Share

Bab 8

Penulis: Rhea Sadewa
last update Terakhir Diperbarui: 2021-10-27 00:24:12

Bremmm...bremmm.....bremmm

Suara motor balap yang sedang di setel gasnya memekakkan telinga. Asap yang keluar dari knalpot memenuhi udara di arena balap liar. Senja bisa kehabisan nafas kalau terlalu lama di sini sedang Fara malah manggut-manggut karena suara berisik motor bercampur musik pop serta rap yang enak di nikmati telinga

“Ra, kita pulang yuk. Di sini banyak anak cowok.” Senja tak terbiasa di kelilingi laki-laki apalagi laki-laki yang memakai jaket kulit dan juga menyalakan rokok.

“Tunggu, gue belum lihat balapannya. Jagoan gue malam ini mau terjun langsung di arena balap.” Jagoan Fara juga siapa? Di sini laki-laki hampir bermuka sama, sama-sama muka berandal. “Ituh... itu jagoan gue. Troy.... ya ampun cakep banget sih.”

Senja memutar leher, matanya melihat seorang pria berhidung mancung, berwajah tampan dan juga tingginya hampir 180an. Itu yang namanya Troy, pemuda yang tampang dan perawakan tubuhnya begitu menonjol di banding yang lain. “Troy?”

“Iya Atroya Dharma Mahatya, leader genk redbulls dan juga pewaris global media Utama.” Paket komplit untuk seorang laki-laki. Pantas saja Fara begitu memujanya. “Troy dulu kakak angkat di atas kita 3 tahun tapi sekarang dia udah selesai wisuda. Dia sekarang udah kerja, dan gue denger juga bangun bisnis. Dia itu kesempurnaan seorang cowok. Gue berharap dia jomblo, siapa tau gue bisa daftar jadi istrinya.”

“Apa cowok keren kalo bisa bawa motor kebut-kebutan?” tanya Senja sebab kadang ia menganggap aneh selera perempuan jaman sekarang. Yang suka laki-laki macho. Bisa naik motor, berkelahi atau punya banyak pacar. Kenapa tidak naksir yang baik, lurus, pekerja keras dan juga tidak gampangan

“Ya iyalah. Bisa bawa motor terus ngebut itu keren!!” Fara tahu selera ia dan Senja bagai bumi dan langit. Contohnya dalam memilih baju. SEnja monoton di warna putih, coklat kadang merah muda. Sedang Fara lebih ngetrend, ia suka warna magenta, navy, peach, dusty pink atau tosca.” Gue tahu selera lo itu eksmud. Cowok pakai dasi dan juga punya supir pribadi. Tapi Troy itu fleksibel kok. Siang jadi eksmud malam jadi keren karena pegang motor. “

“Gak juga kali, gue suka cowok pinter, setia sama mapan.” Fara memutar bola matanya dengan malas. Senja suka baca novel cinta, gini akhirnya halu yang tak berkesudahan. Fara melihat seorang laki-laki yang jauh dari kata mapan serta layak di jadikan suami.

“Kalau itu selera lo. Jangan sampai lo ketemu cowok model begitu.” Tunjuknya pada seorang laki-laki yang kini mengecek kesiapan rem motor kesayangannya. Mata Senja membulat tak percaya melihat arah yang dituju Fara . “Itu Saga Adhitama, ketua genk snipers musuh abadi Troy. Banyak punya cewek, goblok gak lulus-lulus, yang pasti jauh dari tipe loe.” Sayang ucapan Fara, akan jadi berbanding terbalik. Ada yang berkata jodoh itu saling melengkapi atau bisa juga mirip. Dimanakah kategori untuk hubungannya dengan Saga kelak.

“Saga?”

“Heem... dia dua tahun di atas kita tapi kagak lulus-lulus. Anak bisnis tapi bisa-bisanya suka oto. Begitu deh kalau anak STM di kasih kuliah.” Jadi Saga sekampus dengannya walau beda fakultas. Lalu pandangan Senja beralih pada seorang gadis cantik yang memakai pakaian mini sedang bergelayut manja pada lengan Saga, mencoba mengajak pemuda itu bercengkerama, “tuh cewek siapa?”

