Share

Nampak Cantik

Author: Arrafina
last update Last Updated: 2022-12-11 09:59:25

"Sepertinya matamu bermasalah ya?!" sindir Dirga menoleh ke arah Agatha.

Gadis itu sontak tertegun dan kini dia mengepalkan jemarinya dengan kuat, lalu menyela ucapan atasannya. "Bukan mataku yang bermasalah, tetapi jam tanganku yang rusak."

Mendengar hal itu, Dirga menggelengkan kepalanya seraya menghela napas beratnya. "Pantas saja kau bisa terlambat datang ke kantor! Aku adalah seorang pria yang paling tidak suka mendengar kata terlambat namun hari ini kau baru saja bekerja maka aku memaafkanmu," ujar Dirga seraya memasang jas kesayangannya.

"Maafkan aku, Pak!" ucap Agatha seraya menunduk.

Sejujurnya di dalam hati Agatha dia ingin meronta karena Agatha terlalu ketus berbicara padanya. Namun, bayang-bayang hutang yang terus menari-menari di dalam kepalanya membuat perempuan itu sontak menahan emosinya. "'Jika bukan karena hutang, mana mau aku bertahan," umpatnya dalam hati.

Menjadi seorang asisten pribadi seorang CEO bukanlah hal yang mudah, Agatha harus membuang waktu santainya agar pria bernama Dirga itu tak memotong gajinya agar dia bisa membayar hutang yang menumpuk.

Usai meeting, Dirga meminta Agatha untuk menyelesaikan sebuah berkas kerja sama tadi, menunggu sembari terus memandangi wajah sederhana Agtaha yang mengenakan sebuah kacamata bening yang menyanggah di hidungnya membuat Dirga terpelongoh kaget ketika melihat Agatha yang melepaskan benda itu sejenak, mungkin dia ingin menghilangkan penat yang menyiksanya.

Tatapan Dirga begitu dalam, ternyata Agatha nampak begitu cantik tanpa menggunakan kacamata. Membuat pria itu diam-diam terus memerhatikannya.

"Apakah kau sudah selesaikan tugasmu?" tanya Dirga seraya bangkit dari duduknya.

"Sedikit lagi, Pak," jawab Agatha kembali memasang kacamatanya.

"Kerjakan dengan cepat, kau telah membuatku menunggu!" Dirga mendekati Agatha dan menghentikan pergerakan gadis itu untuk memasag kacamatanya.

"Kenapa kau harus menggenakan kacamata ini?" tanya Dirga ingin tahu, apakah mata gadis itu benar-benar kabur atau tidak.

"Maaf, Pak. Aku tidak bisa karena tanpa kacamata ini pengelihatanku kabur," jawabnya spontan langsung mengambil kacamatanya kembali dari tangan Dirga. 

"Aku mengalami hiperopia atau orang sering menyebutnya rabun dekat," timpal Agatha lagi menjelaskan.

Dirga hanya mengangguk padahal alasannya untuk mengambil kacamata itu supaya bisa memandangi wajah Agatha yang tanpa mengenakan kacamata terlihat lebih cantik.

"Aku memberimu waktu 10 menit lagi," sarkas Dirga sedikit kesal karena keinginannya tidak dituruti.

"Baiklah."

Benar saja sebelum sampai 10 menit, Agatha telah menyelesaikan surat terseut, "Ayo kita kembali ke kantor, Pak," ajak Agatha seraya membawa tas laptopnya.

"Kau sudah selesai?" tanya Dirga sedikit mengernyitkan dahinya karena tidak percaya bila Agatha segesit itu.

"Sebenarnya sewaktu bapak melarangku tadi, aku hanya tinggal menyimpan dokumen saja kok, jadi jangan menyepelhkan aku, Pak." Agatha berjalan lebih dulu dan sedikit memberi pelajaran kepada Dirga karena sejak tadi pria itu terus saja mengomentarinya.

Ketika Agatha ingin membukakan pintu mobil untuk Dirga, pria itu menyentuh tangan Agatha. "Biar aku saja," ucapnya seraya menyentuh knop pintu mobil dan kini pria itu malah mempersilahkan dia masuk dan duduk di sampingnya.

