Share

Bab 2

Penulis: Bunny
Aku langsung berbalik dan pergi, sementara ekspresi satpam terlihat tak percaya.

Dari belakang, terdengar dia bergumam,

“Si bucin itu benaran pergi begitu saja?”

Aku hanya bisa tersenyum pahit dan naik ke mobil.

Di kalangan atas Kota A, siapa yang tak tahu betapa aku mencintai Arthur sampai sebegitunya?

Aku yang membantu riset dan kembangkan produk-produknya.

Untuk promosi produknya, aku juga yang mengurus hingga model-modelnya

Dia hanya tinggal menikmati hasil akhirnya saja.

Dia sering bilang keluarga Joman tidak punya fondasi kuat di Kota A, jadi butuh lebih banyak dukungan.

Aku pun menguras semua sumber daya keluargaku demi membantunya, tapi saat acara perayaan, dia bahkan tak menyebut namaku sedikit pun.

Yang dia ucapkan dengan berlinang air mata adalah nama seorang selebgram kelas rendah, yaitu Aiko.

Tanpa pemberitahuan apa pun, dia langsung mengganti semua duta merek perusahaannya dengan wanita itu.

Saat aku bertanya, dia malah tertawa santai.

“Aiko itu pekerja keras dan penuh semangat, kenapa nggak kasih dia kesempatan?”

Aku hanya bisa tertawa getir. Apa bisa hanya mengandalkan kerja keras dan semangat untuk berhasil di dunia kerja ini?

Hingga saat mereka semakin sering tampil bersama, aku pun menyuruh orang menyelidiki dan barulah aku tahu.

Ternyata Aiko adalah cinta pertama Arthur yang tak bisa dimilikinya dulu.

Saat Aiko menjadi sasaran perundungan dunia maya, Arthur bahkan rela mengerahkan seluruh sumber daya perusahaan untuk membelanya.

Saat aku mempertanyakan hal itu, dia malah menamparku di depan banyak orang.

“Aiko itu karyawan perusahaan kita, apa hakmu ikut campur?”

“Dia itu sangat baik dan polos, nggak tahu apa-apa soal ini. Masa kamu mau diam saja lihat dia diperlakukan seperti itu?”

Padahal kenyataannya Aiko sendiri yang mengajak pria kaya di siaran langsungnya bertemu diam-diam, karena itulah istri pria itu jadi tahu dan mulai balas dendam.

Aku benar-benar tak ingin mengulangi kehidupan masa lalu yang dipenuhi kebohongan seperti itu.

Baru saja tiba di rumah sakit untuk menjadwalkan operasi aborsi, aku langsung melihat Arthur sedang hati-hati menuntun Aiko masuk.

Mereka saling tersenyum, tampak seperti kekasih yang serasi.

Begitu tatapanku bertemu dengan Arthur, seluruh tubuhku gemetar hebat.

Rasa sakit karena mati terjatuh di kehidupan sebelumnya tiba-tiba menyerbu kembali.

Begitu melihatku, senyuman di mata Arthur langsung menghilang, digantikan dengan tatapan penuh amarah.

Aiko pun langsung berkata berbicara dengan suara pelan penuh ketakutan, tapi di tatapannya sekilas terlihat kilatan licik,

“Kak, jangan salah paham. Aku juga nggak tahu kenapa panggungnya bisa tiba-tiba roboh. Aku nggak sengaja jatuh, jadi Arthur yang mengantarku ke rumah sakit….”

Tampak memar ungu kebiruan di pergelangan kakinya, ukurannya tidak terlalu besar, tapi tidak kecil juga. Cukup mencolok untuk menarik perhatian.

Sambil berbicara begitu, dia menarik lengan baju Arthur dengan wajah yang polos dan memelas.

“Jangan salahkan kakak, dia pasti bukan sengaja.”

Dan seperti yang kuduga, begitu mendengar itu, tatapan Arthur langsung tampak memerah. Dia melangkah cepat ke arahku dan mencekikku.

“Kalau bukan karena kamu, mana mungkin Aiko bisa terluka?!”

Acara peluncuran produk yang bahkan tidak mengundangku itu, dari dekorasi sampai pengaturannya, semuanya kuurus sendiri.

Sekarang terjadi kecelakaan, meski aku tidak berada di tempat, tanggung jawabnya tetap dibebankan padaku.