“Oh dia Marischa. Pacar Saga.” Kalau pemuda itu punya pacar bagaimana bisa menikah dengannya? Mungkin Saga akan lebih ngotot membatalkan perjodohan. Semoga saja. Senja pasrah dengan apa yang terjadi ke depannya. Menikah dini tak ada dalam rencana tapi kalau takdir Tuhan menggariskan lain. Kita kuasa apa untuk mencegah

“Senja ngapain kamu di sini?” tanya seseorang yang membuat mata bulat Senja membola. Ia bertemu dengan seorang laki-laki yang sama sekali enggan ia lihat.

“Bukan urusan kamu.” Refleks Senja menjauh tanpa peduli Fara ketinggalan di belakang. Yang terpenting dia harus pergi segera.

“Vano lo ngrusak acara aja.” Teriak Fara memaki, acara nonton balasannya gagal. Senja malah kabur ketika ketemu mantan.

“Gue Cuma mau...”

“Mau apa? Minta maaf, lalu bilang masih cinta terus ngajak balikan kan?” Ucapan Fara yang blak-blakan, membuat Vano membeku di tempat. “Lo bener-bener gak tahu diri jadi laki!! Kalau gue jadi lo, gue gak akan muncul di hadapan dia lagi!!”

Fara berbalik pergi mengejar sahabatnya. Biar saja ia tak jadi nonton Troy balapan, yang penting sahabatnya tak bertemu mantan brengsek kayak Devano. Sedang Devano banyak berpikir. Kesalahannya terdapat Senja terlalu banyak, kini di tambah punya keinginan mengajak balikan. Ia merasa jadi tak tahu diri sekarang.

Dua orang pemuda sudah siap di atas motor masing-masing. Troy mengendarai motor ninja warna hitam, sedan Saga motor berjenis sama berwarna hijau. Aroma persaingan begitu kental. Dua pemimpin genk motor, mengadu nyali dan kemampuan di lintasan balapan liar.

“Gue kira lo gak berani dan gak akan datang!!” ujar Saga menantang. Untuk soal bermain taktik, serta menahan emosi Troy itu baginya. Jadilah ucapan Saga hanya jadi angin lalu

“Gue bukan looser. Gue terima tantangan lo.”

Ketika kain sudah di terbangkan ke langit maka keduanya langsung menancap gas dalam-dalam. Bertarung di jalanan dengan mengandalkan kecepatan. Saga adalah raja jalanan, arena balap. Sedang Troy adalah raja di kehidupan. Ia pantang kalah apapun ia akan lakukan agar tak kalah sekalipun caranya adalah hal yang kotor.

Dugh

Motor Saga oleng tapi tak sampai jatuh. Ternyata ketika motor mereka dekat tadi. Troy memanfaatkan keadaan dengan menendang motornya. Jelas Saga geram sekaligus marah tapi ia jadi tak bisa menyusul walau sudah menekan gas secara maksimal. Akhirnya Troy berhasil ke garis finis duluan. Ia berbangga diri, mengangkat tangan sambil mendengar suara riuh pendukungnya

Grepp

Tiba-tiba Saga datang mencengkeram kerah jaket kulit Troy setelah membanting motornya ke aspal. “Lo main curang!!

Troy tersenyum enteng. “Permainan ini gak cocok sama anak kecil kayak lo. Kalah ya kalah,.. cara menangnya gimana sah.-sah aja!!”

Bugh...

Satu hantaman pukulan Saga mendarat ke rahang sebelah kiri Troy. Pukulan itu jelas sakit hingga membuatnya tersungkur. Nampaknya genk redbulls tak terimar leader mereka di hajar duluan jadilah mereka mengeroyok Saga tapi genk snipper maju duluan menghalau segerombolan anak tak tahu aturan itu. Jadilah perang antara genk tak terelakkan. Baku hitam, tinjuan, lebam dimana-mana, darah juga banyak yang berceceran, keduanya tak mau berhenti atau saling mengalah. Mereka hanya bisa lari tunggang langgang dan bubar ketika sirine polisi berbunyi nyaring.

