Setelah Sinta menyicipi kue buatan Ibunya dia sangat bahagia dan berkali-kali memuji kue buatan Ibunya itu.
"Kan Sinta sudah bilang kalau kurme buatan Ibu itu enak dan tidak ada yang bisa menandingi rasanya, eh sampai aku ingin nambah terus kan jadinya hehe," kata Sinta dengan memakan kue buatan Ibunya itu.
"Lah tuh kan anak Ibu suka banget ya bikin Ibunya tuh senyum-senyum dan suka banget kalau muji Ibunya padahal kue buatan Ibu tuh gak seberapa lo," ucap Ibunya sambil tersenyum ke arah Sinta.
Hari itu cuaca sangat cerah Sinta ingin mengunjungi temannya yang bernama Dita karena beberapa hari yang lalu Dita kecelakaan dan kaki nya terkilir pada bagian kanannya dan susah untuk berjalan.
Sinta menelepon Dita karena Sinta ingin mengunjunginya dan Sinta tidak tahu keberadaan Dita di mana.
"Halo Assalamualaikum Dit," ucap Sinta.
"Walaikumsalam, eh nih tumben ya ini anak nelpon biasanya mah ngechat doang, ada apa sih temanku yang cantik ini menelpon siang siang gini hayoo ada apa?" ucap Dita dengan tertawa seakan akan dia menunjukan sikap bahwa dia sudah membaik.
"Ihh kok suaranya sudah kayak orang sehat gitu sih ya Dit, niat nya sih menghubungi kamu tuh memastikan gitu lo kamu ada di mana, ya karena aku pengen main aja kerumahmu?" kata Sinta kepada Dita.
"Yaelah main doang? Pakek acara nelpon dulu ya huh biasanya juga langsung oteweh aja kamu," ketus Dita kepada Sinta.
"Ya enggak main doang sih ya kan kamu belum lama ini kan habis kecelakaan ya aku pengen nge jenguk kamu juga gitu pengen tahu keadaan kamu gimana gitu," ucap Sinta kepada Dita lewat telepon.
"Kalau aku sih ya setiap saat di rumah kok sudah jarang keluar juga, hehe iya sih aku barusan kecelakaan tapi gak papa kok sudah aman ini sudah bisa tertawa berarti kan aman ya hehe," ujar Dita kepada Sinta dengan tertawa.
"Ya sudah, jadi di bolehin ndak ini aku mau jenguk kamu ntar aku bawain buah deh ya supaya temanku ini cepet sembuh dan cepet bisa kumpul-kumpul bareng teman-teman lagi supaya asik dan seru oke," ucap Sinta kepada Dita.
"Iya deh iya boleh bangetlah masak iya sih mau di tengokin teman tapi di larang kan ya gak mungkin, eh tapi kalau kesini jangan cuman bawain buah lah ya, bawain tahu sama tempe juga kek biar enak hehe," ucap Dita sambil tertawa.
"Yaelah iya deh iya pokoknya gampang kalau soal itu nanti aku bawain yang banyak deh buat stok di kulkas kmu ya, hehehe" ujar Sinta.
"Nah kan gitu jadi enak ya bawain banyak biar aku juga ngirit hahaha soalnya lagi krisis duit ini," ujar Dita sambil tertawa.
"Ya sudah aku mau siap-siap dulu sedikit lagi aku cus berangkat ke tempat kamu ya," kata Sinta kepada Dita.
"Oke deh aku tunggu ya," kata Dita.
"Oke pokoknya siap deh, oke daa Assalamualaikum," ucap Sinta dengan menutup teleponnya.
Sinta pun bersiap-siap dan mengganti baju karena dia ingin kerumah Dita.
Ketika Sinta keluar dari kamar dan menyapa Bapak dan Ibunya dia di panggil dan di tanya.
"Eh mau kemana ini kok cantik banget rapi juga terus kok bawa plastik ini mau ke mana sih sebenarnya ini kok beda ya biasanya saja tidak pernah dandan kok sekarang dandan dan bersiap-siap sepertinya mau pergi," ucap Ibunya kepada Sinta yang terlihat rapi.
