Share

Bab 20

Pov Sarah

Nggak main-mainMas Farzan memacu sepeda motornya dengan kecepatan tinggi. Daripada terbang terbawa angin, aku dengan kesadaran yang masih utuh memeluknya erat. 

Lelaki yang tak punya hati dan perasaan ini tidak peduli dengan keadaanku. Dia tak mau mengurangi kecepatan sepeda motornya. Kalau saja dia tidak sedingin es, dan segalak Ibu tiri, sudah habis dia sedari tadi aku omelin sampai telinganya panas. 

Ingin sekali aku berteriak dan mengatakan, "Pelan-pelan Pak Sopir!". Tapi takut, setelah mengatakan itu, langsung beda alam. 

Entah sudah berapa lama aku memejamkan mata. Hingga pada akhirnya Mas Farzan mengurangi kecepatan sepeda motornya dan berbelok lalu berhenti.

"Cepat turun! Jangan suka cari kesempatan dalam kesempitan, Sarah!" seruan dari Mas Farzan membuatku membukakan mata.

Kami berhenti tepat di depan toko baju, eh, butik maksudnya. Aku bisa melihat dari pantulan kaca kalau posisiku ini, sepert

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status