Share

Bab 12

Penulis: Kulihat Bintang
"Kamu ...." Wajah Malvin langsung memerah.

Nicholas tersenyum dingin, lalu melanjutkan, "Sebelum aku pergi tadi, bukannya kamu berlagak sok hebat? Di mana kemampuanmu sekarang?"

Malvin sangat tersinggung mendengar ucapan Nicholas. Dia marah sampai seluruh tubuhnya berkeringatan. "Memangnya kamu lebih hebat daripada aku? Kamu hanya beruntung karena menemukan dompet yang hilang dan berhasil mendekati orang kaya. Tanpa semua itu, apakah wanita ini akan menghormatimu? Apakah kamu benar-benar menganggap dirimu sebagai tuan muda? Tidak tahu malu!"

Nicholas tercengang mendengar ucapannya. "Benar, yang kamu katakan benar."

Nicholas hanya tersenyum, dia malas untuk menjelaskannya.

Awalnya Yasmine kesal mendengar ucapan Malvin, tapi akhirnya dia pun mengerti. Dia juga tersenyum tanpa menjelaskan lebih lanjut.

"Ayo, pergi!" Nicholas pergi dan mengabaikan Malvin.

Setibanya di luar, sebuah mobil BMW melaju dan berhenti di depan Nicholas.

Begitu pintu mobil dibuka, terlihat Colin yang beranjak keluar.

"Eh, bukankah ini adalah Nicholas yang berlagak hebat tadi malam? Kenapa hari ini malah makan di restoran biasa? Jangan-jangan, kamu sudah tidak punya uang untuk makan sampai harus mengemis di sini?" kata Colin yang menghinanya.

Semakin melihat sikap Colin yang angkuh, Nicholas semakin merasa jijik dan marah.

Felita membuka mobil penumpang dan beranjak keluar dari mobil. Awalnya, dia menatap Nicholas dengan tatapan menghina, tapi dia langsung tertegun saat melihat Yasmine yang berada di samping.

"Kok diam? Sombong sekali tidak mau menyapa temanmu." Colin menghampirinya sambil tersenyum menyindir.

Awalnya, Colin mengamati Nicholas, lalu dia mengalihkan pandangannya kepada Yasmine. Seketika, Colin langsung tercengang. "Wah, setelah menemukan dompet yang hilang, kamu benar-benar berubah. Ternyata malam ini kamu berkencan dengan gadis cantik? Nicholas, tapi aku harus menasehatimu. Teganya kamu membawa seorang gadis cantik ke restoran sejelek ini? Miskin sekali kamu! Eh, uangmu sudah habis, ya? Bagaimana kalau kamu berlutut dan memanggilku kakak? Aku akan memberikanmu beberapa ratus ribu."

"Aku senang menghabiskan waktu bersama Nicholas." Yasmine maju dan merangkul lengan Nicholas. Dia tersenyum dan sengaja terlihat mesra. "Aku tidak peduli di mana pun, asalkan bisa bersama Nicholas, aku selalu merasa bahagia."

Colin tertegun dan tampak kesal, sedangkan Felita menatap Yasmine dengan masam.

"Apakah kalian sudah mendengarnya? Tidak semua orang seperti kalian!" Colin tersenyum bahagia. Dia menatap Felita dengan jijik, lalu pergi sambil memeluk Yasmine.

"Nicholas, siapa wanita itu?" Felita menghalangi jalan mereka.

Nicholas mengangkat alisnya dan berkata, "Apa hubungannya denganmu?"

"Nicholas, jangan membohongi wanita ini! Aku bahkan belum membuat perhitungan setelah ditipu olehmu! Kamu masih belum menyadari kesalahanmu juga? Dasar b*jingan! Sudah miskin, masih berani menipu orang lain!" kata Felita dengan dingin.

"Untuk apa kamu ikut campur?" Nicholas mengerutkan alis sambil menatap Felita dengan keheranan.

"Jangan berlagak hebat! Kamu hanya beruntung karena menemukan sebuah dompet. Nona, dia ini hanyalah seorang pemuda miskin yang payah. Dengarkan nasehatku, segera campakkan dia! Aku akan merekomendasikan pria yang lebih baik kepadamu. Di antara semua teman-temanku, yang paling miskin saja masih memiliki BMW." Colin tersenyum sinis.