🏵️🏵️🏵️🏵️🏵️🏵️🏵️🏵️🏵️🏵️🏵️🏵️🏵️

🏵️🏵️🏵️

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Dibenci mertua karena tidak sederajat    Bab 61

    Kejutan selalu terjadi tapi tawa khas Regan dan suara seorang perempuan yang ia tak kenali. Mempercepat langkah Senja untuk mencapai rumah. Ia penasaran saja karena biasanya dia kan yang jemput Regan di rumah Bibik Ratmi."Ini apa sayang?""Ni obot..." Regan membawa sebuah robot transformer besar yang dapat berubah jadi mobil. Robot itu harganya lumayan mahal. Senja bisa membelinya tapi kan sayang, uangnya cuma beli buat mainan. Di sebelah Regan terdapat berbagai macam mainan, gak cuma satu tapi banyak. Ada mobil remot, bis tayo, pistol yang menyala dan mainan canggih lainnya."Mamah?" sapa Senja yang sudah berdiri di hadapan kedua orang yang berbeda generasi itu."Eh.. kamu sudah pulang?" Senja mencium tangan Devi. Bagaimana buruknya perlakuan mertuanya di masa lalu tapi kini wajah tak suka serta tatapan muak milik Devi tak terlihat lagi. Mungkin jarak yang membuat wanita paruh baya ini terasa kangen."Udah mah. Mamah kapan sampainya?""Tad

  • Dibenci mertua karena tidak sederajat    Bab 60

    Saga pada akhirnya tahu hal ini akan terjadi. Senja dengan otak pintar, serta nilai IP tinggi. Tak akan sulit mendapatkan pekerjaan yang bagus. Ibu dari Regan itu kini sudah di terima sebagai apoteker di sebuah rumah sakit besar di Semarang. Melihat istrinya berseragam hijau muda, ia jadi pangling sekaligus bangga. Istrinya itu akan berangkat jam tujuh lalu pulang jam tiga siang. Ia merasa kasihan pada Regan yang masih butuh asupan ASI."Aku merasa minder. Penghasilanku gak lebih besar dari gajimu." Senja menengok ke arah sang suami sambil menggendong Regan. Ia pernah bahas ini berkali-kali, tak apa jika terjadi perbedaan penghasilan di antara mereka."Aku udah bilang, kita kan bisa sharing kebutuhan rumah tangga sama-sama. Jangan berdebat lagi masalah uang. Aku gak suka Van. Uangku, uang kamu juga." Saga merasa dunia terasa terjungkir balik. Dulu yang bukan masalah, kini malah jadi perdebatan besar. Harusnya dari dulu ia tak menyia-nyiakan masa muda. Senja begitu pint

  • Dibenci mertua karena tidak sederajat    Bab 59

    Saga panik ketika tengah malah istrinya mengalami kontraksi. Maklum lah mereka hanya berdua saja di kota ini. Tak ada yang mereka bisa mintai tolong kecuali Ratmi. Ibu pemilik rumah. Senja di antar ke bidan dengan naik mobil pick up. Selama di perjalanan, Senja banyak meringis kesakitan dan terus menyebut mamanya."Mas, apa gak sebaiknya menghubungi mamanya mbak Senja. Atau masih hubungi keluarganya." Ragu menyergap. Selama ini Helen dan Senja tak putus kontak. Tapi ia benar-benar takut jika Troy tahu, dan memaksa membawa sang istri pergi."Iya bik, mungkin besok mamanya baru datang." jawabnya bohong. Senja sudah sampai di pembukaan sepuluh dan siap untuk melahirkan. Saga menunggu di luar Karena tak tega mendengar Senja berteriak dan mengerang kesakitan. Andai bisa, ia mau menggantikan sang istri di dalam sana."Oek... oek... oek..."Suara tangis kencang seorang bayi menggema. Saga tahu anaknya telah lahir dengan selamat. Ia sendiri tak tahu jenis kelamin

