Share

Bab 5 Uncle Dokter

Penulis: Myafa
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-29 16:39:16

“Tapi, Dok.”

“Ini sudah malam. Sebaiknya kamu ikut saja.” Dr. Derran berusaha untuk membujuk Kalea.

Kalea melihat anaknya. Pasti sang anak sudah sangat lelah. Apalagi tadi siang, dia membawa sang anak ke tempat bermain. Kalea juga berpikir jika saat ini dia tidak punya tempat untuk tinggal. Jadi tidak ada salahnya menerima tawaran dari dr. Derran untuk sementara waktu.

“Baik, Dok.” Kalea pun akhirnya setuju.

Dr. Derran membuka mobilnya dan mempersilakan Kalea dan anaknya untuk masuk. Barulah setelah itu dia memasukkan koper ke bagasi belakang, dan masuk setelah itu.

Dr. Derran melajukan mobilnya. Tempat yang dituju adalah rumahnya.

Sesampainya di rumah, dr. Derran mempersilakan Kalea  untuk masuk ke rumah.

Rumah keluarga dr. Derran cukup besar. Tentu saja itu membuat Kalea merasa tidak enak. Namun, berbeda dengan anaknya, dia begitu antusias sekali.

“Wah ... rumah Uncle Dokter besar sekali.” Kyna sampai terperangah melihat rumah besar milik dr. Derran.

“Apa kamu suka?” tanya dr. Derran.

“Suka.” Kyna mengangguk-anggukkan kepalanya.

“Apa dr. Derran tinggal sendiri?” Kalea melihat ke sekitar, tetapi tidak mendapati orang yang berada di dalam rumah, hal itu membuatnya penasaran.

“Aku tinggal sendiri.”

Kalea mengangguk-anggukkan kepalanya. Ternyata rumah dr. Derran yang besar hanya dihuni sendiri.

“Ayo, aku akan tunjukan kamar kalian.”

Kalea mengangguk.

Dr. Derran mengajak Kalea dan Kyna ke salah satu kamar tamu. Kebetulan kamar itu berada tepat di sebelahnya.

“Kalian bisa mandi dan bersihkan diri dulu. Setelah itu kita bisa makan malam bersama.”

“Terima kasih banyak sudah mau membantu saya, Dok.”

“Sama-sama.” Dr. Derran mengangguk.

Kalea dan Kyna masuk ke kamar, diikuti dr. Derran yang juga masuk ke kamarnya sendiri.

Di meja makan, Kalea, Kyna, dan dr, Derran menikmati makan malam. Kyna tampak lahap makan.

“Kyna harus makan sayur dan buah, biar sehat.”

“Siap, Uncle Dokter.”

Kalea merasa senang melihat Kyna, karena anaknya itu tampak bahagia. Kalea berharap kelak anaknya tidak akan sedih saat tahu jika orang tuanya bercerai.

Saat malam hari, Kalea keluar dari kamar setelah menidurkan Kyna. Tampak dr. Derran di ruang keluarga untuk menikmati secangkir minuman hangat.

“Aku pikir kamu sudah tidur.” Dr. Derran tidak menyangka jika Kalea akan keluar dari kamarnya.

“Belum, Dok.” Kalea mengulas senyum manisnya.

“Duduklah kalau begitu.”

Kalea segera duduk di sofa. Berada tepat di depan dr. Derran, dan berbatasan dengan meja.

“Sebelumnya saya ucapkan terima kasih karena dr. Derran sudah menampung saya dan anak saya.”

“Jangan berterima kasih terus menerus. Melihat seorang ibu dan anak di pinggir jalan, tentu saja aku tidak tega. Apalagi aku mengenalmu.”

Kalea merasa beruntung karena dr. Derran begitu baik dan tulus membantunya.

“Tapi, jika kamu tidak keberatan aku ingin tahu apa yang terjadi sebenarnya. Bukan aku mau ikut campur, tapi karena kamu ada di sini, paling tidak-aku tahu apa yang terjadi padamu.”

