Beranda / Lainnya / Dia Putriku / 04. Satu kamar

Share

04. Satu kamar

Penulis: Mei Risqia
last update Terakhir Diperbarui: 2021-06-12 12:25:09

Shireen membanting pintu dengan kesalnya, rencananya gagal total sekarang. Bahkan dia begitu tidak punya muka untuk bertemu dengan lelaki yang nantinya akan menjadi suaminya bernama, Adam.

Di jatuhkannya dengan sedikit keras tubuh yang tadi dengan berani menyelinap ruangan seperti kandang singa pemilik rumah. Ya bisa dibilang seperti itu bukan? Adam memang seperti singa, sangat menyeramkan.

"Dasar laki-laki sinting! Hah! Lagian itu orang nggak tidur apa? Padahal sudah jam segini." Shireen menggerutu seraya matanya melirik jam yang ada di dinding yang menunjukkan pukul 2 malam.

Lama kelamaan Shireen tenggelam dalam pikirannya hingga matanya semakin berat dan tertidur dengan pulas. Lima belas menit kemudian ada yang membuka pintu dan tidak lain tidak bukan adalah Adam sendiri.

Ditatapnya wajah damai Shireen yang tertidur pulas. senyumnya terbit saat Shireen juga tersenyum. Adam semakin mendekat dan tangannya terulur mengusap bibir manis Shireen yang merah alami.

"Apa yang kau mimpikan sampai tersenyum seperti itu? Sepertinya bukan aku kan? Heh! Aku dimatamu kan macam iblis, jadi aku rasa bukan aku yang ada di mimpi kamu sekarang."

Adam ikut berbaring disamping Shireen. Karena rasa kantuk dan lelahnya, Adam pun ikut berkelana ke alam mimpi. Kebiasaan dari Shireen yang selalu mencari guling untuk dia peluk karena guling yang biasa ada disisinya di singkirkan oleh Adam, akhirnya Shireen memeluk tubuh Adam.

Mereka seperti sepasang suami istri yang sangat mencintai, saling memeluk memberi kehangatan.

*******

Mella mengernyit dalam tidurnya, tangan lentiknya meraba tempat di sampingnya dan tidak mendapati sang suami disamping.

Matanya terbuka dan dengan malas dia terbangun. "Tumben udah bangun, apa sesibuk itu sampai jam segini saja udah bangun?" gumam Mella.

Mella menyibak selimutnya lalu pergi ke kamar mandi untuk menyegarkan diri karena pagi ink ada pemotretan. Dengan malas wanita itu berjalan dan sesekali menguap karena masih mengantuk.

Membutuhkan tiga puluh menit untuk Mella mandi, dia keluar dari kamar mandi dengan keadaan yang sangat segar sekarang. Dan seperti biasa, Mella bersiap dengan banyaknya skincare dan perawatan lainnya. Seperti rambut dan vitamin yang cukup ribet untuk orang yang malas berdandan.

Setelah dirasa cukup sempurna menurutnya, Mella pun memakai pakaian yang begitu pas dan menunjang penampilannya. 

Sedangkan dikamar lain, Shireen menggeliat dan mengernyitkan dahinya. Merasa berat pada bagian perut hingga matanya terbuka karena kaget. Ditatapnya mata yang tertutup dengan bulu mata yang lentik serta alis tebal. 

Jangan lupakan bagian bibir, bagian itu akan membuat orang lupa diri jika menyentuh atau disentuhnya. Pikiran nakal Shireen muncul dan itu membuat bibirnya tersenyum. 

"Tunggu!" Shireen mengerjap beberapa kali kemudian melotot. "Aaaa ...!!" Shireen berteriak nyaring.

Adam menutup telinganya karena bising. "Jangan teriak-teriak, Mell! Aku masih mengantuk!" gerutu Adam belum sadar.

"Apa yang kamu lakukan! Dasar mesum!"

Mendengar suara yang dia kenal tapi bukan istrinya pun Adam langsung membuka matanya. Ditatapnya Shireen dengan wajah yang merah merona karena kesal dan malu. 

Dan lihat tangannya itu yang memegang selimut dengan erat, macam orang yang habis melakukan hal menyenangkan tadi malam. Adam menyeringai memperhatikan tingkah Shireen.

Adam kembali memejamkan matanya dan memeluk Shireen untuk mendekat. "Sudahlah, kita lanjut tidur saja. Lagian, sebentar lagi juga kau akan tidur denganku." Adam menjawab dengan entengnya.

