Identitas Asli Wanita Kesayangan CEO

Identitas Asli Wanita Kesayangan CEO

By:  RantiUpdated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Not enough ratings
50Chapters
2views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Beredar kabar bahwa putri Keluarga Amarta sudah tidur dengan Jody Bramantya, pria paling berpengaruh di Kota Areta, sehingga membuat semua sosialita di Kota Areta merasa iri dan cemburu. Namun, siapa sangka begitu sang tokoh utama dalam rumor tersebut kembali ke kediaman Keluarga Amarta, dia justru menanggalkan pakaian mewahnya, mengenakan masker dan seketika berubah menjadi pembantu rendahan? Semua orang tahu bahwa setelah malam itu, Pak Jody begitu memanjakan putri Keluarga Amarta tersebut. Akan tetapi, sebulan kemudian, ada yang melihat putra Keluarga Bramantya sedang memeluk seorang pembantu dengan begitu mesranya. Seluruh kota terkejut. Semua orang menunggu Keluarga Bramantya membantah rumor tersebut. Namun, setelah ditunggu-tunggu, akhirnya Jody pun muncul sambil merangkul pacar aslinya, yang ternyata memang si pembantu itu! Pria itu pun mengumumkan dengan lantang, "Istriku cuma ada satu, yaitu wanita yang ada di sisiku ini!" Setelah berkata seperti itu, Jody menunduk dan menggigit lembut daun telinga wanita itu. "Sayang, sampai kapan kamu akan terus bersandiwara?"

View More

Chapter 1

Bab 1

"Amelia, selama kamu menurut, mau masuk dan tidur bersama pria di dalam sana untuk semalam saja, biaya pengobatan ibumu akan tercukupi."

Di luar kamar suite presiden, Amelia Herdian menggigit bibirnya erat-erat.

Amelia adalah pembantu di Keluarga Amarta. Lantaran Amelia begitu mirip dengan Rissa Amarta, putri Keluarga Amarta, Rissa pun selalu mencoba segala cara untuk mempermalukan Amelia. Tak disangka, kali ini… Amelia disuruh untuk tidur dengan pria lain!

Akan tetapi, mengingat ibunya yang masih terbaring di rumah sakit, Amelia pun akhirnya menganggukkan kepalanya. "Baik, aku akan pergi."

Amelia mendorong pintu kamar hingga terbuka. Kamar itu tampak remang-remang. Bau alkohol yang tajam memenuhi udara dan samar-samar terdengar suara napas berat seorang pria.

Amelia meraba-raba menuju tepi tempat tidur. Sebelum dia bisa berkata-kata, sebuah tenaga yang kuat, tiba-tiba menariknya ke bawah. Tubuh Amelia menjadi tidak terkendali dan terjatuh ke atas ranjang.

Seketika, ada tubuh yang panas, yang menindihnya. Amelia pun tanpa sadar berteriak kaget, "Jangan…"

"Aku akan bertanggung jawab padamu." Terdengar suara serak dan dalam dari pria itu. Begitu kata-kata tersebut terucap, sebuah ciuman yang membara mendarat di pipi Amelia.

Aksi perlawanan Amelia melemah untuk sesaat. Mengingat instruksi Rissa sebelum masuk, Amelia akhirnya memejamkan matanya, menyembunyikan air mata dan rasa terhina di matanya. Amelia menggigit bibirnya yang pucat saat dia menanggung semua itu…

Dini hari.

Amelia perlahan duduk. Dia memungut pakaiannya yang berserakan di lantai, lalu mengenakannya. Amelia dengan tergesa-gesa memasukkan barang-barang yang tercecer ke dalam tasnya, tanpa menyadari jika ada sebuah liontin batu alam sebening kristal, yang ikut terbawa masuk tanpa sengaja.

