Share

8.

Author: Dinara Sofia
last update Huling Na-update: 2024-02-05 17:00:50

“Mau ngapain kamu ke sini?” tanya Riana dengan ketus.

“Bukan urusanmu orang-orangan sawah. Kamu diem deh, aku gak ada urusan sama kamu,” jawab Alex.

“Ini surat pemisahan harta kalian, kamu periksa dulu.” Alex menyodorkan sebuah map kepada Candra.

Alex segera pamit dan menuju ruangan Melani. Riana yang mendengar pemisahan harta, seketika raut wajah menjadi berbinar dan tampak berseri.

Candra tersenyum tipis, entah mengapa sisi hatinya terasa sangat sakit saat membaca surat tersebut. Riana duduk di pangkuan sang suami dan melingkarkan tangan di lehernya.

“Wah, banyak juga jumlahnya, Sayang. Eh tapi kok itu rumah kita ikut dijual? Trus kita tinggal di mana dong?” celetuk Riana.

“Rumah itu kan ada karena hasil kerja kami berdua, maka itu juga dijual biar bisa dibagi. Masalah tinggal di mana ya beli rumah baru lah, atau apartemen gitu,” cakap Candra.

Riana terdiam sejenak, dia sangat menyukai rumah besar nan mewah itu. Dia acap kali memamerkan rumahnya di sosial media miliknya. Jika tinggal di apartemen tentu harga dirinya jatuh.

“Sayang banget kalo dijual, Sayang. Apa gak bisa kamu beli aja rumah itu? Mahal loh rumah itu,” kata Riana.

“Emangnya kenapa kalo pindah rumah? Tinggal beli lagi di perumahan elit, atau apartemen mewah juga banyak. Emang kamu mau tinggal di rumah hasil uang Melani? Aneh kamu ini,” ucap Candra kesal.

“Bener juga, ngapain kita tinggal di situ? Tinggal cari yang lain kan banyak,” sahut Riana.

Riana duduk di seberang Candra, dia tampak serius menatap layar ponselnya mencari rumah yang menarik untuk dia tinggali bersama suaminya.

Candra sibuk dengan pekerjaannya dan tidak abai kepada Riana. Berkali-kali konsentrasi terganggu karena sang istri terus saja meminta pendapat tentang rumah pilihannya.

“Sayang, aku selesaikan ini dulu, ya. Nanti Aku luangkan waktu setengah jam buat nemenin kamu lihat gambar rumah, nah besok kalo uangnya udah ada, kita liat deh rumah itu,” kata Candra.

“Ya …, keburu diambil orang, Sayang. Gini deh gimana kalo kita kasih panjar dulu, nanti kita lunasin,” usul Riana.

Candra setuju dengan ide Riana dan kembali bekerja. Benaknya kini dipenuhi dengan masalah pekerjaan dan uang yang akan dia dapat.

Tiba-tiba tangannya terhenti saat akan menandatangani sebuah berkas. Dia teringat saat pertama kali membeli rumah itu bersama Melani, saat itu mereka berjanji akan hidup di sana hingga maut memisahkan. Kenyataanya janji itu diingkari.

“Bukan salahku, kan dia sendiri yang minta cerai. Ngapain juga aku mikirin perasaan dia, enak aja,” gumam Candra.

Riana menatap sang suami sejenak, kemudian kembali menatap layar ponsel di tangannya.

Tidak terasa jam kantor usai, Riana mengemas wadah makanan yang tadi dia bawa.

“Sayang, udah jam enam nih pulang yuk,” ajak Riana.

Candra mengangguk dan segera berkemas dan meninggalkan ruangannya. Sepasang suami istri itu meninggalkan kantor dan menuju kediaman mereka.

Melani masih berkutat dengan berkas yang berada di atas meja. Dia memeriksa semua angka dengan teliti, sesekali dia membalas surat elektronik yang tertuju padanya.

“Bu Bos, udah jam delapan nih. Jangan terlalu rajin nanti makin kaya ayo pulang,” kata Juan.

“Bentar dikit lagi ini,” sahut Melani tanpa menatap Juan.

“Nanti cafenya tutup loh,” lontar Juan.