"Hehehe iya Bu Sinta lagi mau nengokin si Dita kan beberapa hari lalu dia kecelakaan dan memang Sinta belum pernah nengokin dia Bu, ini mumpung ada Waktu luang ya nengokin dia Bu," kata Sinta kepada Ibunya.
"Oh seperti itu ternyata ya tapu keadaan Dita tidak apa-apa kan nak, oh iya itu plastik lo buat apa kok di bawa seperti itu," ujar Ibunya.
"Oh iya jadi Dita tidak apa-apa kok Bu sudah mulai membaik dan sudah bisa bercanda gitu, hehe ini plastiknya untuk ambil tahu dan tempe buat Sinta kasih ke Dita Bu," ucap Sinta kepada Ibu tercinta nya.
"Ya ampun jadi mau bawa tahu dan tempe ini ya, ya sudah sini biar Ibu yang ngambilin sini ya, Ibu ambilkan banyak ya supaya dia cepat sembuh nya," ucap Ibunya itu.
Sinta pun tersenyum melihat Ibunya sangat semangat untuk memberikan tahu dan tempe nya kepada teman Sinta dan Sinta juga tahu kalau Ibunya adalah seseorang yang suka berbagi.
"Sin kalau datang menjenguk orang sakit jangan hanya di bawakan tahu dan tempe ya ini harus di belikan buah juga agar Dita cepat sembuh dan bisa berkumpul lagi denga teman-teman juga," ujar Ibunya kepada Sinta.
"Iya Bu ini juga nanti mau berhenti lagi untuk beli buah pasti Dita seneng kalau di kasih buah Bu biar sehat juga hehe," kata Sinta," ujar Sinta terhadap Ibunya.
Sinta pun berpamitan untuk pergi menuju ke rumah Dita.
Akhirnya Sinta pun pergi ke rumah Dita yang rumahnya di tempuh sekitar 20 menitan dari rumah Sinta.
Setelah menempuh perjalanan yang lumayan akhirnya sampailah Sinta di rumah Dita dan langsung mengetuk rumah temannya itu.
Tok tok tok
Suara ketukan pintu yang di ketuk oleh Sinta, tiba-tiba ada seseorang yang membuka pintu.
"Assalamualaikum mba, si Dita nya ada enggak yah?" tanya Sinta kepada seorang yang membuka pintu itu.
"Walaikumsalam, eh pasti temannya Dita ya langsung masuk saja Dita ada di kamarnya kok, oh ya kenalin ya aku kakak nya Dita," ujar seorang perempuan yang membuka pintu itu.
"Iya, terimakasih banyak ya hehe," ucap Sinta.
Akhirnya Sinta pun masuk kerumah temannya itu dan langsung masuk ke dalam kamarnya Dita, terlihat sangat jelas Dita masih terbaring dengan perban menempel di tangan dan kakinya.
"Eh eh eh katanya sudah sembuh padahal masih di perban kayak begini, makannya kalau sakit itu jangan banyak tingkah dulu lah ya supaya ceet sembuhnya Dita sayang," ucap Sinta dengan menutup pintu kamar Dita.
"Hehe kan selagi masih bisa tertawa ya tertawa dan sedikit lagi aku yakin aku sembuh sih Sin, makannya kamu tuh tiap solat doain ku supaya cepet sembuh dan bisa ngumpul lagi gitu," ucap Dita kepada Sinta.
"Kalau soal mendoakan itu ya sudah pasti lah Dit," ujar Sinta.
"Nah gitu dong sebagai teman yang baik dan tidak pelit untuk mendoakan temannya yang sedang terbaring sakit ini heheh," ucap Dita.
"Iya lah, oh iya ini buah untuk di makan supaya cepat sembuh dan langsung sehat sih biasanya kalau makan buah buah yang begini, terus ini juga aku sudah bawakan nih buat kamu yaitu tahu dan tempe untuk persiapan di kulkas," ucap Sinta dengan menaruh bawaannya di meja dekat ranjang Dita.