  • Dibenci mertua karena tidak sederajat    Bab 58

    Dara menarik nafas, menyiapkan diri lalu banyak berdoa. Ia berjalan mondar-mandir dan penuh was-was. Troy itu kalau ngamuk menakutkan bahkan mungkin sampai bisa memukulnya. Bel berbunyi, ini sudah jam 5 sore. Biasanya pria itu akan pulang jam segini."Troy?" Dara berlaku baik, ia meraih tas Troy lalu menyuruh laki-laki itu masuk dan membuka alas kaki. "Kamu udah makan? Mau aku siapin air panas?""Mana Senja?" Dara kira perhatiannya bisa mengalihkan pikiran pria ini dari sang adik."Begini..." lambat laun juga akan ketahuan, tapi lebih baik Dara mengarang cerita. "Senja kabur dari apartemen. Dia di bawa Saga."Tentu saja Dara takut. Ia bilang dengan nada yang di buat lirih Nan lembut namun tetap saja amarah Troy tak sapat di antisipasi. Pria itu malah mencengkeram lengannya keras menuntut sebuah alasan logis. "Gimana adik gue bisa kabur? Ada dua bodyguard yang gue suruh jaga!!""Aku gak tahu. Tapi dia yang rela pergi sama suaminya atas kemauan sendi

  • Dibenci mertua karena tidak sederajat    Bab 57

    Senja tak bisa bimbang lagi. Keputusannya sudah bulat. Ia memilih pergi. Troy memang satu-satunya saudara yang ia miliki tapi ia sadar jika hakekatnya tanggung jawab saudara laki-laki terputus ketika saudara perempuannya telah menikah. Sekarang Saga imannya. Tak peduli jika ke depannya akan menderita atau Saga yang tak kunjung mencintainya. Senja hanya berusaha taat pada agama yang ia anut. “Udah siap kan? Aku udah hubungi Saga. Dia bakal ke sini dan soal penjaga tenang aja. Aku udah kasih obat tidur ke minuman mereka. Paling sebentar lagi mereka tidur.” Dara membantu Senja kabur, masalah Troy ia pikir belakangan. “Tapi gimana sama kamu nanti? Kak Troy bakal marah.” Dara menepuk-nepuk bahu Senja, membiarkan adik Troy itu tenang. “Semarah-marahnya Troy, dia gak mungkin mukul aku kan?” Dara tersenyum was-was. Ia pernah di amuk Troy ketika kalah dan rasanya tak enak. Ia juga pernah kena tampar karena bertemu Vivian. “Ya udah, aku pamit. Kamu baik-baik aj

  • Dibenci mertua karena tidak sederajat    Bab 56

    Dara dan Senja ter jingkat kaget saat pintu apartemen di tutup dengan kasar oleh Troy. Pandangan Dara dan Senja bertemu. Ada rasa tak enak yang menyergap. “Sorry Ra, aku gak bermaksud mempersulit kamu.” Dara paham namun secara tidak langsung ia juga ikut andil dalam kekacauan ini. “Gak apa-apa. Troy lagi marah suka ngambil keputusan seenaknya.” Dara mendekat, mengelus pundak Senja pelan. “Aku bakal sedih kalau kamu pindah. Aku gak ada temen lagi deh.” “Aku mau pulang ke rumah mamah.” Dara ikut sedih jika Senja terpasung. Troy memang kakak Senja tapi di tak ada hak atas hidup wanita ini. Apalagi Senja punya wali sah yaitu suaminya. “Kalau Troy lagi emosi gini. Jangan di lawan. Kita bisa ngomong pelan-pelan tapi nanti.” Kalau sudah begitu Senja hanya bisa memejamkan mata dan mengurut pelipisnya. Tindakan Troy terlalu jauh. Dia bukan anak kecil yang harus di awasi segala sisi. Senja sudah dewasa bisa mengambil yang baik serta benar untukny

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status