Sinta pun bergegas mandi, setelah 20 menit Sinta keluar dari kamar mandi dan bersiap siap untuk berangkat kuliah dengan membawa motor metic nya.
"Bu, Pak Sinta pergi berangkat dulu le kampus ya," ucap Sinta dengan nada lembut dan mencium tangan Bapak dan Ibunya.
"Iya nak, hati-hati ya Sin di jalan jangan lupa juga sarapannya jangan lambat-lambat," ucap Ibunya kepada Sinta.
"Iya Bu siap," kata Sinta.
Sinta langsung berangkat ke kampus karena ada tugas yang harus di kumpulkan pagi itu.
Sesampainya di kampus dan masuk kelas tugas di kumpul di meja dosen.
"Sin tugas kamu sudah kan?" tanya salah seorang dari temannya.
"Iya sudah kok, Alhamdulillah sudah aku kerjakan jauh-jauh hari karena biar tidak bertabrakan dengan tugas-tugas dari mata kuliah lain hehe," ucap Sinta kepada temannya.
"Halo teman baikku," panggil seorang gadis yang datang dari belakang.
Gadis itu bernama Fitri, dia adalah teman baik dari Sinta.
"Halo, eh tumben aku lebih cepat datangnya daripada kamu ya Fit," ucap Sinta kepada temannya itu.
"Iya Sin soalnya aku tadi harus antar adik ku ke sekolah jadi ya agak lambat sedikit datang ke kampusnya," ucap Fitri kepada Sinta.
"Duduklah, sedikit lagi dosen masuk," kata Sinta.
Mereka pun belajar selama 2 jam setelah itu dosen keluar dan mereka pergi ke kantin bersama karena jam dosen pertama sudah selesai.
"Aku lapar Sin pengen makan tempe yang di masak saos ada gak ya di kantin," ucap Fitri kepada Sinta.
"Alah kamu Fit Fit harus nya cari makan ya janhan tempe atau tahu lah orang tuaku aja pengusaha itu masak iya aku di kampus makannya itu juga udah kenyang aku makan tahu tempe di rumah Fit haha," ucap Sinta sambil tertawa dan menatap Fitri.
"Oh iya ya haha ya ampun aku sampai lupa kalau Bapak dan Ibu mu punya usaha tahu dan tempe," kata Fitri kepada Sinta.
"Ya udah kamu mau makan apa ayo cari dulu apa yang ada di kantin," kata Sinta.
"Ayolah," ucap Fitri.
Mereka pun mencari makan di kantin setelah itu mereka ke taman untuk melihat lihat sekeliling taman di kampus yang banyak tanaman baru yang di tanam.
Bunga-bunga yang indah warna-warni di taman kampus membuat Sinta dan Fitri terpukau dan berfoto-foto di taman itu.
Tiba-tiba datang seorang pemuda dari arah selatan yang memanggil Fitri.
"Fitri ... " panggil seorang pemuda itu dengan tegas.
"Iya ..." jawab Fitri.
"Lagi ngapain sih asik bener padahal cuman berdua aja ya tapi kayak asik banget hehe," ucap pemuda itu.
"Iya dong kita kan sahabat jadi ya harus seru-seruan dong tiap hari, sini kamu juha ikut gabung biar lebih seru lagi hehe," ucap Fitri kepada pemuda itu.
"Ah boleh ini ya kalau aku ikut gabung sama kalian berdua hehe," kata pemuda itu.
"Bolehlah kenapa harus gak boleh, oh iya sini kenalin Sin ini namanya Brian dia teman aku dulu waktu SMA dia kuliah di sini juga cuman beda jurusan dengan kita," kata Fitri sambil mengenalkan temannya itu kepada Sinta.
"Oh iya, kenalin ya Brian aku Sinta temennya Fitri dan kita juga satu Prodi hehe," ucap sinta dengan menyodorkan tangannya ke Brian.