Sepuluh menit setelahnya pekerjaan Melani pun rampung. Dia berkemas dan bergegas meninggalkan ruangannya. 

Tiba di cafe seorang pelayan mengantar mereka ke tempat yang sudah dipesan oleh Juan. Tampak bunga mawar putih di atas meja, tidak lama hidangan pun datang. Kali ini sangat istimewa karena diiringi oleh permainan biola nan indah serta seorang penyanyi klasik.

“Kok keren banget, jadi ala bangsawan gitu,” puji Melani.

“Iya, kalo aku Bang Sawan,” kelakar Juan.

Mereka tertawa kecil, seorang pelayan membawa sebuah kue tart yang dihias dengan indah. Melani melipat dahi saat membaca tulisan di atas kue tersebut.

“Melani, will you marry me?" gumam Melani.

Alunan musik seketika berubah menjadi romantis diiringi sebuah lagu yang cukup terkenal di masa lalu. Sebuah lagu yang berjudul ‘cant help falling in love’ yang dibawakan oleh Elvis Presley. 

Juan berlutut kemudian merogoh saku celananya, dia mengambil sebuah kotak yang tampak mewah dan membukanya. 

Tampak sebuah cincin nan cantik bertahta di dalam kotak, Melani membelalakkan kedua matanya.

“Melani Hartawan, maukah kau menikah denganku?” tanya Juan.

Beberapa pegawai dan pengunjung mengabadikan momen tersebut, dengan merekam menggunakan ponsel mereka.

“Terima …, terima …, terima,” seru para pengunjung.

Melani menatap sekitar dan tertunduk malu. Di dalam hatinya dia bingung akan lamaran Juan, dia baru saja bercerai, bagaimana mungkin menerima pinangan Juan dalam waktu dekat?

Jika dia menolak Juan, tentu hati lelaki itu kembali terluka. Dia yang menemani masa sulit Melani saat dia terpuruk, dilema mulai menyergap relung hatinya.

Entah mengapa Melani malah menjulurkan tangan kirinya kepada Juan, sontak saja aksinya itu menuai sorak sorai pengunjung.  Juan terkejut dan dengan sigap memasang cincin tersebut di jari manis pujaan hati.

‘Loh, Kok aku malah nerima? Gak bener nih otak, masa ga sejalan sama badan sih,’ pikir Melani.

Juan tersenyum bahagia, Melani memandang jari yang disematkan di jarinya dengan mata membulat sempurna.

Dia tidak percaya jika sudah menerima pinangan Juan, pikirannya berkecamuk dengan berbagai perasaan.

Para pengunjung memandang reaksi Melani sebagai rasa tidak percaya. Memang benar, Melani sendiri tidak percaya akan apa yang baru saja dia lakukan. Tak perlu memakan waktu lama, unggahan para pengunjung serta pegawai cafe mulai memenuhi sosial media. Banyak komentar positif di sana. 

“Udah jam sepuluh, pulang yuk,” kata Juan.

Melani setuju dan segera beranjak dari tempat duduknya. Dia tampak melamun saat menuruni anak tangga, hingga dia tergelincir. Beruntung Juan dengan sigap menangkap tubuhnya, lagi-lagi aksi mereka terekam oleh pengunjung.

Melani tertunduk malu dan berjalan tergesa menuju mobilnya. Juan mengejarnya usai mengucapkan terima kasih kepada pegawai cafe.

“Mel, tunggu!” panggil Juan.

Melani yang akan masuk ke dalam mobil, menghentikan tangannya dan memutar tubuh menghadap Juan.

“Mel, kamu bisa lepas cincinnya sekarang. Aku tau kamu gak siap nerima lamaranku yang mendadak, aku gak papa kok,” ujar Juan.

Melani menatap Juan lalu menatap jari manis tangan kirinya. Dia melepas cincin itu dari jari manisnya tanpa ragu sedikitpun. 

Wajah Juan berubah menjadi sedih, tatapan matanya menjadi sendu. Jika tidak merasa malu dan gengsi sebagai lelaki, dia sudah menangis.

