Share

30. Suntikan Anastesi

Derit pintu membuat semua orang yang berada dalam ruang perawatan menoleh. Aku menarik kedua ujung bibirku saat pria berpeci dan wanita bergamis hijau itu memasuki ruangan.

"Bu," sapa ibu mertuaku sembari menghambur memeluk Emak dan mencium pipi kanan dan kirinya. Membuat aku menatap heran. Apa akan ada drama setelah ini? Setelah sebelumnya dia mengatai orang tuaku nggak becus mendidikku, kini dia bersikap sok baik begitu.

"Maaf ya, Bu, sebagai orang tua saya dan suami saya belum bisa menjaga Nak Vina dengan baik," ucap Si Mbok sembari menangis tergugu dengan air mata menganak sungai di kedua pipinya. Entah dari mana air mata itu berasal.

Huh, drama sekali wanita itu. Membuat aku muak. Manis sekali ucapannya. Berbanding terbalik jika dia berbicara padakku.

Sementara itu, aku melihat wanita yang sudah melahirkan aku di dunia menepuk punggung mertuaku, berusaha menenangkan.

"Mboten nopo-nopo, Bu, namanya juga musibah."

Tidak ingin menyaksikan drama berkepanjangan, aku pun memanggil ib
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status