Melihat wajahku yang mulai memerah karena sesak, tiba-tiba mata Arthur melirik papan bertuliskan poli kandungan, lalu mencibir,

“Dorin, jangan-jangan kamu mau pakai kehamilan buat menjebakku menikahimu?”

Tiba-tiba dia melepaskan cekikannya, membuatku jatuh terduduk di lantai.

“Kalau memang hamil, aborsi sendiri. Jangan tunggu sampai aku turun tangan. Kamu pikir kamu pantas melahirkan anakku?!”

Usai bicara, dia menggenggam tangan Aiko erat-erat dan pergi tanpa menoleh lagi.

Tiba-tiba, aku merasakan sensasi hangat dan lembap mengalir di bagian bawah tubuhku. Seorang perawat yang kebetulan lewat langsung terkejut dan berteriak panik,

“Tolong! Cepat, ada pasien butuh bantuan di sini!”
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Dibunuh Demi Cinta Pertamanya   Bab 9

    Berkat ingatan dari kehidupan yang lalu, aku mampu menangkap tren drama pendek dengan sangat tepat. Aku berhasil mendapatkan hak cipta beberapa drama populer dan meraup keuntungan besar.Suatu hari, Aiko datang memohon padaku agar diberi kesempatan. Demi menghormati Om Sugi, aku pun memberinya pemeran pendukung wanita.Sayangnya, itu adalah skenario balas dendamku. Di mana pemeran pendukung wanita itu ditampar bergantian oleh beberapa orang.Om Sugi datang berterima kasih padaku sambil menarik Aiko yang pipinya bengkak parah. Aku berusaha sekuat tenaga menahan tawa.Setelah memiliki beberapa karya populer, aku pun mendapatkan nominasi sebagai produser terbaik.Pada malam acara penghargaan, begitu aku turun dari mobil limosin panjang, sosok yang sangat familiar langsung muncul di tepi karpet merah.“Dorin… Bu Dorin, lama tak bertemu.”Arthur menyunggingkan senyuman sungkan, lalu dengan hati-hati dan penuh kerendahan hati membantu mengangkat gaunku.Aku meliriknya sekilas. Tuan muda Ke

  • Dibunuh Demi Cinta Pertamanya   Bab 8

    Saat hari kepulanganku, kedua orang tuaku mengadakan pesta penyambutan yang sangat meriah.Selama beberapa tahun ini, aku membuka pasar luar negeri untuk Grup Joman dan penjualan produk kami di luar negeri naik berlipat ganda.Kini, ayah dan ibu sudah mau memasuki masa pensiun. Acara ini pun dimanfaatkan sebagai momen resmi untuk memperkenalkanku ke kalangan atas sebagai penerus Grup Joman.Begitu kabar itu tersebar, kalangan atas Kota A langsung berbondong-bondong mendekat, seolah tak sabar ingin menempel padaku, si pewaris baru ini.Setelah bertahun-tahun tak bertemu, kulihat ayah dan ibu malah tampak lebih muda dari sebelumnya. Karena tekanan kerja yang berkurang dan sering jalan-jalan menikmati hidup, wajah mereka pun tampak lebih segar.Saat memeluk mereka, tubuh hangat mereka menyentuhku dan air mataku nyaris menetes.Mengingat akhir tragis mereka di kehidupan sebelumnya, aku sangat sedih.Tiba-tiba, seorang pelayan hendak mendekat, tapi langsung didorong oleh seseorang.Aiko mun

  • Dibunuh Demi Cinta Pertamanya   Bab 7

    Hidupku di luar negeri sederhana, tapi sangat bermakna.Satu-satunya kekurangannya mungkin hanya terlalu sunyi.Sesekali kalau rindu rumah, aku akan buka siaran langsung.Tak disangka, hari ini malah melihat sosok yang familiar.“Teman-teman, jangan sampai ketinggalan, 18 ribu saja, gratis ongkir!”Ternyata Aiko lagi jualan online!Padahal sejak pacaran dengan Arthur, dia selalu tampil dengan citra sosialita.Biasanya siaran langsungnya hanya untuk pamer gaya hidup mewah, sudah jarang sekali jualan.Sekarang dia bukan hanya kembali jualan, orang yang duduk di sampingnya, ternyata adalah Arthur!Judul siaran langsungnya adalah siaran langsung perdana si tuan muda kaya raya, jadi banyak gadis kecil yang masuk karena penasaran.Soalnya Arthur masih cukup terkenal di Kota A.Namun, filter tebal di siaran langsung bahkan tak sanggup menyembunyikan wajahnya yang tampak lelah dan kehilangan semangat.Di depan kamera, Arthur terlihat sangat canggung.Aiko beberapa kali menyikut lengannya, baru