“Nih aku balikin cincinnya, lamar aku di depan keluargaku minggu depan pakai cincin ini juga.” Melani meraih tangan Juan dan meletakkan cincin di telapak tangannya.

Kini Juan yang melongo, dia terkejut akan perkataan Melani yang baru saja dia dengar.  Telinganya seolah membesar dan wajahnya memerah. Debar jantung di dada menjadi tidak karuan. ‘Tuhan, tolong katakan kalo ini bukan mimpi,’ batin Juan.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Dibuang Suami Dinikahi Pengagum Rahasia   Tamat

    Diam-diam Juan dan Ambar menyusun rencana dengan cermat untuk menyelamatkan Melani dan menangkap Alex, lalu menyerahkan kepada pihak berwajib. Tidak lama, tiga unit mobil berwarna hitam mengapit kendaraan Juan, lelaki itu meminta Alex agar berhenti. Empat lelaki bertubuh kekar datang dan mengetuk jendela, Juan meminta Alex membuka pintu. Seorang pria dengan sigap menarik Alex dari balik kemudi, asisten Melani tersebut meronta dan salah seorang merogoh saku untuk mengambil ponsel milik Aex. “Hei, apa-apaan ini? Bos, tolong!” teriak Alex panik. “Bawa dia dan tunggu kabar dariku,” perintah Juan. “Baik, Tuan,” ucap seorang lelaki dengan suara bariton yang khas. Juan ditemani salah seorang pengawal yang mengemudi segera menuju tempat Melani disekap, sementara Ambar menunggu Juan tiba. Sebuah pesan masuk ke ponsel Juan, dia membuka pesan yang berbentuk rekaman video. Seketika wajahnya memerah karena marah dan terdengar umpatan berkali-kali. “Kurang ajar, mereka main-main sa

  • Dibuang Suami Dinikahi Pengagum Rahasia   53

    Keesokan harinya Melani mulai mengurangi interaksinya dengan Alex, meski tidak tampak sedang menghindar tetapi sang asisten bisa merasakannya.Sudah seminggu Melani selalu bersama Ambar, Alex lebih sering mengurus tugas di kantor dan sesekali mereka pergi bertiga.Alex semakin kesal karena tidak bisa berduaan dengan Melani, di mejanya dia meremas kertas yang sedang dipegang dengan tatapan penuh amarah.‘Baiklah, sepertinya ini terlalu lama untuk aku biarkan. Juan sialan itu harus merasakan akibatnya,” batin Alex.Dia menatap komputer dan memilih beberapa file penting dan mengirimkan ke seseorang, dia kemudian menyunggingkan senyum licik.[Bos, data penting sudah kukirim. Jangan lupa bayaran ya.] Alex menulis pesan kepada seseorang.Tidak lama sebuah pesan masuk ke ponsel Alex, ternyata notifikasi atas sejumlah pembayaran secara daring. Lelaki itu tersenyum puas kemudian dia menulis pesan dan mengirimkan kepada beberapa orang dengan isi yang sama.Sesuai kebiasaan Melani, dia pulang te

  • Dibuang Suami Dinikahi Pengagum Rahasia   52

    Tanpa terasa waktu bergulir begitu cepat, satu bulan sudah Alex dan Ambar bekerja dengan Melani. Mereka sangat akrab bak saudara.Alex selalu berperan penting dan selalu berada di depan jika Melani membutuhkan bantuannya dan juga dua rekannya, alasannya karena dia adalah lelaki di sana. Tentu saja Ambar dan Lisa merasa sangat senang, tanpa tahu bahwa ada sesuatu yang disembunyikan dengan baik oleh lelaki tersebut.Kabar bahagia juga datang dari Rita dan Candra, ternyata wanita tersebut hamil tiga minggu. Hal ini diketahui saat mereka memeriksa kesuburan Candra. “Apa rumah sakit yang dulu salah kasih hasil? Jangan-jangan anak riana kemaren itu beneran anakku? Ah, kok jadi bingung aku,” kata Candra.“Kamu ini sebenernya seneng gak sih aku hamil? Kok malah mikirin masa lalu,” rajuk Rita.“Seneng dong, Sayang. Cuma kepikiran aja kok tadi aku minta maaf ya, lain kali gak aku ulangi,” sesal Candra.Begitulah kehidupan mereka berjalan dengan baik dan penuh bahagia, begitu juga dengan Melani

