepat, disambut oleh bayangan-bayangan yang berlarian di sekitar mereka. Keheningan yang mencekam terasa semakin pekat. Mereka bergerak lebih cepat, tidak ingin kehilangan jejak.Setelah beberapa menit, mereka sampai di ruang kontrol utama—sebuah ruangan besar yang dipenuhi dengan komputer, layar monitor, dan data yang mengalir tanpa henti. Setiap transaksi, setiap aliran uang yang mereka pantau, semuanya mengarah ke orang-orang besar yang telah memanipulasi dunia ini selama bertahun-tahun.Farhan menatap layar dengan hati-hati. “Ini dia. Semua data yang kita butuhkan,” katanya, suaranya penuh rasa cemas. "Kita harus memutuskan hubungan ini secepat mungkin. Jika mereka tahu kita berhasil mengakses ini, mereka akan menghapus semua bukti."Maria segera mulai mengetik dengan cepat, m
Last Updated: 2025-09-29

Dosa dalam Cinta
Di bawah langit Batavia yang kelabu, Satrio Kusumo pulang dari Belanda dengan harapan besar, hanya untuk mendapati kotanya telah berubah menjadi panggung rahasia, pengkhianatan, dan luka lama yang belum sembuh. Pertemuannya dengan Sekar Puspita—perempuan memesona dengan masa lalu kelam—membuka pintu cinta yang manis sekaligus berbahaya. Di balik hubungan mereka, tersembunyi kebenaran pahit: ayah Sekar adalah pengkhianat yang menghancurkan keluarga Satrio.
Di antara kerumitan cinta dan dendam, muncul Citra Anindita, gadis sederhana yang mencintai Satrio dalam diam. Namun, cinta itu harus terhempas saat Rangga Adibrata, sahabat Satrio yang menyimpan ambisi gelap, menjadikan Citra korban intrik. Diculik dan dibuang, Citra menghilang dari kehidupan Satrio. Sekar, yang diliputi rasa bersalah dan pengkhianatan dari Rangga, akhirnya hancur dan menghilang dalam arus sungai.
Satrio, kehilangan cinta dan kepercayaan, mengasingkan diri. Bertahun kemudian, ia menerima kabar bahwa Citra masih hidup—namun sekarat. Ia menemuinya di biara, hanya untuk mendengar kata cinta terakhir yang tak pernah sempat terucap. Citra mengembuskan napas terakhir dalam pelukannya.
Dengan hati hancur dan jiwa yang sunyi, Satrio kembali berjalan sendiri. Tidak ada kemenangan, hanya jejak luka dan dosa yang tak terhapuskan. Kisah cinta mereka berakhir dalam tragedi, tetapi kenangannya tetap hidup—membayangi langkah-langkah yang tak pernah sampai pada damai.
Read
Chapter: Epilog | SEASON 3 | Dalam Bayang, Tumbuh Sebuah CahayaLangit di atas Batavia yang telah runtuh tidak lagi menunjukkan arah. Matahari tenggelam di balik reruntuhan kabut, dan laut, yang dahulu menjadi cermin bagi cahaya surga, kini hanya genangan gelap yang menelan semua bayangan. Sebuah desa kecil berdiri di ambang kehancuran dan kebangkitan, sunyi namun tak pernah sepenuhnya tidur. Di bawah pohon beringin yang tak lagi rimbun, di tengah tanah yang pernah terbelah oleh kutukan dan darah, seorang lelaki duduk bersila dalam diam.Satrio.Tubuhnya tua, tidak hanya oleh waktu tetapi oleh semua beban yang tak pernah benar-benar bisa dilepaskan. Di dadanya, bekas luka lama—luka dari perang, dari cinta, dari pengkhianatan—masih terasa berdenyut. Namun tidak lagi panas. Tidak lagi memohon untuk diperhatikan. Luka itu kini hanya menjadi tanda, bahwa ia pernah bertarung, dan meski kalah dalam banyak hal, ia tidak pernah sepenuhnya menyer
Last Updated: 2025-07-30