"Tetapi rasanya tidak sopan bila aku duduk di samping Bapak," jawab Agatha merasa tak enak.

"Ini perintah atasanmu jadi kau harus menurutinya," ucap Dirga sedikit menaikkan nada suaranya.

Mau tidak mau maka Agatha pun menurutiny dan kini dia menghempaskan pantatnya di kursi yang sama dengan sang atasan.

"Ayo,Pak. Jalan sekarang." Dirga memberi perintah kepada sopir pribadinya.

Sepanjang jalan Agatha hanya bungkam, ia tidak tahu harus berkata apa pada pria cuek seperti Dirga namun melihat arah jalan yang berlawanan dari jalan menuju kantor membuat Agatha sedikit protes, "Bukankah jalan ini berlawanan ke arah kantor, Pak?"

"Iya,aku ingin kau menemaniku ke mall sebentar! Lagian 'kan ini masuk jam makan siang," celetuk Dirga menatap Agatha dengan sinis.

Setelah sampai di mall, mereka berjalan bersama memasuki mall tersebut. melihat Dirga yang berjalan lebih cepat darinya menuju ke sebuah toko jam tangan, membuat Agatha sedikit ngos-ngosan mengejar Dirga karena langkah kaki pria bule itu begitu cepat, bisa di bilang dua kali lipat dari langkahnya.

Alangkah terkejutnya, Agatha ketika mendengar Dirga memanggilnya begitu histeris untuk segera mendekatinya.

"Ada apa, Pak?" tanya Agatha seraya mengatur napasnya yang belum normal.

Melihat tangan dingin Dirga menyentuh jemarinya membuat gadis itu mengernyitkan dahinya heran dan bertanya dalam hati atas tindakan pria itu yang telah lancang menyentuhnya.

"Sepertinya jam tangan ini cocok untukmu," ucap Dirga seraya memasangkan jam tangan tersebut di tangan Agatha.

"Tapi, Pak--" Agatha ingin menanyakan hal itu kepada Dirga atas dasar apa pria itu memberikan jam tangan padanya.

"Pakia saja dan tidak perlu banyak bertanya!" Dirga menyodorkan kartu kreditnya di depan pelayan toko tersebut.

Sepanjang jalan Agatha terus dibuat heran dengan tindakan sang CEO dingin itu, terus menggaruk kepalanya yang tidak gatal Agatha dibuat heran lagi karena Dirga menarik tangannya menuju masuk ke dalam sebuah toko optik.

"Bisakah kau ikut gadis ini masuk ke dalam sebentar?" pinta Dirga menoleh ke arah Agatha.

Gadis itu sontak mengangguk meski sebenarnya dia sangat penasaran sekali dan kenapa pria bule itu membawanya ke optik kacamata. "Sebenarnya apa yang sedang pria bule itu lakukan?" gumam Agatha kesal.

Di dalam ruangan tersebut, pelayan optik itu menyodorkan sebuah lensa kontak mata kepada Agatha, "Bisakah Anda pilih salah satu lensa ini?" tanya pelayan tersebut menatap Agatha.

Namun, melihat Agatha yang sedikit bingung maka tiba-tiba seseorang yang dari belakang menyentuh pundaknya pelan, "Aku rasa lensa kontak ini lebih cocok untukmu dari pada kacamata bening ini," ujar pria itu seraya melepaskan paksa kacamata Agatha.

"Kalian periksa saja dan pilihkan mana lensa kontak yang cocok untuknya, " ucap Dirga memberi perintah.

Agatha sontak menarik tangan Dirga dan berbisik kepada pria bule itu, "Pak, sebenarnya ada yang ingin aku katakan pada Anda?"

Dirga menoleh ke arah Agatha dengan jarak yang lebih dekat, nampak jelas sekali ada sebuah keraguan yang tersimpan di binar mata gadis itu. "Aku tidak bisa menggunakan lensa kontak itu, Pak."

Hal itu sungguh membuat Dirga tersenyum geli karena tidak disangka ternyata Agatha adalah gadis yang begitu polos. "Kau tenang saja, nanti biar mereka yang akan membantumu, jadi kau tidak perlu khawatir."

"Tapi, Pak. Ak--" Agatha mengatupkan bibirnya ketika tangan Dirga menyentuhnya dan menariknya, lalu membawanya ke ruangan yang berbeda dari sebelumnya.