Yasmine melirik Colin, lalu memalingkan wajahnya ke samping. "Tut, tut."

Yasmine menekan kunci mobil, lalu membuka pintu mobil sport Lamborghini miliknya dan berkata, "Aku sudah memiliki banyak mobil BMW di rumah."

Semua orang terkejut, tak terkecuali Colin. Mobil Colin yang hanya seharga miliaran, tidak sebanding dengan mobil mewah yang dimiliki Yasmine. Orang yang mengendarai mobil itu pasti kaya raya dan memiliki kedudukan yang tinggi. Namun, kenapa wanita sehebat ini mau bersama Nicholas?

Yasmine dan Nicholas masuk ke dalam mobil, lalu beranjak pergi. Sebelum itu, Yasmine menurunkan kaca mobil dan tersenyum kepada Felita. "Menurutku, kamu telah membuang berlian dan malah memilih batu jalanan. Tapi semua ini bukanlah salahmu, kamu saja yang buta."

"Apa maksudmu?" Felita mengentakkan kaki sambil menunjuk Yasmine.

Yasmine tidak menjawab Felita, dia hanya menggelengkan kepala dan menutup jendela mobil. Setelah itu, mobil pun melaju pergi meninggalkan mereka.

"Aku kesal!" Felita sambil mengentakkan kaki sambil memandang mobil Yasmine.

Colin segera menghibur Felita, "Sudah, tidak usah memedulikannya. Setelah menemukan dompet, Nicholas pasti menggunakannya untuk menipu wanita itu. Cepat atau lambat, kebohongannya akan terbongkar!"

"Kak Colin, akhirnya kamu kembali ...." Malvin berlari keluar.

Saat melihat Colin, wajah Malvin terlihat sangat marah. "Kak Colin, kamu tidak melihat betapa sombongnya Nicholas. Ditambah dengan kehadiran wanita itu, dia semakin arogan ...."

"Siapa wanita itu?" tanya Felita dengan marah.

"Aku juga tidak tahu. Tapi aku tebak, sepertinya Nicholas menemukan dompet wanita itu. Demi membalas budi, wanita itu pun membantu Nicholas. Kalau tidak, bagaimana mungkin Nicholas mengenal wanita itu? Nicholas hanyalah seorang pecundang yang miskin. Bagaimana dia bisa mengenal wanita secantik itu?" Sembari bicara, Malvin juga menarik tangan Monica.

"Dompet wanita itu pasti jatuh di restoran ini. Kalian sudah dibohongi Nicholas!" kata Malvin.

"Benar juga. Mereka pasti saling mengenal karena Nicholas menemukan dompet wanita itu di restoran ini," kata Colin dengan kesal.

Monica kebingungan mendengar pembicaraan mereka. Dompet apa yang Malvin bicarakan? Nicholas menemukan dompet di restoran ini?

"Monica, orang seperti itu sangat menjijikkan dan licik! Untung kamu sudah memecatnya. Dia menemukan dompet yang tertinggal di restoran ini, tetapi malah tidak memberi tahu kalian. Sebaliknya, dia memanfaatkan kejadian itu untuk mendapatkan keuntungan sendiri. Dia sama sekali tidak menganggap kalian," Malvin berbicara dengan penuh semangat.

Wajah Monica langsung berubah.

"Monica?" Malvin langsung menepuk pundak Monica saat melihat wajahnya yang masam. "Monica, aku tahu watak Nicholas. Dia hanyalah pria miskin yang tidak berguna. Kalau bukan karena kalian yang mempekerjakannya, dia pasti sudah mati kelaparan. Coba kamu pikir, seandainya dia memberikan dompet itu kepadamu, pasti wanita itu akan berterima kasih kepadamu, bukan Nicholas."

Monica mengangkat kepala, wajahnya terlihat sangat dingin. Setiap mengingat sikap Yasmine yang memaksa untuk bertemu dengan Nicholas, hati Monica terasa sangat kesal.