Chapter: Bab 60 Warisan CintaLangit di atas Batavia pagi itu memerah seperti luka yang baru menganga. Matahari menggeliat di balik kabut yang berat, memancarkan sinar samar yang terpecah di antara retakan awan, menciptakan semburat jingga yang pucat. Angin membawa aroma asin laut bercampur tanah hangus, bisikan masa lalu yang masih melekat di udara, seolah dunia ini belum sepenuhnya sembuh dari luka-lukanya.Satrio berdiri sendiri di tepi pantai, kakinya terbenam dalam pasir basah yang dingin. Tubuhnya tampak renta, punggungnya sedikit membungkuk, matanya kosong menatap cakrawala, tapi di sorotannya ada cahaya redup yang tak sepenuhnya padam—cahaya seseorang yang telah kehilangan banyak, namun tetap memilih bertahan. Di dadanya, liontin lama yang tergantung pada seutas benang lusuh bergoyang pelan, memantulkan cahaya samar dari matahari yang enggan.Di pikirannya, wajah-wajah
Last Updated: 2025-07-30
Chapter: Bab 59 Harapan di Tepi LautLangit sore menggantung rendah di atas pantai, sapuan jingga yang merambat perlahan ke kelabu,seolah dunia sedang bernafas pelan, menahan isak tangis yang tak pernah terucapkan. Ombak menggulung perlahan, menghantam pasir dengan irama yang dalam, membawa aroma asin laut bercampur dengan bau tanah basah dan samar-samar jejak darah yang telah lama mengering. Di tepi pantai, Satrio duduk dengan tubuh agak membungkuk, napasnya pendek-pendek, sementara di sampingnya, anak itu—Ananta—menatap cakrawala yang tak berujung, matanya kosong, dalam, seolah menatap sesuatu yang hanya bisa dilihat olehnya.Hening menggantung di antara mereka, bukan ketenangan yang utuh, melainkan semacam jeda di ambang ledakan, di mana setiap detik menjadi pengingat bahwa apa yang tampak damai hanyalah bayangan yang menyamarkan jurang di bawahnya.Satrio akhirnya memecah kesunyian, suaranya ser
Last Updated: 2025-07-29
Chapter: Bab 58 Langkah BaruWaktu bergerak seperti bisikan yang menelusup di antara cabang-cabang beringin, mengalir melalui udara yang basah oleh embun, menggoreskan jejak-jejak yang tak kasatmata di kulit dan tulang. Matahari menggantung rendah di langit, memancarkan cahaya keemasan yang tampak palsu di balik bayang-bayang kelam yang menempel di tanah—bayang-bayang yang tak sepenuhnya hilang, meski dunia tampak berjalan maju.Anak itu berdiri di tengah lapangan kecil, tubuhnya tegak, mata menatap jauh ke depan, ke batas-batas yang tak terlihat. Di wajahnya terpahat bekas luka yang tidak kasatmata—luka yang bukan berasal dari benturan fisik, melainkan dari ingatan yang mencengkeram, bisikan yang mengendap dalam gelap, dan mimpi-mimpi yang mengiris kesadaran setiap malam.Tapi di sorot matanya, ada api yang tumbuh, bukan api dendam, melainkan cahaya tekad yang membara.
Last Updated: 2025-07-29
Chapter: Bab 57 Dendam yang UsaiLangit di atas Batavia pagi itu seperti kanvas kelabu yang menahan tangis. Angin bertiup pelan, membawa aroma tanah basah yang bercampur dengan asap dupa, dan di antara bisikan daun-daun beringin yang bergoyang perlahan, ada rasa yang menggantung di udara—rasa yang samar antara kelegaan dan kesedihan, antara akhir dan awal.Satrio berdiri di bawah pohon beringin tua, tempat semua jejak darah, kutukan, dan pengkhianatan pernah bertaut. Tubuhnya tegak, tapi matanya basah, sorotnya bukan lagi mata seorang pejuang yang haus balas dendam, melainkan mata seorang pria yang telah lelah bertarung dengan dirinya sendiri. Di tangannya, ada seikat bunga kering yang ia kumpulkan dari makam-makam yang dulu ia kunjungi dalam keheningan penuh penyesalan. Di antara jari-jarinya, kain putih yang penuh bercak darah—sisa warisan yang kini ingin ia kubur bersama semua luka masa lalu.