Pintu tiba-tiba terbuka mengalihkan perhatian Shireen dari lelaki mesum di depannya. Ada Mella di ambang pintu. Mata wanita itu terlihat datar namun tersirat kebencian disana. Shireen tahu itu, istri mana yang akan rela melihat sang suami yang tidur di ranjang wanita lain.

Meski status Shireen nantinya akan menjadi madu dari Mella, tapi tetap saja wanita itu merasa tidak nyaman jika berbagi. Apalagi nantinya Shireen hanya akan menjadi alat untuk mendapatkan seorang anak. Kejam? Iya! Mereka sangat kejam.

"Kamu ada disini?!" tanya Mella tegas.

Adam yang mendengar suara Mella pun melirik malas karena memang dirinya masih sangat mengantuk. 

"Biarkan aku tidur, aku malas buat pindah kamar." Adam menjawab malas.

Mella menghela nafas berat lalu meninggalkan kamar untuk sarapan. Tapi sebelum itu, Mella menatap tajam Shireen seperti akan mengulitinya. Shireen hanya menatap datar wanita itu tanpa ada kata namun sorot matanya menjawab semuanya jika Shireen tidak takut sama sekali.

Adam yang diam-diam melihat Shireen pun paham dan dia menyeringai sembari menutup matanya kembali. "Persaingan yang sangat kuat." Gumam Adam terkekeh geli dalam hati.

Setelah acara tatap-tatapan itu Shireen pergi ke kamar mandi untuk mandi. Lima belas menit kemudian Shireen keluar dengan menggunakan kimono mandi karena dia lupa membawa baju ganti karena kejadian i

tadi.

Shireen memunculkan kepalanya sedikit untuk mengintip tempat tidur. Adam sudah tidak ada di tempat dan Shireen merasa lega. Dengan ceria dia membuka pintu lebar dan keluar. 

"Apa kau ingin menggodaku?" ejek Adam yang ternyata masih didalam kamar bahkan sangat intens menatap Shireen yang menurutnya sangat seksi dengan tampilan seperti itu.

Adam berjalan mendekat dan Shireen mundur begitupun seterusnya, sampai mentok di meja Shireen tidak bisa kemanapun. 

Adam mencondongkan tubuhnya mengendus aroma wangi dari tubuh Shireen. "Kau wangi." Ucapnya menyeringai.

"Dasar mesum!!" Shireen berteriak dan memukulkan benda tumpul ke pundak Adam. 

"Aarrgh!" pekik Adam kesakitan, Shireen kaget dengan apa yang dia lakukan.

Tangannya gemetar melihat Adam yang kesakitan. Pikirannya kacau saat ini melihat Adam yang tersungkur memegang pundaknya yang terasa sakit akibat ulahnya.

Salam hangat dari author kece^_^

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Dia Putriku   48. Rumah Mira

    SELAMAT MEMBACA.Di dalam sebuah rumah, terlihat seorang wanita yang tengah duduk di sofa di dalam kamarnya. Wanita itu duduk sembari memandangi wajah cantik yang terdapat pada bingkai foto."Apa kamu di sana baik-baik saja? Aku harap iya. Oh tidak! Pasti kamu baik-baik saja." Wanita itu tersenyum. "Tenanglah, anakmu sudah aku temukan. Maafkan aku yang nggak percaya sama kamu dulu, ya ....""Ma!"Wanita itu terhenyak dan menoleh. "Mama di sini, Sayang!" serunya memberi tahu.Seorang pemuda masuk tanpa mengetuk. "Ma, dasi aku warna biru ke mana?" tanyanya terburu-buru."Ada di lemari kecil dekat tempat kamu menyimpan jam.""Benarkah? Kenapa tadi aku mencari nggak ada ya?" gumam pemuda yang tidak lain adalah anak perempuan itu.Perempuan itu tersenyum, "Cari yang benar," katanya lembut."Ya ya ya ... terima kasih, Ma." Setelah mengatakan itupun pemuda yang akrab dipanggil Harus itupun mengecup pipi sang mama sebelum hilang untuk mencari dasinya kembali.Di meja makan sudah ada Anas, sua