Namun, kali ini Agatha tidak bisa menunggu lagi karena dia tidak bisa menuruti keinginan sanga CEO dingin itu. "Pak, bisakah kita bicara sebentar," pinta Agatha sedikit memohon.

Dirga mengerutkan dahinya bingung karena Agatha menghentikan laju langkah mereka sebelum memasuki ruangan pemeriksaan mata.

"Sebenarnya ada apa dengan Agatha?"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dibuang Zio Dinikahi CEO   Hidup Menua Bersama

    Peluru itu hampir saja mengenai Agatha, beruntungnya Dirga menarik tangan istriinya dan mereka jatuh hingga tidak ada yang tertembak, "Anda berani sekali mengambil pistol pihak kepolisian, Anda akan dihukum berat," gumam pria berseragam seraya menggertak. Jujur apa yang didengar oleh Agatha tadi benar-benar berita yang sangat mengejutkan, dia tidak pernah menyangka jika Saras dan Selena membuat rencana yang membuat Agatha mempertaruhkan janinnya hingga membuat Dirga marah besar dan memenjarakan ibu dan adik tirinya. "Maafkan aku, Tha! Kau harus mengalami hal seperti ini karena aku," desah Dirga merasa bersalah. Sebagai putera dar Saras, Dirga merasa malu memiliki seorang ibu yang tega mencelakai menantunya sendiri, bahkan Saras tega membunuh calon cucunya sendiri karena tidak menyukai Agatha."Aku hanya tidak pernah berpikir bila Ibumu akan sejahat ini, Ga." Agatha meneteskan air matanya. Ia tidak berhenti menangis karena benar-benar sedih dengan apa yang terjadi pada dirinya

  • Dibuang Zio Dinikahi CEO   Tertangkap Basah

    Boy tak bisa lagi berbohong apalagi menutupinya hingga akhirnya dia mulai mengungkapkan kebenaran yang sebenarnya terjadi pada Dirga dan tak pernah dia menduga bila selama tinggal di rumahnya, Selena selalu saja bersikap seolah tuan rumah dan mengintimidasi Agatha lagi. Untuk memastikan hal itu benar atau tidak. Dirga menemui bik Siti dan memastikannya. Betapa hancurnya hati Dirga ketika mendengar kabar tersebut. Pria itu tak bisa lagi menahan emosinya hingga membuat Dirga marah."Maafkan saya, Pak. Saya terpaksa menutupi kebenaran ini karena Mbka Agatha terus saja melarang saya," ucap bik Siti menunduk seraya duduk bersimpuh. Tak pernah terpikirkan oleh Dirga bila hal seperti ini terjadi, "Sejak kapan Agatha diperlakukan seperti itu, Bik?" tanya Dirga ingin tahu."Setelah Pak Dirga mengetahui kebenaran tentang kecelakaan itu, Nyonya dan Nona Selena berubah sikap kepada saya dan mbak Agatha.""Pantas saja bila Agatha terlihat kelelahan saat malam tiba, ternyata dua perempu

  • Dibuang Zio Dinikahi CEO   Terkuaknya Kejahatan Saras Dan Selena

    Dirga segera naik ke atas dan melihat Agatha yang begitu serius melihat ponselnya, "Tidak, Ga.Ini tidak benar? Bik Siti bukan buronan dan dia bukanlah orang yang telah mendorongku." Agatha mendekati Dirga seraya mencengkeram tangannya dan meminta pria itu untuk mencabut tuntutan itu, "Ayo, Ga. Cabut saja tuntutanmu itu, Bik Siti tidak bersalah," pintanya dnegan mata yang berlinang."Apa kau yakin?" tanya dirga ingin tahu kejadian yang sebenarnya, sejujurnya Dirga ingin menanyakan hal itu padda Agatha namun mengingat dia masih berkabung maka sang suami sengaja untuk menunda pertanyaan itu, apa yang menyebabkan Agatha bisa keguguran karena selama ini Agatha selalu berhati-hati."Aku jatuh sendiri dan tidak ada oranga yang mendorongku hanya sa-ja saat itu aku seperti menginjak sesuatu yang licin." Agatha mengingat itu dengan jelas dan dia mulai menceritakan kejadian yang sebenarnya pada Dirga. Dirga langsung berkomentar, "Mungkin saat itu Bik Siti habis mengepel dan kau meng