Last Updated: 2025-07-29
Chapter: Bab 56 Luka yang Sembuh PerlahanKabut pagi masih menggantung rendah di atas pantai, membalut garis horizon dengan kelabu pucat yang samar-samar, seolah dunia sendiri menahan napas. Laut yang semalam mengamuk kini kembali tenang, namun ketenangan itu seperti wajah palsu yang menutupi luka dalam; ombak hanya berdesir pelan, membasahi pasir yang masih retak, sementara angin membawa bau asin bercampur bau hangus yang samar—sisa dari sesuatu yang hampir saja memecah batas antara dunia dan kegelapan.Satrio berdiri di tepi pantai, telapak kakinya terasa dingin di atas pasir basah. Matanya menatap ombak yang bergulung pelan, namun pikirannya melayang jauh, menembus ruang yang tidak bisa dilihat mata: ruang di mana suara Kalina masih bergema, di mana mata merah itu masih menyala di kelam, menunggu, menuntut, menagih janji darah yang belum lunas.Namun ada sesuatu yang berbeda di dada Sa
Last Updated: 2025-07-28

Darah dan Takdir
Di balik kemegahan Kerajaan Tirta Mandala, tersimpan sebuah ramalan kuno tentang Sang Cahaya—sosok yang akan membawa kejayaan atau kehancuran. Saraswati, seorang putri yang hidup terkurung dalam istana, dibesarkan tanpa mengetahui jati dirinya. Mimpi-mimpi ganjil, bisikan misterius, dan pengawalnya yang baru, Raka Mahardika, membangkitkan tekadnya untuk mencari kebenaran.
Pencariannya mengungkap rahasia kelam: Saraswati bukan keturunan raja, melainkan pewaris sah dari klan pemberontak yang telah dibantai. Ia seharusnya telah dibunuh, tapi justru disembunyikan. Dengan bantuan Raka dan Ki Wira, ia melarikan diri, menemukan perlindungan di Hutan Angkara, dan merangkul takdirnya sebagai pemimpin pemberontakan.
Namun perjuangan tak berhenti di medan perang. Setelah menggulingkan Raja Adhiraj—ayah angkat sekaligus musuhnya—Saraswati dihadapkan pada dilema: membalas dendam atau menjadi pemimpin yang berbeda. Ia memilih belas kasih, mengasingkan raja dan naik takhta sebagai Ratu Tirta Mandala.
Tapi kemenangan hanyalah awal. Di balik dinding istana, konspirasi baru mulai tumbuh. Para bangsawan yang kecewa menyusun rencana untuk menggulingkannya tanpa perang—dengan fitnah dan pengkhianatan dari dalam. Di saat genting, bahkan cinta antara Saraswati dan Raka diuji.
Ketika pengkhianat dari lingkaran terdekatnya terungkap, Saraswati harus menghadapi ujian terakhir: bertahan sebagai pemimpin atau tumbang seperti yang lain. Dalam dunia yang diselimuti bayang-bayang, akankah ia mampu menjadi cahaya yang membawa perubahan?
"Darah dan Takhta" adalah kisah epik tentang takdir, pengkhianatan, dan kekuatan seorang wanita muda dalam menuntun kerajaan menuju cahaya—atau kehancuran.
Read
Chapter: EpilogLangit Tirta Mandala merona merah keemasan saat matahari mulai tenggelam di ufuk barat. Angin lembut berembus melalui menara-menara istana, membawa aroma dupa dan bunga yang masih tersisa dari upacara syukuran yang diadakan siang tadi. Di bawah cahaya yang semakin temaram, ibu kota mulai berdenyut dengan kehidupan barunya—pedagang menutup kios-kios mereka, prajurit berpatroli di jalan-jalan utama, dan rakyat berjalan pulang dengan langkah ringan, membawa harapan akan masa depan yang lebih baik.Namun, di dalam dinding batu yang megah, seorang ratu duduk sendirian di ruang pribadinya, merenungi apa yang telah terjadi dan apa yang masih harus ia hadapi.Saraswati menatap ke luar jendela besar yang menghadap ke kota, kedua tangannya bertumpu di tepian kayu yang diukir dengan motif naga air, lambang kebesaran keluarganya. Rambut hitamnya tergerai, tidak lagi disanggul seperti saat upacara resmi. Ia telah menjalani berbagai pertempuran, baik di medan perang maupun di
Last Updated: 2025-08-30