Seandainya Nicholas memberikan dompet itu kepada Monica, Yasmine tidak akan memperlakukannya seperti itu. Monica tidak perlu sampai memohon dan menelepon Nicholas.

"Aku naik darah setiap melihat wajah pecundang itu!" kata Malvin dengan marah.

Colin memutar bola matanya dan tersenyum dingin. "Oh, bagaimana kalau kita menemui Biro Bimbingan Akademik? Selama kalian mendengarkan arahanku, Nicholas pasti akan sengsara ...."
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 606

    "Tidak ada yang boleh hidup," kata Nicholas dengan suara teredam.Sekarang Sandy mengalami kelumpuhan, entah kapan kondisinya bisa pulih. Dia kesulitan menggerakkan tubuh maupun berjalan.Sandy masih berusia 20 tahun. Nicholas tidak tega melihat semua kesialan yang menimpa sahabatnya.Setelah menutup telepon, Nicholas menggenggam erat ponselnya sambil berpikir. Perasaan Nicholas terasa berkecamuk.Untungnya nyawa Sandy masih bisa diselamatkan. Jika tidak, Nicholas akan menyesal seumur hidup.Sandy sudah sadarkan diri, sedangkan Master Howard harus diamputasi dan Thalia memerlukan setengah tahun untuk bisa turun dari tempat tidur. Mereka semua adalah orang-orang terdekat Nicholas. Selain mereka, 123 orang juga meninggal di Vila Megawan.Nicholas tidak pernah melupakan nyawa 123 orang itu.Bella berdiri di samping Nicholas. Dia agak ketakutan melihat raut wajah Nicholas yang tampak begitu tegang."Menurutmu, bagaimana selanjutnya?" tanya Nicholas."Temui Ken dan habisi dia!" jawab Bella.

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 605

    "Pak Zain, kamu sudah melihat ketulusanku, 'kan?" tanya Jesslyn."Hmm, terima kasih banyak atas bantuanmu. Aku juga berterima kasih kepada 'Tuan' yang menyokongmu," jawab Zain."Pak, kamu adalah orang yang pintar, aku rasa kita tidak perlu saling berterima kasih. Seluruh masyarakat Kota Modu tahu bagaimana sejarah berdirinya Clear Group. Kalian memiliki reputasi yang tinggi di kalangan mafia. Meskipun berhasil menutupi semua kejahatan, pengaruh kalian masih begitu besar." Jesslyn tertawa menyindir. "Kita menghadapi orang dan masalah yang sama. Aku telah membereskan masalah kalian, sekarang kalian harus membantuku untuk menyelesaikan masalah kami."Ekspresi Zain sontak berubah. Sama seperti dugaannya, Jesslyn tidak mungkin membantu secara cuma-cuma."Kami sudah menemukan keberadaan Nicholas. Bawa orang-orangmu untuk menghabisinya. Tidak ada masalah, 'kan?" tanya Jesslyn tanpa basa-basi."Menghabisi Nicholas bukan pekerjaan yang mudah. Ditambah, aku sudah lama meninggalkan dunia mafia. R

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 604

    "Semoga jawabanmu memuaskanku." Raut wajah Ken terlihat sangat puas.Jesslyn merasa agak rendah diri saat menatap Ken. Namun mengingat Ken adalah cucu inti dari Kakek Winata, Jesslyn pun menyingkirkan semua perasaan tidak enaknya."Besok aku ingin mengajak kakekmu untuk bertemu kakekku. Saat itu, orang yang bisa bertahan hidup tidaklah banyak. Bagaimana menurutmu?" tanya Ken.Jesslyn tercengang melihat kedua mata Ken yang tampak berapi-api. "Maksud ... maksudmu ....""Kalau kakekmu mengunjungi kakekku, kakekmu bisa memujiku sedikit di hadapan kakekku. Siapa tahu pujian kakekmu bisa sedikit membantu rencanaku? Bila aku berhasil menjadi pewaris, kamu akan menjadi istri dari cucu inti Keluarga Winata. Jika saat itu tiba, kamu bisa mendapatkan semua yang kamu inginkan."Sekujur tubuh Jesslyn bergetar, dia tidak pernah menyangka hari seperti ini akan datang. Jika yang dikatakan Ken benar, Keluarga Chaw bisa berdiri kembali, sedangkan derajat Jesslyn akan memelesat tinggi.Menyandang status