"Eh iya salam kenal ya hehe," Ucap Brian sambil tersenyum kepada Sinta.
Mereka pun jalan-jalan di taman kampus bertiga tetapi mereka hanya berjalan sebentar karena Sinta dan Fitri akan masuk mata kuliah jam ke dua.
Setelah itu mereka kembali ke kelas untuk menerima mata kuliah jam ke dua.
Mereka kembali belajar dan mendengarkan dosen yang menerangkan tetapi Sinta sangat mengantuk karena mata kuliah ke dua
Di jam yang sangat kritis yaitu jam 2 siang dan itu adalah waktu untuk tidur yang sangat nyenyak, tetapi Sinta harus menahan semuanya karena dosen yang masuk adalah dosen killer yang ada di fakultasnya.
Setelah selesai mata kuliah Sinta langsung bergegas pulang kerumah karena harus membantu orangtua nya membungkus tempe untuk di jual karena jika hanya mengandalkan buruh-buruh Bapaknya pasti akan mengeluarkan uang lebih banyak lagi.
"Assalamualaikum Bu, Sinta sudah pulang ini capek banget belajar hehe," ucap Sinta kepasa Ibunya dan langsung mencium tangan Ibu dan Bapaknya.
"Walaikumsalam, langsung makan saja dulu nak abis itu istirahat saja," ucap Ibunya sambil tersenyum.
"Alah Sinta belum lapar kok Bu nanti aja lah makannya sekarang Sinta mau langsung bantuin Bapak sama Ibu aja untuk bungkusin tempenya biar cepet selesai pasti Ibu sama Bapak juga capek kan," ucap Sinta kepada Bapak dan Ibunya.
sinta pun langsung membantu membungkus tempe yang ada di hadapannya dan sambil bernyanyi agar lelahnya hilang tertutupi oleh bahagia bisa membantu orangtua nya.
Setelah selesai bantu orang tuanya Sinta beristirahat karena dia merasa sangat capek karena dia seharian di kampus dan membantu orangtua nya jadi dia menyempatkan untuk tidur sejenak.
Pada saat Sinta tidur Ibunya membuat kue karena Ibu Sinta sangat pandai membuat kue dan rasa kue yang Ibu Sinta buat sangat lah enak.
Ibu Sinta membuat kue dan sebenarnya Ibunya ingin di bantu oleh Sinta tapi Sinta terlihat tertidur pulas sehingga Ibunya merasa kasihan jika harus di bangunkan karena anak gadisnya itu seharian belajar di kampus dan pulang kerumah untuk. Membantu orangtua.
"Pengen Ibu kasih bangun tapi kok tidurnya lagi enak banget Sintanya ya udah lah Ibu bikin kue sendiri aja nanti kalau Sinta sudah bangun tinggal ikut makan aja," ucap Ibunya dengn pelan.
Akhirnya Ibunya pun membuat kue sendiri dan setelah kue yang Ibunya buat telah selesai Ibunya menaruhnya di kulkas khusus kue.
"Ibu ... " Sinta memanggil Ibunya dari dalam kamar.
"Iya nak Ibu lagi ada di dapur bersih-bersih ini," jawab Ibunya yang sedang membersihkan sisa-sisa tepung yang di gunakan membuat kue tadi.
"Sinta bangun karena ada bau-bau kue buatan Ibu loh Bu hehe," ucap Sinta dengan tersenyum kepada Ibunya.
"Iya nak, itu Ibu membuatkan kue buat kamu, pasti kamu suka deh rasanya khas buatan Ibu hehe," ucap Ibunya itu.
Sinta pun menuju kedapur dan membuka kulkas yang isinya banyak kue-kue buatan Ibunya.
"Yang ini ya Bu yang baru di buat, wangi banget Bu ih pasti rasanya mantap nih, ah aku mau nyobain kue buatan Ibuku tersayang ah hehe," ucap Sinta dengan memuji kue buatan Ibunya itu.