Chapter: Bab 92 - Siasat dalam SenyapDi luar ruang bawah tanah, angin malam berhembus, membawa serta bau tanah yang lembab dan dingin. Di tempat yang berbeda, Saraswati berdiri di balkon istana, menatap ke arah langit gelap yang tidak menjanjikan kedamaian. Di kejauhan, di sudut-sudut bayangan yang belum tersentuh cahaya, musuhnya telah mulai bergerak.Dini hari di Tirta Mandala, kabut masih menggantung rendah di atas atap-atap istana, menciptakan suasana hening yang menegangkan. Di dalam ruangan strateginya, Saraswatiberdiri di depan meja kayu besar yang dipenuhi peta dan dokumen, matanya menelusuri setiap titik yang telah ditandai oleh Raksa dan para penyelidik kerajaan.Di sisinya, Raka berdiri dengan tangan bertumpu pada gagang pedangnya, ekspresinya tegang tetapi tetap penuh kewaspadaan. Ayunda Kira
Last Updated: 2025-08-30
Chapter: Bab 91 - Jerat Tak Kasat MataAyunda, yang selama ini hanya mendengarkan, akhirnya berbicara lagi. “Kita mulai dari yang paling sederhana. Kita cari tahu siapa saja yang paling diuntungkan dari semua kekacauan ini. Tidak ada konspirasi yang berjalan tanpa motif. Kita ikuti jejaknya, dan kita akan menemukan akar masalahnya.”Saraswati mengangguk setuju. “Aku tidak akan membiarkan bayangan ini terus mengendalikan kerajaanku. Jika mereka berpikir aku akan menjadi ratu yang bisa mereka kendalikan, maka mereka telah keliru.”Keheningan menyelimuti ruangan, tetapi kali ini bukan keheningan ketakutan, melainkan kehe
Last Updated: 2025-08-30
Chapter: Bab 90 - Bayang-Bayang di Balik TakhtaFajar menyingsing di atas ibu kota Tirta Mandala, menghamparkan cahaya keemasan yang perlahan merayap melewati menara-menara istana yang megah. Udara masih dipenuhi sisa-sisa aroma dupa dan bunga dari upacara malam sebelumnya, menandai awal dari era baru bagi kerajaan yang telah melalui begitu banyak pertumpahan darah. Di alun-alun utama, ribuan rakyat berkumpul, memenuhi setiap sudut untuk menyaksikan peristiwa yang akan tercatat dalam sejarah.Di tengah kerumunan yang luas, Saraswati berdiri di atas panggung batu yang dikelilingi oleh para pembesar kerajaan, prajurit, dan rakyat yang menunggu dengan harapan bercampur kewaspadaan. Jubah kebesarannya menjuntai megah, tenunannya berwarna biru laut dengan sulaman emas yang melambangkan kejayaan Tirta Mandala. Sebuah mahkota perak, yang lebih sederhana dari yang dikenakan raja-raja sebelumnya, bertengger di kepalanya. Ia memilihnya dengan sengaja—bukan s
Last Updated: 2025-08-29
Chapter: Bab 89 - Sebelum Cahaya MembakarSaraswati merasakan dadanya menghangat oleh perasaan yang sulit dijelaskan. Ia ingin mempercayai kata-kata itu, ingin percaya bahwa ia bisa memiliki keduanya—cinta dan kerajaan, hati dan takhta. Tetapi di lubuk hatinya, ia tahu bahwa dunia tidak pernah begitu murah hati.Ia menarik napas dalam, lalu mengangguk. “Terima kasih, Raka,” katanya pelan. “Untuk segalanya.”Mereka berdiri di sana dalam keheningan, membiarkan angin malam menjadi satu-satunya saksi dari janji yang tidak terucapkan.Di hutan lebat yang jauh dari perkemahan Saraswati, Adhiraj duduk di dalam tendanya, menunggu dengan sabar. Cahaya lentera yang redup menerangi wajahnya, memperlihatkan tatapan tajam yang penuh dengan rencana.Di hadapannya, seorang prajurit berpakaian serba hitam berlutut, mela
Last Updated: 2025-08-29
Chapter: Bab 88 - Sebelum Badai Menyentuh HatiMalam semakin larut, tetapi keheningan yang melingkupi perkemahan terasa semakin pekat. Saraswati berdiri dalam pikirannya yang kalut, menimbang beban yang kini ia pikul di kedua bahunya—beban seorang pemimpin dan beban seorang perempuan yang dihadapkan pada pilihan antara hatinya dan tanggung jawabnya. Di satu sisi, ia tahu bahwa Raka telah menjadi seseorang yang lebih dari sekadar pelindung baginya. Ia adalah sahabat, pendamping, dan satu-satunya orang yang bisa memahami dirinya di balik gelar dan takhta yang kini ia sandang. Namun, di sisi lain, cinta bukanlah sesuatu yang bisa ia genggam tanpa konsekuensi.Saraswati memandangi langit yang bertabur bintang, mencoba menemukan jawaban
Last Updated: 2025-08-29