  • Dibuang Suami Dinikahi Pengagum Rahasia   51

    [Ada kabar baru nih, Tuan Juan lagi cari asisten sekaligus bodyguard buat istrinya. Kamu tau kan harus apa,] ucap wanita muda yang mencuri dengar pembicaraan Juan.[Oh ya? Kerjaan bagus. Nanti aku transfer uang jajan kamu kalo udah gajian.] Lelaki yang menjadi lawan bicara mengakhiri pembicaraan telepon.Keesokan harinya seorang lelaki datang menemui Rita dan melamar pekerjaan, karena memiliki kriteria yang dibutuhkan oleh atasannya maka dia menerima lelaki itu dan seorang wanita lain yang cakap dan juga cekatan.Juan kini kian sukses dan bertambah sibuk. Dia sengaja menutupi dari Melani tentang kesibukannya belakangan ini, Juan merasa tertekan karena tuntutan pekerjaan yang semakin meningkat dan kerap kesulitan membagi waktu untuk keluarga kecilnya di rumah. Apalagi saat melihat Melani yang kerap memarahi putra mereka, sebenarnya dia merasa sedih karena perhatiannya terbagi.Juan memiliki ide untuk membantu mengurangi beban pekerjaan sang istri di kantor, Juan memutuskan untuk mempe

  • Dibuang Suami Dinikahi Pengagum Rahasia   50

    Candra menghela napas kemudian diam sejenak sebelum mengutarakan pikirannya.“Iya, Sayang. Memang disiplin harus sejak dini supaya kelak dia gak seenaknya, kalau aku boleh saran nih, gimana kalo disiplin itu dimulai umur tiga tahun? Kan dia udah mulai tuh paham, udah bisa ngomong juga. Kamu gak perlu sering marah, tinggal tegur trus hukum dia kalo melanggar lagi. Gimana?” tawar Juan.“Masuk akal sih, Sayang, tapi kayanya bakal rada telat kalo kita ngajarin Rafael dari umur tiga tahun deh. Pas hamil aku kan baca-baca di internet, masa keemasan anak itu dari dia hidup sampai umur dua tahun, ada juga yang menulis masa itu dari baru lahir hingga umur lima tahun. Aku gak mau anak kita terlambat dididik, makanya tadi aku marah,” urai Melani.“Oke, jangan terlalu keras ya. Aku gak ulangi bela dia kalo lagi kena marah, biar dia tau kesalahannya dan gak diulang. Kamu jangan marah lagi dong.” Juan merayu sang istri dengan mencium puncak kepalanya.Bagi Juan, kehidupan rumah tangganya penuh deng

  • Dibuang Suami Dinikahi Pengagum Rahasia   49

    “Apalagi sih? Perasaan dari tadi aneh terus deh sikap kamu,” sembur Rita.“Itu liat.” tunjuk Candra.Tampak oleh Rita seorang wanita dengan wajah sombong berjalan ke arah mereka.“Ah, dunia ini sempit ya, Mas. Takdir bawa kamu kembali sama aku.” Riana bergelayut di bahu Candra.Rita mendorong Riana agar menjauh dari sang suami, meski dia tidak mengenal siapa wanita yang berada di depannya, istri Candra meyakini bahwa yang sedang menggoda suaminya bukan wanita baik-baik.Candra memeluk pinggang sang istri dengan mesra kemudian mencuim mesra pipinya, wajah Riana tampak merah karena merasa sedang diejek.“Ini istri aku, sebaiknya kamu menjauh dari hidup kami karena aku punya kebahagiaanku sendiri. Minggir sana,” usir Candra.“Kamu jangan gitu dong, Sayang. Dia pasti gak bisa melayani kamu dengan baik, pasti jauh lebih aku dari dia. Kamu inget kan kalo aku yang terbaik,” ucap Riana penuh rasa percaya diri.“Maaf, aku gak tertarik lagi sama pelakor seperti kamu,” cemooh Candra.Sepasang pe

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status