"Eleh-eleh pujiannya bikin Ibu hampir terbang nih, ya udah sana cepet di makan Sin nanti rasain ya kurang apa aja hehe," kata Ibunya.
"Ya pasti gak kurang apa-apa ini bu pokoknya mantap ini rasanya pasti," ucap anak gadisnya itu.
Bersambung
Entah apa yang ada dipikiran Dafa tetapi Dafa ketika melihat Sinta diperlakukan seperti itu dengan adiknya.Selalu saja Dafa apa tidak terima karena dia merasa dia masih menyayangi Sinta, maka itu selalu saja Dafa memantau ketika Feri dan juga Sinta berbicara.Sementara itu setelah berbicara dengan Sinta akhirnya Feri meninggalkan Sinta.Dan Sinta pun pergi ke kamar dan duduk, dia tidak ingin banyak pikiran Sinta berusaha sabar untuk mengatasi kelakuan Feri terhadapnya dan dia selalu saja terlihat baik-baik saja karena dia harus mengurus ibu mertuanya yang sedang sakit.Sinta harus mengurus Ibu mertuanya itu karena Feri sedang bekerja di kantor dan sedangkan yang berada di rumah hanya Sinta.Sinta sering kali di anggap remeh dengan Feri padahal Sinta yang selalu saja mengurus Ibu mertuanya.Tetapi adik dari Dafa tetap saja masih mencintai mantannya."Aku salah tidak sih mempunyai rasa seperti ini," batin Dafa ketika melihat Sinta.Sinta yang sedang mengurus Ibu mertuanya itu Dafa tida
"Maaf ya mbak kalau aku lancang berbicara seperti itu kepadamu tapi memang aku baru kali ini mendapatkan seorang Istri yang sangat sabar seperti mbak Sinta," ucap Sari."Halah Sari sudahlah jangan berbicara itu ngapain sih aku juga masih memikirkan Ibu mertua aku bagaimana supaya dia cepat sembuh dan aku bisa kok untuk selalu saja mengurus dia," ujar Sinta kepada Sari.Beberapa hari kemudian Ibu mertuanya pun sudah diperbolehkan untuk keluar dari rumah sakit dan menggunakan kursi roda.Ibu Tina sudah tidak bisa berdiri dengan tegak dan juga tidak bisa berbicara dengan lancar Sinta harus selalu mengurus Ibu mertuanya itu karena anak-anaknya sibuk untuk bekerja dan hanya dia yang bisa membantu mengurus Ibu mertuanya itu."Alhamdulillah sekarang Ibu sudah boleh pulang ke rumah," ujar Dafa."Iya, Alhamdulillah Ini Ibu kalian sudah bisa pulang ke rumah dan Bapak meminta kepada kalian harus bisa menjaga Ibu kalian ya," ucap bapak Heri kepada anak-anaknya itu."Tenang Pak selama masih ada Si
"Aku kasihan lihat Sinta seperti itu dia sama sekali tidak dihargai dengan Feri padahal dia adalah wanita yang sangat baik dan sangat Setia menurutku," batin Dafa.Ketika melihat Sinta yang sedang duduk di taman bersama Sari Dafa pun tidak tega melihat istri dari adiknya itu ditelantarkan seperti itu drmgan adik dari Dafa yang menikahi mantan kekasih Dafa itu.Tetapi Daffa selalu saja memikirkan kebahagiaan Sinta bersama Feri karena yang sering dilihat Dafa Feri sama sekali tidak ada perjuangan yang diberikan kepada Sinta.Akhirnya Dafa pun pergi untuk pulang ke rumah sementara itu Sari dan juga Sinta yang sedang duduk berdua di taman depan rumah sakit itu pun bercerita dan menenangkan diri."Kamu kenapa sih mbak kok seperti banyak sekali yang dipikirkan," ujar Sari bertanya kepada Sinta."Tidak aku hanya ingin tenang saja masih memikirkan Ibu mertuaku," ucap Sinta."Sebenarnya aku tahu kalau mbak masih memikirkan tentang yang terjadi tadi kan di depan ruangan Ibu Tina," ucap Sari kep
