Share

Bab 11

Monica ingin menangis saat mendengar pertanyaan tersebut. Dia langsung segera berkata, "Tidak, hubunganku dan Tuan Nicholas sangat baik. Kami bertemu setiap hari dan ...."

Yasmine tersenyum, lalu menyelanya dengan sopan, "Baguslah. Bagaimanapun, masalah ini belum selesai. Meskipun kali ini Pak Rocky mengalah, dia tetap berkuasa. Kalian harus berhati-hati. Tuan Nicholas hanya memintaku untuk mengurus masalah ini. Untuk ke depannya, kalian harus melindungi diri sendiri."

"Baik, baik!" Sherly mengangguk sambil sesekali melihat ke luar. Dia sangat cemas, kenapa Nicholas belum datang juga?

Apakah Nicholas tidak jadi datang? Kalau dia tidak datang, bukankah Bu Yasmine akan pergi dan menelantarkan mereka?

Tidak hanya Sherly, Monica juga merasakan kekhawatiran yang sama. Di antara mereka, hanya Charles yang tampak tenang. Dia tahu, Nicholas pasti akan menepati janjinya.

Sepuluh menit telah berlalu. Akhirnya Nicholas datang juga.

"Dia datang!" teriak Sherly sambil menunjuk ke kejauhan. Untuk pertama kalinya dia senang melihat kedatangan Nicholas.

Yasmine bangkit berdiri setelah mendengar teriakan Sherly. Dia menatap Nicholas sambil tersenyum manis. Ternyata Nicholas adalah seorang anak muda?

Yasmine baru menyadari kalau orang yang dilayaninya adalah seorang pemuda tampan.

"Nicholas, akhirnya kamu datang." Charles langsung berlari keluar untuk menyambutnya. "Nicholas, semua ini berkat bantuanmu. Kalau tidak, aku tidak tahu bagaimana membereskan masalah ini."

Nicholas tersenyum dan berkata dengan sungkan. "Hanya masalah kecil. Kalau Paman tidak membantuku, aku mungkin sudah mati kelaparan dulu. Aku sudah menganggap Paman sebagai keluarga, tidak perlu sungkan."

"Benar, benar. Semuanya adalah keluarga." Charles hanya bisa tersenyum canggung.

"Nicholas, ayo, cepat masuk!" Sherly beranjak keluar sambil tersenyum manis. Sikapnya benar-benar berubah 180 derajat.

Nicholas terlihat ragu-ragu dan mengangkat alisnya secara perlahan.

"Nicholas, akhirnya kamu datang juga. Aku akan menuangkan air untukmu." Monica tersenyum hangat.

"Tidak perlu." Nicholas menolak sambil melambaikan tangan.

Sikap Nicholas terasa sangat dingin. "Bagaimana boleh membiarkan seorang gadis terhormat menuangkan air untukku? Jangan berlagak baik di depanku! Sikapmu itu hanya membuatku semakin jijik."

Monica langsung mematung. Perlahan-lahan, senyuman di wajahnya pun menjadi kaku.

"Nicholas, bagaimana kalau aku membawakanmu buah?" kata Sherly yang berusaha mencairkan suasana.

"Tidak perlu," Nicholas menjawab dengan tegas.

"Tuan Nicholas." Yasmine berjalan ke hadapan Nicholas, lalu memberikan hormat.

Nicholas menangguk dan berkata, "Kita bicarakan di dalam."

"Baik." Yasmine mengangguk.

Sherly diabaikan begitu saja. Dia merasa sangat canggung sambil berdiri di tempat dan tidak tahu harus berbuat apa.

Nicholas sama sekali tidak memedulikan Monica, dia bahkan enggan untuk menatapnya. Monica merasa tindakan Nicholas sudah kelewatan. Wajahnya memerah dan matanya mulai berkaca-kaca. Meskipun sangat marah, saat ini tidak ada yang dapat dilakukannya.

Sebelum Nicholas datang, Yasmine bersikap enggan dan dingin. Namun, begitu berhadapan dengan Nicholas, Yasmine malah terlihat sangat sungkan dan hormat.

Tidak hanya Sherly yang terkejut, Monica juga memelotot dengan kesal, lalu membuang wajah.

Nicholas agak terkejut saat memasuki restoran, dia melihat Malvin yang duduk di sudut dengan wajah masam. Malvin sama sekali tidak membantu, dia tidak harus berbuat apa. Mau pergi tidak enak, mau tinggal juga tidak enak.