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 603

    Pada sore hari, lampu-lampu di Vila Lacosta bersinar terang.Ken duduk di kursi sambil mengangkat kedua kakinya ke atas meja dan menyeringai jahat."Barusan Warren menelepon, dia bersedia bekerja saja," kata Jesslyn yang berdiri di samping Ken.Ken menjawab, "Kalau begitu ... kita bereskan dulu Clear Group.""Em." Jesslyn mengangguk."Semakin hari, kamu semakin menawan." Ken tertawa terbahak-bahak sambil menatap Jesslyn.Di saat Jesslyn tersipu malu, Ken mengulurkan tangan dan langsung menarik Jesslyn ke dalam dekapannya. Sembari memeluk Jesslyn, Ken menelepon Zara dan berkata, "Sudah tiga hari, aku ingin mendengar jawabanmu."Tidak terdengar suara di ujung telepon. Zara sedang memikirkan cara untuk menjawab pertanyaan Ken."Kali ini, kubu Keluarga Winata tidak serumit sebelumnya. Aku dan para sepupuku telah mencapai kesepakatan bersama. Kamu mengerti maksudku, 'kan?" tanya Ken."Kalian bekerja sama untuk menghabisi Nicholas?" Zara menarik napas panjang."Benar! Paman Dean terlalu kuat

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 602

    Setelah setengah jam kemudian, Karen melarikan diri dan pergi ke ruangan Nicholas."Nicholas, Bella ... kasihan banget!" kata Karen dengan ekspresi sedih.Nicholas tersenyum kecut, dia hanya bisa menganggukkan kepala. Nicholas tidak tahu bagaimana menjelaskannya kepada Karen."Ba-bagaimana kalau aku pergi?" Karen mengangkat kepalanya."Kalau kamu pergi, dia harus menahannya," jawab Nicholas."Hmm, bagaimana kalau kamu saja yang membantunya?" tanya Karen.Nicholas tertegun. "Gadis bodoh. Bagaimana kalau terjadi sesuatu di antara kami?""Tidak boleh," Karen bergumam sambil memalingkan wajah.Nicholas tertawa terbahak-bahak sambil mengelus kepala Karen. "Jadi orang jangan terlalu baik. Yang ada malah dibohongi.""Bella sangat baik kepadaku, dia membelikanku baju. Oh ya, katanya dia mau mengajakku menonton konser," jawab Karen."Konser?" Nicholas mengerutkan alis."Iya, beberapa hari lagi ada konser. Bella sudah memesan tiketnya." Karen menatap Nicholas dengan mata berbinar-binar. "Kamu ma

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 601

    "Apa?" Nicholas tersentak."Aku ...." Bella menggigit bibirnya dan menjawab, "Aku ingin mengajak Karen untuk mengobrol di kamarku ...."Nicholas mengerutkan alis saat mendengar permintaan Bella."Tenang saja, aku tidak akan menyakiti maupun membohongi Karen. Aku hanya, aku ...." Bella langsung berlutut dan memohon kepada Nicholas.Nicholas menghela napas sambil melambaikan tangannya. "Aku tidak masalah asalkan Karen tidak keberatan. Tapi kalau kamu memanfaatkannya, nasibmu akan berakhir mengenaskan!""Tidak, aku tidak akan memanfaatkannya." Bella tersenyum, dia bangkit berdiri dan pamit meninggalkan ruangan Nicholas.Nicholas memijat keningnya, kondisi Bella terlihat semakin parah. Nicholas telah mencari 7 hingga 8 dokter untuk mengobati Bella, tetapi tidak ada hasil yang memuaskan. Takutnya, Bella akan terjerumus semakin jauh.Bella kembali ke kamarnya untuk mengambil sehelai gaun yang telah disiapkan, lalu bergegas pergi menemui Karen."Ini ... untukku?" Karen melirik Bella dengan ti

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status