Feri pun terdiam ketika mendengarkan perkataan dari istrinya itu sementara itu Lita yang sangat takut ketika keluarga dari Feri mengetahui jika jus yang diminum oleh Ibunya itu adalah buatan dia dan dia memang sengaja untuk mencelakai Ibu Tina."Waduh gawat ini kalau mereka sampai mencari tahu sebenarnya apa yang ada di dalam kandungan jus yang aku buat itu, untung saja Ibu tidak bisa berbicara jadi aku aman," batin Lita."Nanti kita lihat sebenarnya siapa dari dalang semua ini aku juga penasaran kenapa Ibu meminum jus pagi-pagi sedang biasanya tidak pernah meminum jus sebelumnya," ujar Dafa."Sudahlah mungkin dibahas nanti saja sekarang kan Ibu harus beristirahat kita tidak boleh ribut dan tidak boleh mengganggu istirahat Ibu," ujar Sinta."Sudah kalau begitu Ibu istirahat dulu ya Bu kami semua ada di luar kalau Ibu membutuhkan apa-apa dan Bapak juga Istirahat di dalam sini," ucap Feri.Akhirnya mereka pun keluar dari ruangan di mana Ibu tidak dirawat, sedangkan di dalam ruangan itu
Tidak lama kemudian dokter pun keluar dan memberitahukan hasil pemeriksaan dari Ibu Tina.Akhirnya Bapak Heri pun ikutdengan dokter dan dokter menjelaskan apa yang terjadi dengan Ibu Tina.Akhirnya dokter pun menjelaskan semuanya dan pada akhirnya Ibu Tina pun terkena stroke Bapak Heri sangat terpukul ketika mendengar kabar istrinya itu terkena penyakit stroke.Dia tidak menyangka jika Kejadian ini bakalan serius ini."Maaf ya Pak aku mau mengabarkan kalau bisa ke rumah sakit sudah mengusahakan dengan semaksimal mungkin tapi Ibu Tina terkena stroke," ujar dokter yang merawat atau yang memeriksa Ibu Tina.Bapak Heri pun kaget ketika mendengar kabar dari dokter itu."Ya ampun aku saja tidak tahu doa kalau dia mempunyai sakit itu," ucap Bapak Heri."Penyakit itu datangnya dari Allah dan kalau sudah seperti ini kita hanya bisa berdoa Pak," ucap dokter itu kepada Bapak Heri.Bapak Heri sampai lemas ketika mendengar berita dan informasi tentang istrinya itu Bapak Heri terduduk dan lemah ti
"Mas kamu kenapa?" tanya Sinta dengan lembut kepada suaminya itu tetapi tetap saja Feri melamun dan memandangi istrinya itu dengan sangat tajam."Mas kamu memikirkan apa sih kok bengong seperti itu mas kamu sekarang lagi nyetir lah kamu harusnya fokus kedepan dan jangan sampai kamu bengong seperti ini," ujar Sinta kepada Feri."Ya Allah maafin aku ya aku tadi malah bengong memikirkan sesuatu ya sudah kalau begitu aku fokus bawa mobil dulu," ucap Feri.Feri tidak menyadari bahwa dia melamun dan memandang wajah istrinya itu.Sinta pun heran ketika melihat tingkah suaminya seperti orang yang baru saja membuat kesalahan tetapi Sinta sama sekali tidak memikirkan hal itu karena dia sekarang memikirkan keadaan dari Ibu mertuanya.Akhirnya Feri pun bergegas dan fokus untuk menyetir dan pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Ibunya.Tidak lama kemudian mereka sampai di rumah sakit dan Feri memarkirkan mobilnya di parkiran di Rumah Sakit Cemara."Mas tarik nafas dulu ya, jangan sampai kamu khawat