Jadi, Malvin memilih untuk duduk di sudut sambil memainkan ponselnya.

"Tuan Nicholas, Tuan Yona yang mengutusku datang. Beliau memintaku untuk mengurus beberapa aspek kehidupan Anda," Yasmine berbisik.

Nicholas merasa terharu melihat kebaikan Paman Yona. Tidak disangka, Paman Yona sampai mengutus orang untuk mengurus kehidupannya.

Nicholas mengangkat kepalanya dan menatap Yasmine. Sejujurnya, Nicholas sedikit terpesona dengan kecantikan Yasmine.

Yasmine memang memiliki wajah yang cantik, terutama saat menegakkan tubuh, kharismanya benar-benar memesona. Rambut panjang bergelombang dan kacamata hitam yang dikenakan membuatnya tampak berwibawa.

Yasmine sengaja menegakkan tubuhnya, dia sangat senang saat melihat kekaguman yang terpancar di mata Nicholas.

"Aku sudah tahu." Nicholas tersenyum canggung.

Yasmine tidak menyangka, ternyata pemuda terhormat seperti Nicholas begitu polos. Hati Yasmine terasa bergejolak, dia langsung menekan suaranya agar terdengar lebih menawan.

"Tuan Nicholas, sebagian kunci rumah dan hartamu berada di tanganku. Kalau Anda ingin mengambilnya sekarang, kita bisa langsung menandatanganinya. Oh iya, aku juga mengurus beberapa proyek perusahaan. Bila tertarik, Anda bisa melihatnya." Suara Yasmine terdengar sangat merdu.

Nicholas hanya mengangguk. Sebagai seorang mahasiswa, dia belum membutuhkan apa-apa. Sekarang, yang dipikirkannya hanyalah kelulusan. Dia juga tidak tertarik untuk mengurus maupun menjalani bisnis keluarganya.

Setelah lulus nanti, aset dan harta-harta itu mungkin akan sangat penting baginya. Namun, yang harus dilakukan oleh Nicholas sekarang hanyalah bersekolah dengan baik. Dia tidak perlu terlalu memikirkan hal-hal yang lain.

"Bagaimana dengan masalah kebersihan restoran?" Nicholas meletakkan tangannya ke atas meja sambil mengetuknya perlahan.

"Aku sudah menghubungi Pak Rocky. Pak Rocky sama sekali tidak mengetahui hal ini, tapi Beliau setuju untuk menempuh jalur hukum dan tidak akan mentoleransi pemerasan ini," kata Yasmine.

Nicholas menganggukkan kepala dan berkata, "Baiklah, tolong selesaikan masalah ini. Tidak hanya itu, kalau suatu saat terjadi sesuatu kepada restoran ini, aku berharap kamu bisa membantu menyelesaikannya. Tenang saja, aku akan memujimu di depan Paman Yona."

"Baik," jawab Yasmine sambil tersenyum.

Setelah semuanya beres, Nicholas bangkit berdiri dan menghampiri Charles. "Paman Charles, semuanya sudah beres, aku pamit dulu. Oh iya, bulan depan aku akan datang untuk mengambil sisa gajiku."

"Baik, baik." Charles mengangguk setuju. "Nicholas, terima kasih atas bantuanmu. Kalau tidak ada kamu, aku tidak tahu harus bagaimana."

Nicholas tersenyum sambil menjawab, "Aku juga meminta bantuan orang lain, kok. Yang penting masalah ini sudah beres. Setidaknya ada pelajaran yang bisa kita petik. Lain kali Paman harus lebih berhati-hati agar masalah seperti ini tidak terjadi lagi."

"Em, aku pasti akan lebih berhati-hati," jawab Charles.

Saat hendak pergi, tiba-tiba Nicholas melihat Malvin. Nicholas pun memperlambat langkahnya dan berkata, "Paman Charles, jangan terlalu memercayai bualan orang. Terutama orang yang hanya menggunakan kekuasaan orang tuanya untuk menggoda perempuan. Nanti Paman sendiri yang rugi."

"Nicholas, siapa yang kamu maksud?" Malvin tidak terima dengan perkataan Nicholas.

Nicholas tersenyum sinis sambil beranjak pergi. "Siapa lagi kalau bukan kamu?"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status