  • Dia Putriku   47. Perhatian

    SELAMAT MEMBACA. Adam terus saja mengusap-usap punggung Shireen, Shireen sudah mulai tenang ... tapi otak jahil Adam pun keluar. Tangannya semakin turun dan membuat Shireen mengerutkan keningnya. "Apa yang kamu lakukan?!" pekik Shireen memukul tangan nakal Adam. Adam hanya menyeringai saja tanpa mengindahkan kata-kata sang istri. "Dasar mesum! Enyah kau!" geram Shireen. Adam kembali menyeringai lalu berbalik berjalan keluar. Shireen menggeram marah. Selalu saja di buat marah oleh laki-laki yang berstatus suami itu. Adam kembali duduk dan menelpon salah satu bawahannya untuk meminta mereka membelikan makanan, Adam mendengar bunyi yang unik dari perut Shireen tadi yang tandanya istrinya itu lapar . &

  • Dia Putriku   46. Hak Milik

    SELAMAT MEMBACA. Hari sudah sore dan Shireen sudah kembali terjaga dari tidurnya. Perutnya terasa kram saat dirinya hendak terbangun. "Aw!" pekik Shireen mengeluh seraya memegang perut bagian bawah. "Tenang sayang ... tenang ya." Shireen terus meringis merasakan sakit. "Ada apa?" tanya seseorang dari pintu lalu mendatangi Shireen cepat. Shireen menoleh ke orang itu dengan masih menahan kram di perutnya. Adam, suaminya itu memegang perut istrinya juga dan menenangkannya. Di usapnya penuh kelembutan dan kasih sayang. Shireen sedikit demi sedikit merasa rileks setelah kram di perutnya makin mereda. "Sudah enakan?" tanya Adam

  • Dia Putriku   45. Hak!

    Di dalam kamar Shireen dan juga Dika saling mengobrol dan suara tawa mereka terdengar sampai keluar kamar. Kebetulan Adam yang akan masuk ke dalam kamar dan mendengar suara tawa riang Shireen, tawa yang jarang sekali didengarnya.Adam terhenti dan suara itu semakin menariknya untuk mendekat. Suasana yang sepi itu menjadikan suara Shireen terdengar begitu jelas meski jarak antara kamarnya dan Shireen cukup jauh.Tiba di depan pintu, Adam berhenti dan berdiri sembari mendengarkan. Shireen begitu cerewet saat ini dan Adam suka, sangat suka.Sedangkan di dalam, Shireen tengah di suapi Dika. Dika sekarang seperti layaknya suami sedang meladeni kemanjaan istri yang sedang hamil besar yang seharusnya tugas itu di lakukan oleh Adam."Ayo buru habiskan

  • Dia Putriku   44. Cemburu

    Adam melempar jas mahalnya di atas sofa di dalam ruang kerjanya. Merasa kesal di sindir oleh orang yang menurutnya tidak selevel dia."Kurang ajar!" kesal Adam.Tok tok tok!Saat tengah mengumpat suara ketukan terdengar mengalihkan perhatiannya pada asal suara. Pintu terbuka perlahan dan menampilkan Mella yang tersenyum cantik. Adam menatap datar saja Mella yang sudah berdiri di hadapannya.Mella mengerutkan keningnya heran melihat mata Adam yang dingin tidak seperti biasanya. Tangan Mella hendak menyentuh wajah tampan Adam. Namun, suaminya itu mengalihkan wajahnya. Mella tertegun untuk sesaat dan tangan yang menggantung di udara dia tarik kembali.Perempuan itu mencoba untuk tersenyum dan baik-baik saja meski hatinya sakit karena merasa tidak di butuhkan saat dia tahu jika suaminya tidak baik-baik saja."Kau baik-baik saja?" tanya Mella. 

  • Dia Putriku   43. Sebutan

    Adam pulang saat jam makan siang. Niatnya hanya ingin melihat Shireen di rumah karena dia tidak bisa menjemput istrinya itu saat pulang tadi.Berjalan dengan sedikit tergesa menghampiri kamar yang di tempati Shireen. Di bukanya pelan pintu yang tertutup rapat. Adam masuk ke dalam dan melihat Shireen yang sedang tertidur pulas.Adam berjongkok dan menatap seksama wajah damai Shireen, "Sepertinya dia begitu pulas? Apa senyaman itu tidur di kamar sendiri?" gumam Adam.Terkadang bodoh melanda laki-laki itu. Siapa yang tidak akan nyaman jika kembali ke tempat yang biasa di tempati apalagi tempat tidur. Tapi, di balik kenyamanan yang di rasakan Shireen, perempuan hamil itu sekarang malah merasakan kram di perut bagian bawahnya. Menjelang hari lahir memang begitu nikmat.Adam yang melihat itupun men

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status