Kalae terdiam sejenak. Memikirkan dari mana dia cerita. “Dokter tahu wanita yang tadi bersama suami saya?” tanyanya memastikan lebih dulu, dan mendapat anggukan dari dr.  Derran. “Dia adalah mantan pacar suami saya, dan sekarang dia hamil.” Kalea tak kuasa menahan tangisnya.

Dr. Derran yang melihat itu segera memberikan  tisu agar Kalea dapat menghapus air matanya.

“Hari ini saat saya pulang, ternyata dia melangsungkan pernikahan. Karena itu saya meminta cerai, dan pergi dari rumah.” Kalea melanjutkan kembali ceritanya sambil masih terisak. Rasa sakit yang dirasakan Kalea benar-benar menggerogoti hatinya.

Dr. Derran cukup terkejut dengar cerita itu. Sejujurnya sejak bulan lalu dia sudah tahu perihal suami Kalea yang menjalin hubungan dengan wanita lain, karena bulan lalu suami Kalea datang ke rumah sakit untuk memeriksakan kandungan dan mengakui jika wanita itu istrinya. Namun, dr. Derran tidak berbuat apa-apa karena memang tidak punya hak atas itu semua.

“Lalu, apa rencanamu setelah ini?” Dr. Derran ingin tahu lebih dulu, sebelum bertindak sesuatu.

“Saya akan cari rumah untuk disewa, kemudian mencari kerja.” 

Dr. Derran sejujurnya tidak tega, apalagi dia tahu jika Kalea sedang hamil. Pasti menjalani ini semua akan sangat sulit. Namun, dia tidak bisa ikut campur terlalu dalam atas keputusan Kalea.

“Tinggalah di sini lebih dulu. Jika kamu sudah menemukan tempat, kamu bisa pindah.”

Kalea merasa bersyukur masih ada orang baik. “Terima kasih banyak, Dok.”

***

Sudah tiga hari Kalea tinggal di rumah dr. Derran. Tiga hari ini pula Kalea mual dan muntah. Alhasil, dia tidak ke mana-mana karena tidak kuat untuk pergi.

“Dok, maaf saya masih belum pergi dari rumah dr. Derran.” Sejujurnya, Kalea merasa tidak enak dengan dr. Derran

“Tenang saja, aku tidak masalah. Lagi pula aku senang kalian di sini. Rumah ini jadi tidak sepi.” Dr. Derran tersenyum.

“Terima kasih banyak, Dok.”

“Sama-sama.” Dr. Derran mengangguk.

“Sore ini, saya sudah lebih baik. Nanti saya akan cari-cari rumah yang dikontrak dekat sekolah Kyna.”

“Kebetulan aku sore ini kosong. Nanti aku akan antar kamu.”

“Tidak perlu, Dok. Saya bisa sendiri.” Kalea merasa kebaikan dr. Derran sudah banyak. Jadi tidak enak jika harus menyusahkan lagi.

“Jangan menolak, aku sedang tidak sibuk. Jadi tidak masalah. Lagi pula, dari pada kamu naik taksi, pasti susah nanti.”

Kalea merasa jika yang dikatakan dr. Derran ada benarnya. Jika naik taksi, tidak mungkin dia akan leluasa untuk mencari rumah kontrakan.

“Baiklah, Dok.”

Sesuai dengan rencana, sore ini Kalea diantarkan oleh dr. Derran mengantarkan Kalea dan Kyna untuk mencari rumah. Sayangnya, setelah keliling-keliling mencari rumah yan disewa, tidak ada yang cocok sama sekali.

“Mama, Kyna lapar.” Di tengah perjalanan, tiba-tiba saja Kyna mengeluhkan sesuatu.

“Oh ... Kyna lapar. Baiklah, kita mampir ke restoran dulu.” Dr. Derran yang peka segera berbelok ke restoran.

Kalea benar-benar merasa tidak enak, karena dr. Derran begitu baik padanya.

Mereka bertiga menikmati makan di restoran. Kyna tampak lahap sekali makannya. Kalea terus tersenyum melihat anaknya itu.