Dita pun tersenyum dan berkata "memang sih ya kalau teman tuh pada baik banget tuh enak, tapi kalau teman datang pas kita bahagia doang tuh rasanya sakit banget," ujar Dita.
"Eh memangnya ada ya yang seperti itu?" tanya Sinta kepada Dita.
Sinta bertanya dengan rasa penasaran siapa yang sebenarnya Dita maksud.
"Iya ada lah Sin kan banyak tuh ya yang sekarang begitu kan terlalu melihat pertemanan dari uang juga banyak huh," ujar Dita.
Bersambung
Entah apa yang ada dipikiran Dafa tetapi Dafa ketika melihat Sinta diperlakukan seperti itu dengan adiknya.Selalu saja Dafa apa tidak terima karena dia merasa dia masih menyayangi Sinta, maka itu selalu saja Dafa memantau ketika Feri dan juga Sinta berbicara.Sementara itu setelah berbicara dengan Sinta akhirnya Feri meninggalkan Sinta.Dan Sinta pun pergi ke kamar dan duduk, dia tidak ingin banyak pikiran Sinta berusaha sabar untuk mengatasi kelakuan Feri terhadapnya dan dia selalu saja terlihat baik-baik saja karena dia harus mengurus ibu mertuanya yang sedang sakit.Sinta harus mengurus Ibu mertuanya itu karena Feri sedang bekerja di kantor dan sedangkan yang berada di rumah hanya Sinta.Sinta sering kali di anggap remeh dengan Feri padahal Sinta yang selalu saja mengurus Ibu mertuanya.Tetapi adik dari Dafa tetap saja masih mencintai mantannya."Aku salah tidak sih mempunyai rasa seperti ini," batin Dafa ketika melihat Sinta.Sinta yang sedang mengurus Ibu mertuanya itu Dafa tida
"Maaf ya mbak kalau aku lancang berbicara seperti itu kepadamu tapi memang aku baru kali ini mendapatkan seorang Istri yang sangat sabar seperti mbak Sinta," ucap Sari."Halah Sari sudahlah jangan berbicara itu ngapain sih aku juga masih memikirkan Ibu mertua aku bagaimana supaya dia cepat sembuh dan aku bisa kok untuk selalu saja mengurus dia," ujar Sinta kepada Sari.Beberapa hari kemudian Ibu mertuanya pun sudah diperbolehkan untuk keluar dari rumah sakit dan menggunakan kursi roda.Ibu Tina sudah tidak bisa berdiri dengan tegak dan juga tidak bisa berbicara dengan lancar Sinta harus selalu mengurus Ibu mertuanya itu karena anak-anaknya sibuk untuk bekerja dan hanya dia yang bisa membantu mengurus Ibu mertuanya itu."Alhamdulillah sekarang Ibu sudah boleh pulang ke rumah," ujar Dafa."Iya, Alhamdulillah Ini Ibu kalian sudah bisa pulang ke rumah dan Bapak meminta kepada kalian harus bisa menjaga Ibu kalian ya," ucap bapak Heri kepada anak-anaknya itu."Tenang Pak selama masih ada Si
"Aku kasihan lihat Sinta seperti itu dia sama sekali tidak dihargai dengan Feri padahal dia adalah wanita yang sangat baik dan sangat Setia menurutku," batin Dafa.Ketika melihat Sinta yang sedang duduk di taman bersama Sari Dafa pun tidak tega melihat istri dari adiknya itu ditelantarkan seperti itu drmgan adik dari Dafa yang menikahi mantan kekasih Dafa itu.Tetapi Daffa selalu saja memikirkan kebahagiaan Sinta bersama Feri karena yang sering dilihat Dafa Feri sama sekali tidak ada perjuangan yang diberikan kepada Sinta.Akhirnya Dafa pun pergi untuk pulang ke rumah sementara itu Sari dan juga Sinta yang sedang duduk berdua di taman depan rumah sakit itu pun bercerita dan menenangkan diri."Kamu kenapa sih mbak kok seperti banyak sekali yang dipikirkan," ujar Sari bertanya kepada Sinta."Tidak aku hanya ingin tenang saja masih memikirkan Ibu mertuaku," ucap Sinta."Sebenarnya aku tahu kalau mbak masih memikirkan tentang yang terjadi tadi kan di depan ruangan Ibu Tina," ucap Sari kep
