Sejak tadi Starla memang merasa ada yang aneh. Setelah dia dan para tahanan perempuan lain yang ada di sana dipaksa untuk mandi dalam satu ruangan yang sama seperti biasa, kini mereka digiring ke sebuah tempat berukuran 8x8 meter.
Dalam ruangan tersebut, mereka yang semuanya berjumlah sembilan belas orang di perintahkan untuk memilih pakaian yang mereka suka di dalam sana.
Tapi tentu saja semua pakaian itu tidak lebih dari sepasang bikini yang terlihat sangat seksi dan bahkan kekecilan bagi sebagian perempuan yang memiliki ukuran dada besar. Selain dari bikini, ada juga pakaian lain yang menurut Starla akan lebih baik menggunakan bikini dari pada pakaian itu; yakni sebuah pakaian yang mirip dengan jaring.
Pakaian itu melekat sempurna di sebuah manekin berwarna putih, yang membuat Starla berpikir pasti tidak akan ada dari mereka yang akan
Erik, baru saja tiba di mansion ketika asisten pribadinya, Espen, menyodorkan sebuah ponsel padanya. Sekilas Erik menatap pria berseragam hitam itu dengan penuh tanda tanya tapi tak urung juga dia mengambil ponsel tersebut dari tangan Espen."Halo.""Suamiku sudah cukup sibuk untuk bahkan bisa meluangkan waktu bersamaku dan sekarang kau pun menjadi lebih sibuk darinya? Katakan padaku kenapa aku tidak harus datang ke mansion sekarang juga, menyeretmu dan mengurungmu di dalam gudang minuman kerasku untuk sekedar bisa melihat dan mengobrol denganmu?"Kedua sudut bibir Erik berkedut membentuk sebuah senyum kecil."Aku juga mencintaimu," ucapnya sembari melangkah ke ruang tengah. Dia duduk di atas sofa sementara di saat yang sama, Espen menunduk di depannya untuk melepas sepatu kulit Erik.Erik mengibaskan tanga
Saat nomor urutnya dipanggil, tubuh Starla menegang seketika.Sejak dari tadi ia menyaksikan teman-temannya telah dibeli dengan tawaran yang lumayan. Tapi bukan itu masalah utamanya, melainkan pada para pembeli.Si gadis nomor 4 misal. Dia dibeli oleh seorang preman bertubuh raksasa dengan kumis dan janggut yang Starla tebak tidak pernah dicukur. Pakaian sobek-sobek dan lusuh yang dia pakai membuat siapapun tau jika dia sama sekali tidak memperhatikan kebersihan badan. Entah dari mana pria itu bisa mendapatkan uang sebesar 10 ribu euro. (kira-kira 165 juta)Lalu gadis pirang nomor 10. Pembelinya adalah sepasang wanita lesbi berpenampilan aneh. Sekarang Starla bahkan masih bisa melihat dari balik kaca bahwa mereka berdua sedang memaksa si gadis yang baru mereka beli untuk mau dicumbu. Membuat perut Starla mual seketika.Astaga,
Hari-hari Starla lalui dengan melihat pemandangan kota asing.Dari apartemen yang ia tempati saat ini, Starla bisa melihat hampir semua dengan jelas. Netherlands nampak dikelilingi dengan air. Namun bukan berarti negara ini tertinggal. Justru jauh lebih maju dari pada Indonesia.Bangunan-bangunan mewah bertingkat Starla saksikan di mana-mana. Menambah keindahan di tengah laut lepas yang mengelilingi.Starla tidak tau banyak tentang negara ini sebab Geografi bukan subjek kesukaannya ketika masih di bangku sekolah. Pun dia tidak pernah menginjakkan kaki di negara ini. Jangankan Netherlands, negara paling dekat dengan Indonesia seperti Malaysia saja Starla tidak pernah berkunjung.“Ik heb het eten op tafel klaargemaakt, juffrouw. Als je nog iets nodig hebt, kun je me dat nu laten weten.”Suara Adri
warning Zone! 25 ++!Happy reading.***Starla baru selesai sarapan ketika Espen datang ke apartemen. Adrie memberikan mereka privasi penuh dengan pergi berbelanja.“Aku yakin Tuan Erik sudah menjelaskan sedikit dengan anda tentang kedatanganku pagi ini.” Espen memulai pembicaraan. Mereka duduk di sofa ruang tengah.Espen membuka tas hitam yang ia bawa untuk mengeluarkan sebuah dokumen dari sana.“Ini,” katanya menyerahkan pada Starla.Starla menerima tanpa ragu. Membuka dokumen tersebut yang berisi banyak sekali lembar peraturan. Membuat dahinya mengerut.“Kau bisa membaca dan mempelajarinya terlebih dahulu. Jika kau mempunyai pertanyaan—““Aku punya ponsel,” sahut Starla, menatap Espen langsung. “Erik memberikannya padaku tadi malam. Untuk ini.”Espen mengangguk kecil.