  • Dibuang Zio Dinikahi CEO   Tertekan Pasca Keguguran

    "Jika kau sudah tahu jawabannya, kenapa kau masih bertanya?" ucap Dirga meliriknya tajam. Dirga meminta dua perempuan itu untuk meninggalkan ruangan di mana Agatha dirawat. Pria itu bahkan menutup pintu dengan kasar. Dirga langsung memutar tubuhnya dan menghampiri Agatha. "Kenapa kau terlihat takut Agatha? Apakah kau telah meragukan cintaku padamu?" tanya pria itu dengan tatapannya dingin."Bukan begitu, Ga. Aku hanya takut karena kondisiku yang seperti ini kau ingin meninggalkanku jadi ak--" Belum sempat melanjutkan kalimatnya Dirga langsung memotong ucapan Agatha. "Apa kau pikir aku hanya bermain-main saja dengan hubungan kita ini? Tidak, Ga. Aku serius padamu meskipun kau tidak bisa hamil sekalipun aku akan tetap bersamamu. Bukankah itu janji yang aku ucapkan sewaktu kita menikah dulu." Di situ Agatha mengungkapkan bahwa dia merasa benar-benar sedih dan kecewa pada dirinya sendiri karena telah gagal menjaga janinnya dengan baik sehingga dia harus mengalami hal yang begitu

  • Dibuang Zio Dinikahi CEO   Agatha Divonis Tak Bisa Memiliki Keturunan Lagi

    "Apa yang sedang kau pikirkan, Tha? Jangan terllau banyak berpikir, lebih baik kau istirahat saja," titah Dirga memberi perintah. Pria itu menyelimuti tubuh Agatha dan menyuruhnya untuk tidur karena hari masih gelap, ditambah lagi suasana yang begitu dingin membuat Dirga pun ikut tidur di samping Agatha. Alankah terkejutnya Agatha ketika mnggerjapkan matanya dan cahaya sinaran matahari hari sungguh sangat menyilaukan matanya. "Kau harus bangun, Agatha," ucap seorang perempuan yang sangat dikenalnya."Ibu," ucap Agatha membukanya dengan lebar."Iya, aku rasa kau sudah cukup istirahatnya dan bangunlah karena aku punya kabar untukmu," jawab perempuan paruh baya itu."Kabar apa, Bu?" tanya Agatha sangat penasaran. Saras tersenyum tipis dan menunjukkan sebuah amplopberwarrna putih kepada Agatha, "sebaiknya kau baca saja isi di dalam amplop ini." Perempuan itu memberi perintah. Agatha yang sangat penasaran pun langsung duduk dan membuka amplop tersebut. Membaca isi surat ter

  • Dibuang Zio Dinikahi CEO   Akhirnya Agatha Bangun Dari Siuman

    Dirga diperkenankan masuk oleh dokter, tak lupa juga pria itu meminta dokter untuk memeriksa Agatha lagi. Mengikuti langkah dokter, Dirga menghentikan laju langkahnya ketika mendapati wajah sang istri nampak pucat sekali pasca keguguran itu. Dirga menyentuh jemari sang istri begitu kuat seraya memandangi wajah Agatha. Entah bagaimana perasaan Agatha bila dia thau bahwa bayinya kini sudah tidak ada lagi. "Kuharap kedepannya kau mau menerima kenyataan ini, Tha," ucap Dirga berurai air mata. Sehari semalam Agatha dirawat namun perempuan tiu belum juga sadar, dokter juga merasa heran deengan knidisi Agatha. Namun, melihat hasil dari pemeriksaan dokter semuanya nampak baik-baik saja."Mungkin ada sesuatu hal yang membuat pasien enggan untuk bangun!" seru dokter itu menatap Dirga."Apa itu, Dok? Tolong, bantu istri saya," ucapnya sambil menyentuh lengan pria berjas putih itu. Pria itu mengeaskan, jalann satu-satunya adalah Dirga sendiri. Kemampuann Dirga bisa membangunkan is

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status