Share

Bab 41

Senja telah menguning di ufuk barat. Beberapa saat lagi, cahaya jingga itu akan berganti dengan pekatnya malam yang mencekam. Rani semakin gusar, kantor tempatnya berkerja telah sepi karyawan sejak satu jam yang lalu. Tapi lelaki yang berjanji akan menjemputnya tidak kunjung juga datang menjemput.

Perlahan gerimis jatuh membahasi bumi, butirannya begitu lembut membasahi lantai paving yang berada di depan kantor tempat Rani bekerja. Bahkan kini suara merdu pemanggil sholat pun telah berkumandang di seluruh penjuru saling bersahutan.

"Kenapa sih, Bang Azhar? Kalau tidak berniat menjemput harusnya dia tidak berjanji," gerutu Rani semakin kesal. Beberapa kali ia menghentakkan kakinya kesal pada lantai. Netranya menatap ke arah jalanan besar yang berada di depan kantor. Kendaraan berlalu lalang di jalanan besar itu.

"Jika tau begini, lebih baik aku naik angkutan umum saja," desah Rani dengan bibir mengerucut. Tidak hanya kesal pada Ustaz Azhar, ia juga kesal pada dirinya sendiri yang terla
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status