  • Dibunuh Demi Cinta Pertamanya   Bab 6

    Suaraku tenang, tanpa emosi.“Arthur, kalau nggak butuh Keluarga Joman, lalu kenapa menyusup masuk ke pesta pribadi keluarga kami?”Sebenarnya pesta ini hanya untuk tamu undangan dan tentu saja Arthur tak diundang.Aiko yang bilang ke satpam di gerbang kalau Arthur itu menantu Keluarga Joman, makanya mereka dibiarkan masuk.Arthur yang ketahuan niatnya, langsung marah besar.Namun, aku tak berniat melepaskannya, suaraku terdengar penuh cibiran, “Oh iya, jangan lupa kembalikan baju sewaan yang dipakai Aiko!”Aiko tampak tak percaya dan langsung menyeletuk,“Bukannya kamu bilang ini hadiah untukku?”Aku adalah pelanggan VIP di Chanel dan pramuniaganya tahu hubunganku dengan Arthur.Setelah Arthur menyewa baju edisi eksklusif musim ini, pramuniaganya langsung buru-buru memberitahuku.“Bu Dorin, Pak Arthur bilang ingin menyewa gaun eksklusif yang kamu incar sebelumnya….”Berdasarkan aturan, gaun edisi eksklusif musim berjalan seharusnya tidak boleh disewakan, tapi karena pramuniaganya men

  • Dibunuh Demi Cinta Pertamanya   Bab 5

    Aku langsung merebut hasil USG dari tangannya, merobeknya jadi serpihan kecil, lalu melemparkannya ke udara.Dalam hujan kertas yang berterbangan, mata Arthur membelalak tak percaya.Dia berusaha menahan amarahnya.“Pantas saja jadi percaya diri, rupanya sudah punya senjata sekarang.”Konyol! Dia tak pernah benar-benar tahu rasanya bertarung di dunia bisnis. Di kehidupan sebelumnya, saat bisnisnya sukses, dia masih pikir semua karena kemampuannya sendiri.Sekarang aku bakal pergi, biarkan dia rasakan sendiri kerasnya dunia nyata.Dia mendengus, “Dorin, buang jauh-jauh niat busuk nikah karena hamil itu.”“Kalau kamu bisa bersikap baik, mungkin aku masih bisa membiarkan anak itu….”Belum sempat dia selesai bicara, aku menamparnya dengan keras.“Arthur, kamu pikir kamu siapa?”“Tenang saja, berkat kamu, anak itu sudah tiada sejak aku bertemu denganmu di rumah sakit!”Api kemarahan di matanya langsung padam. Suaranya terdengar serak, “Sudah tiada? Apa maksudmu?”Dia masih tertegun. Enta

  • Dibunuh Demi Cinta Pertamanya   Bab 4

    Aku tentu tahu jelas siapa yang disindirnya secara halus.Begitu acara televisi selesai, teman masa kecil Arthur langsung mengunggah status di instagram.“Arthur dan Aiko benar-benar serasi sekali! Akhirnya lepas juga dari tukang kejar itu!”Sejak adanya ikatan pernikahan, ayah dan ibu mengerahkan seluruh sumber daya untuk mendukungnya.Melihat Grup Joman mulai naik daun, teman-temannya pun mulai menjilat dan memujinya setinggi langit.Tiba-tiba, ponselku pun berdering. Telepon dari pihak pengelola apartemen.“Bu Dorin, ada selebgram yang katanya mau pakai rumahmu untuk pemotretan….”Sebelumnya, ayah dan ibu membelikan sebuah apartemen mewah di pusat kota sebagai rumah pernikahan kami. Aku pun sempat memberikan satu kartu akses pada Arthur.“Usir dia keluar.”Belum sempat telepon ditutup, suara teriakan nyaring terdengar dari balik ponsel, “Ini rumah pacarku! Kok kalian malah melarangku masuk?! Tunggu saja!”Tak lama setelah itu, telepon dari Arthur pun masuk. Nada bicaranya langsung

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status