Amelia menggertakkan giginya, lalu menoleh ke belakang untuk melihat sekilas pria yang tertidur lelap di atas ranjang itu. Selimut tipis melorot sampai ke pinggang pria itu, memperlihatkan tubuh bagian atasnya dengan ototnya yang kencang. Lebih ke atas lagi, tampak wajahnya yang luar biasa tampan.

Amelia tidak berani berlama-lama. Dia bergegas keluar dari kamar. Di ujung koridor, Rissa yang berpakaian rapi sedang menunggunya.

"Bu Rissa, urusannya sudah selesai. Uang yang kamu janjikan…" kata Amelia, lalu menggigit bibirnya. Kedua tangannya merapatkan kemeja di tubuhnya dengan gelisah.

Rissa melirik Amelia dengan penuh penghinaan. Tatapannya tertuju pada leher Amelia yang putih dan terpampang jelas itu. Bekas-bekas cupang di sana membuat rasa muak Rissa makin menjadi-jadi.

Malam ini harusnya jadi milik Rissa. Namun, siapa suruh Rissa sudah bukan perawan?

Benar-benar menguntungkan Amelia.

Rissa mengeluarkan kartu ATM dari tasnya dan melemparkannya kepada Amelia. Kemudian, dia memperingatkan Amelia dengan kejam, "Rahasiakan baik-baik kejadian malam ini! Kalau sampai ada orang lain yang mengetahuinya, aku nggak akan pernah mengampunimu!"

Amelia mengangguk pelan, tanpa mengatakan apa-apa. Memar yang ditinggalkan pria itu di tubuhnya terasa panas seperti api. Tanpa diperingatkan sekalipun, Amelia sendiri tidak akan pernah membiarkan orang lain mengetahui tentang kejadian ini.

Rissa menepis tangan Amelia dengan puas. Kemudian, dia berbalik dan bergegas masuk kamar…

Pagi-pagi sekali.

Jody Bramantya membuka matanya. Baru saja dia bangun dan duduk, wanita yang tidur di sampingnya mengerang pelan. Pandangan mata Jody langsung tertuju kepadanya.

Rissa menggosok-gosok matanya, lalu buru-buru menarik selimut untuk membungkus tubuhnya lebih rapat. Rissa menatap pria di hadapannya dengan wajah malu sekaligus panik.

"Kenapa bisa jadi seperti ini?"

Jody meliriknya. "Aku minta maaf atas kejadian semalam. Aku sudah suruh sopir untuk mengantarmu pulang duluan. Aku akan bertanggung jawab mengenai masalah ini."

Wajah Rissa memerah. Dia juga merasa agak gentar, melihat sikap dingin pria itu. Rissa pun hanya menundukkan kepalanya dengan malu-malu. "Baik."

Setelah berkata seperti itu, tanpa ragu lagi, Rissa langsung menyingkap selimutnya, turun dari tempat tidur dan mengenakan pakaiannya. Tanpa sengaja, pandangan mata Jody menyapu punggung Rissa. Di bahu belakang wanita itu, tampak bekas luka yang terlihat jelas, seperti bekas luka bakar.

Hanya dengan satu lirikan, Jody langsung mengalihkan pandangannya. Setelah Rissa pergi, Jody mengambil ponselnya dan menelepon asistennya, "Cari tahu sejelas-jelasnya, apa yang sebenarnya terjadi semalam!"

Bisa mengetahui hotel tempat Jody menginap dan menggunakan taktik keji, seperti memberikan obat kepadanya. Jika menemukan pelakunya, Jody pasti tidak akan pernah mengampuninya!

Namun, tepat setelah Jody selesai mandi dan bersiap untuk pergi, Jody baru menyadari jika liontin batu alam yang selalu dibawanya, hilang entah di mana.

Liontin batu alam berwarna putih dan berbentuk bulat itu, didapatkan ibunya di sebuah kuil, saat Jody masih kecil. Dia atas liontin itu, terukir lambang rahasia Keluarga Bramantya.

Mungkinkah liontin itu terbawa gadis barusan?
Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

No Comments
50 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status