WARNING 25+ ZONE!!!(This story is for mature only. If you feel uncomfortable with it, you can skip it until *** sign!)Happy reading!***Erik mengangkat naik bra Starla untuk kemudian menemukan dua bukit kembar di sana. Tidak terlalu besar, bahkan relatif sedang. Tapi Erik tau ia menyukainya.Mulai mencium dan meninggalkan jejak basah di sepanjang kulit Starla, tangan besar Erik menyapu ke bawah. Dengan lembut dan penuh kehati-hatian.Tubuh Starla menggeliat tanpa bisa dicegah. Ini semua terlalu intens dan menggoda. Membuat jantung Starla berdebar keras tanpa henti.Saat ciuman Erik sampai ke perut Starla, kedua tangan Erik mulai menarik lepas celana bahan Starla. Berikut dengan celana dala
Dua hari telah berlalu.Sesuai janji yang disepakati, Erik telah berada di apartemen untuk membahas isi surat kontrak antara dia dan Starla. Tidak ada Espen atau kuasa hukum yang menemani sebab ini bersifat pribadi.Keduanya berdebat cukup alot, mengingat Starla benar-benar hampir merubah seluruh isi dalam kontrak yang tertera.“Kau tidak perlu bekerja karena aku akan memenuhi semua kebutuhan materimu,” tandas Erik tidak setuju dengan poin yang Starla tambahkan.“Ini bukan tentang materi. Tapi aku membutuhkannya sebab aku tidak ingin hanya diam di dalam rumah saja.”“Aku tidak suka dengan ide ini. Karena kau harus ada di rumah ketika aku membutuhkanmu sewaktu-waktu.”Dahi Starla mengernyit, berpikir ulang dengan apa yang ia minta pada Erik.“Tapi bukankah Anastasya Steel bekerja? Dan Christian Grey tidak masalah dengan itu.”“Sudah kukatakan padamu bahwa aku dan Christian Gr
"Sekali aku mengatakan kau adalah milikku, maka kau adalah milikku."~ Erik Jensen ~***Erik merangkul bahu Starla untuk ia ajak masuk ke dalam rumah bertingkat dua. Dari luar, bangunan itu nampak biasa saja. Bahkan tidak ada pemandangan menarik apapun di sekitar. Hanya rerumputan hijau yang terbentang luas. Tidak ada rumah yang lain di sana, mengingatkan Starla bahwa rumah ini mungkin satu-satunya yang berada di lahan tersebut.Adrie dan Espen otomatis langsung memberikan ruang pada dua insan. Pekerjaan mereka telah usai dan hanya menunggu perintah selanjutnya dari Erik.“Selamat datang di rumah, Starla,” kata Erik sebagai sambutan ketika mereka telah masuk.Kedua iris mata hitam Starla terpaku sesaat. Berlarian menyapu isi dalam bangunan.
"It’s Yes, Master!"~ Erik Jensen ~****“Selamat pagi, Nona Azkia,” sapa Espen saat Starla masuk ke dalam dapur di pagi hari.Meski sedikit terkejut dengan kehadiran pria itu, Starla tetap menjawab sapaan Espen. “Selamat pagi, Espen. Selamat pagi, Adrie.”“Selamat pagi, Nona,” sapa Adrie dari balik pantries.Kemarin, Erik sempat menjelaskan pada Starla bahwa wanita paruh baya itu sebenarnya merupakan salah satu maid di mansion. Tepat setelah ia membeli Starla dari para mafia, Erik menugaskan wanita tersebut khusus untuk melayani semua kebutuhan Starla di apartemen, bahkan termasuk melaporkan berapa ukuran baju, sepatu juga pakaian dalam Starla.Dari sanalah Starla tau kenapa dulu Adrie memutar-mutar tubuh untuk mengamati keseluruhan dirinya saat pertama kali bertemu. Kesan pertama yang aneh, namun selanjutnya Starla tidak terlalu memikirkan karena sikap ramah dan bersahabat yang wanita itu tunjukkan.Sekarang, di sinilah Adrie berada. Lagi-lagi Erik menugaskannya untuk memenuhi semua