***

Tiga hari sudah Kyna tidak sekolah. Karena keadaan Kalea sudah lebih baik, akhirnya Kalea memilih untuk mengantarkan Kyna ke sekolah.

Dr. Derran mengantarkan Kalea ke sekolah pagi ini karena dia praktik jam sepuluh. Jadi punya waktu untuk mengantarkannya.

“Maaf merepotkan dr. Derran.” Sejujurnya Kalea merasa tidak enak karena terus saja merepotkan dr. Derran.

“Tidak apa-apa. Aku masih praktik jam sepuluh. Jadi aku punya waktu.” Pria tiga puluh delapan tahun yang masih betah menjomlo itu tersenyum manis.

Kalea merasa beruntung dipertemukan dengan orang baik seperti dr. Derran.

Mobil dr. Derran sampai di sekolah Kyna. Kalea dan Kyna segera turun, sedangkan dr. Derran memilih untuk memarkirkan mobilnya.

“Semangat, Sayang.” Kalea mendaratkan kecupan di pipi Kyna.

“Oke, Mama.” Kyna tampak begitu bersemangat sekali untuk masuk sekolah. Tidak sekolah selama tiga hari membuatnya rindu.

Kalea segera keluar dari kelas ketika anaknya sudah masuk, tetapi di depan kelas dia bertemu dengan Alby.

“Mas Alby.” Kalea tidak menyangka jika Alby ke sekolah Kyna. “Kenapa Mas Alby ke sini?” tanya Kalea. 

Alby yang kemarin diceritakan oleh Sandra jika Kalea bersama seorang pria, benar-benar kesal. Dia tidak terima Kalae sudah mendapatkan pria lain. Segera Alby menemui Kalea. Karena itu dia datang ke sekolah.

“Aku ke sini karena aku ingin mengajak kamu untuk ke rumah. Ibu mencarimu dan menanyakan kamu terus.”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (6)
goodnovel comment avatar
Renita gunawan
sana minta dengan kunti untuk ngurusin ibumu.ngapain dirimu mencari kalea untuk mengurus ibumu itu.ingat,alby.kalian itu udah bercerai
goodnovel comment avatar
Renita gunawan
alby..alby.. dirimu kan udah ada sikunti.ngapain masih nyariin kalea
goodnovel comment avatar
Anna Waliana
selalu alasan ibu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Dicampakkan Suami Dinikahi Dokter Tampan   Bab 150 TAMAT

    “Menurutmu kita ke mana?” tanya dr. Derran.Dari jalanan yang dilalui, tentu saja dia tahu ke mana arah mobil. Namun, dia memang ingin memastikan saja.Benar saja. Akhirnya mobil berhenti di depan rumah milik dr. Derrran. Sudah tidak tampak pembangunan sama sekali di rumah tersebut.“Apa sudah jadi?” tanya Kalea menatap sang suami.“Ayo kita lihat saja.”Kalea segera turun sambil menggendong Davi, sedangkan Kyna tampak asyik berjalan bersama dengan sang daddy.Mereka masuk bersama. Saat masuk pekarangan, Kalea dibuat terkejut karena fasad depan benar-benar berubah sekali. Ternyata tidak hanya bagian dalam saja, tapi bagian depan juga yang dirubah. Dindingnya berwarna putih dengan aksen kayu di beberapa sudut, atapnya berwarna abu-abu gelap, dan jendela-jendela besar yang memungkinkan cahaya matahari masuk dengan leluasa. Di depan rumah, ada taman kecil yang dipenuhi bunga berwarna-warni—mawar, melati, dan beberapa tanaman hijau yang tumbuh subur. Sebuah bangku taman berwarna cokelat