Feri pun terdiam ketika mendengarkan perkataan dari istrinya itu sementara itu Lita yang sangat takut ketika keluarga dari Feri mengetahui jika jus yang diminum oleh Ibunya itu adalah buatan dia dan dia memang sengaja untuk mencelakai Ibu Tina."Waduh gawat ini kalau mereka sampai mencari tahu sebenarnya apa yang ada di dalam kandungan jus yang aku buat itu, untung saja Ibu tidak bisa berbicara jadi aku aman," batin Lita."Nanti kita lihat sebenarnya siapa dari dalang semua ini aku juga penasaran kenapa Ibu meminum jus pagi-pagi sedang biasanya tidak pernah meminum jus sebelumnya," ujar Dafa."Sudahlah mungkin dibahas nanti saja sekarang kan Ibu harus beristirahat kita tidak boleh ribut dan tidak boleh mengganggu istirahat Ibu," ujar Sinta."Sudah kalau begitu Ibu istirahat dulu ya Bu kami semua ada di luar kalau Ibu membutuhkan apa-apa dan Bapak juga Istirahat di dalam sini," ucap Feri.Akhirnya mereka pun keluar dari ruangan di mana Ibu tidak dirawat, sedangkan di dalam ruangan itu
Tidak lama kemudian dokter pun keluar dan memberitahukan hasil pemeriksaan dari Ibu Tina.Akhirnya Bapak Heri pun ikutdengan dokter dan dokter menjelaskan apa yang terjadi dengan Ibu Tina.Akhirnya dokter pun menjelaskan semuanya dan pada akhirnya Ibu Tina pun terkena stroke Bapak Heri sangat terpukul ketika mendengar kabar istrinya itu terkena penyakit stroke.Dia tidak menyangka jika Kejadian ini bakalan serius ini."Maaf ya Pak aku mau mengabarkan kalau bisa ke rumah sakit sudah mengusahakan dengan semaksimal mungkin tapi Ibu Tina terkena stroke," ujar dokter yang merawat atau yang memeriksa Ibu Tina.Bapak Heri pun kaget ketika mendengar kabar dari dokter itu."Ya ampun aku saja tidak tahu doa kalau dia mempunyai sakit itu," ucap Bapak Heri."Penyakit itu datangnya dari Allah dan kalau sudah seperti ini kita hanya bisa berdoa Pak," ucap dokter itu kepada Bapak Heri.Bapak Heri sampai lemas ketika mendengar berita dan informasi tentang istrinya itu Bapak Heri terduduk dan lemah ti
"Mas kamu kenapa?" tanya Sinta dengan lembut kepada suaminya itu tetapi tetap saja Feri melamun dan memandangi istrinya itu dengan sangat tajam."Mas kamu memikirkan apa sih kok bengong seperti itu mas kamu sekarang lagi nyetir lah kamu harusnya fokus kedepan dan jangan sampai kamu bengong seperti ini," ujar Sinta kepada Feri."Ya Allah maafin aku ya aku tadi malah bengong memikirkan sesuatu ya sudah kalau begitu aku fokus bawa mobil dulu," ucap Feri.Feri tidak menyadari bahwa dia melamun dan memandang wajah istrinya itu.Sinta pun heran ketika melihat tingkah suaminya seperti orang yang baru saja membuat kesalahan tetapi Sinta sama sekali tidak memikirkan hal itu karena dia sekarang memikirkan keadaan dari Ibu mertuanya.Akhirnya Feri pun bergegas dan fokus untuk menyetir dan pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Ibunya.Tidak lama kemudian mereka sampai di rumah sakit dan Feri memarkirkan mobilnya di parkiran di Rumah Sakit Cemara."Mas tarik nafas dulu ya, jangan sampai kamu khawat