  • Dicampakkan Suami Dinikahi Dokter Tampan   Bab 149 Tempat Nyaman

    Alby mengalihkan pandangan pada pemilik suara itu. Tampak dr. Derran berjalan dengan langkah pasti-menghampiri.“Apa yang terjadi karena Tuhan ingin kamu sadar akan apa yang sudah kamu lakukan. Sehingga ke depan kamu tidak akan melakukan kesalahan lagi.” Dr. Derran kembali melanjutkan ucapannya.Senyum tipis menghiasi wajah Alby. Dr. Derran adalah lelaki yang bijak. Maka memang pantas Kalea mendapatkan pria itu.“Fokuslah pada keluarga. Karena keluarga adalah tempat ternyaman.” Dr. Derran menepuk bahu Alby. “Anak-anakmu adalah keluargamu. Jadi jagalah mereka dengan sepenuh hati.”Alby mengalihkan pandangan ke arah Kyna dan Alysa yang berada di stroller. Dua anaknya adalah hal berharga untuknya.“Kamu memang harus fokus pada anakmu yang sakit, tapi bukan berarti kamu melupakan anak pertamamu. Bagilah kasih sayangmu. Jangan sampai kamu kehilangan seperti dulu kamu kehilangan banyak hal di hidupmu.”Kata-kata yang diucapkan dr. Derran memang ada benarnya. Memang seharusnya Alby membagi w

  • Dicampakkan Suami Dinikahi Dokter Tampan   Bab 148 Karma

    “Mama.” Kyna langsung memegangi baju Kalea.Kalea tahu persis jika anaknya takut, karena itu dia berusaha untuk menenangkan. “Tidak apa-apa.”Alby yang berjalan sambil mendorong stroller pun langsung menghampiri Kalea dan Kyna.“Kyna.” Alby memanggil sang anak.Kyna takut saat papanya memanggil.“Kyna, tidak apa-apa.” Kalea berusaha meyakinkan sang anak.Kyna yang awalnya takut, akhirnya maju untuk menghampiri sang papa. Alby segera merentangkan tangan menyambut sang anak yang sedang menghampiri.Sebuah pelukan diberikan Alby pada Kyna. Kerinduan yang terpendam saat Alby memeluk anaknya. Rasa bahagia menyelimuti karena dapat melepaskan kerinduan pada anaknya.Kyna merasakan kehangatan sang papa, karena dia cukup lama tidak bertemu dengan papanya.“Kyna, apa kabar?” Alby melepaskan pelukan dan menatap sang anak.“Kyna baik Papa.”Alby membelai lembut wajah Kyna. Merasa benar-benar sedih sudah mengabaikan anaknya cukup lama. Selama ini Alby sibuk mengurus anaknya yang sedang sakit. Haru

  • Dicampakkan Suami Dinikahi Dokter Tampan   Bab 147 Jadi Kamu!

    Seminggu sudah dr. Derran tidak bekerja. Dia memilih fokus untuk menjaga anaknya. Pagi ini dia mulai praktik lagi. Sengaja dr. Derran berangkat pagi-pagi, karena ada yang ingin dilakukannya.Rumah sakit masih terlihat sepi. Perawat juga baru datang beberapa. Dr. Derran segera ke ruangannya. Namun, langkahnya terhenti ketika melihat seseorang keluar dari ruangannya.“Kamu sudah apa, Olda?” tanya dr. Derran.Olda yang baru saja keluar dari ruangan dr. Derran seketika panik. Seperti maling yang ketahuan mencuri.“Saya hanya merapikan ruangan dr Derran.” Olda memberanikan diri untuk menjawab.Dr. Derran menatap dengan penuh curiga. Masih belum yakin jika Olda benar-benar merapikan ruangannya. Dengan segera, dia membuka pintu. Dilihatnya bunga segar terdapat di vas yang berada di atas meja.“Kamu yang menaruh bunga itu?” tanya dr. Derran penuh selidik.“Iya, Dok.” Olda tidak bisa mengalak lagi.Bunga yang terdapat di atas meja sama persis dengan yang ada di mejanya beberapa waktu lalu. Pik

  • Dicampakkan Suami Dinikahi Dokter Tampan   Bab 146 Sudah Diluruskan

    “Dr. Derran.” Mayra yang melihat dr. Derran memanggilnya, karena ini masih di lingkungan rumah sakit, tentu saja Mayra harus sopan.Dr. Derran menghentikan langkahnya. Padahal dia berniat ke parkirkan untuk mengambil sesuatu di mobilnya.“Ada apa?” tanya dr. Derran dengan sikap dingin.“Bagaimana keadaan istrimu?” tanya Mayra penasaran.“Dia sudah melahirkan. Bayi kami selamat.”“Syukurlah. Aku ikut senang mendengarnya.” Mayra kemarin harus pulang karena ada urusan, karena itu dia langsung meninggalkan Kalea setelah wanita itu dirawat.Saat bersama Mayra, dr. Derran teringat akan sesuatu. “Aku sudah dengar cerita dari Kalea. Maaf jika aku menuduhmu ingin mendekati aku.”“Tidak masalah. Yang terpenting masalahnya sudah diluruskan.” Mayra ikut senang jika ternyata semua sudah tidak ada kesalahpahaman. “Apa kamu sudah menemukan siapa pelakukanya?” tanyanya penasaran.“Belum, aku akan segera mencarinya.”Mayra mengangguk. Itu sudah ranah dr. Derran. Jadi tidak mau ikut campur.Usai berb

  • Dicampakkan Suami Dinikahi Dokter Tampan   Bab 145 Bukan Dia

    “Aku tahu, pasti itu jadi pertanyaan.” Mayra tersenyum. “Waktu itu direktur rumah sakit cabang meminta aku ke rumah sakit pusat. Aku sempat menolak, tetapi dia mengancam akan memecat aku, karena itu aku tetap memilih pindah.”Kalea hanya bisa mengembuskan napasnya kasar.“Jadi dapat atau tidak izin dari Derran, sebenarnya aku tetap akan bekerja di rumah sakit. Aku hanya menghargai dia, karena itu aku berniat meminta izin.”Urusan pekerjaan memang tidak selayaknya dicampur adukkan dengan urusan pribadi. Kalea tahu pasti itu.“Aku sudah tidak mau berhubungan dengan Derran sebenarnya, karena aku tahu seberapa salah aku pada Derran, tapi aku butuh pekerjaan.” Mayra menatap Kalea lekat.Kalea pernah dengar cerita dari suaminya jika dia dan Mayra bercerai karena Mayra memilih pria lain. Saat dipindah tugaskan ke rumah sakit cabang, Mayra menjalin hubungan dengan pengusaha di sana. Hingga akhirnya memilih menikah dengan pengusaha itu dan sejak itu mereka mengakhiri semuanya.Ingin rasanya

  • Dicampakkan Suami Dinikahi Dokter Tampan   Bab 144 Diluruskan

    Mendengar itu Kalea yang sedang memandangi sang anak, segera mengalihkan pandangan ke suaminya.“Tidak. Aku memang kontraksi sejak pagi. Jadi kontraksi yang terjadi murni memang aku sudah mau melahirkan.” Kalea tidak menutupi kejadian sebenarnya. Memang pada kenyataannya, dia sudah merasakan perutnya yang sakit sejak pagi.“Lalu, apa saja yang sudah kamu bicarakan dengan Mayra tadi?” Dr. Derran sangat yakin jika Kalea sempat bicara dengan Mayra, karena operasi tadi cukup lama. Jadi pasti ada waktu yang cukup lama untuk Kalea mengobrol dengan Mayra.“Iya, aku bicara banyak dengan Mayra tadi.”Beberapa jam sebelumnya ....Kalea sampai di restoran. Namun, langkahnya terhenti saat mendapati pesan dari suaminya. Tentu saja itu membuatnya bingung.“Di sini.” Tepat pada saat kebingungan itu terjadi, Kalea melihat Mayra yang sedang melambaikan tangannya. Memberikan isyarat di mana dirinya berada.Kalea sudah berada di restoran dan melihat Mayra, sayang jika pulang, karena itu dia memutuskan u

  • Dicampakkan Suami Dinikahi Dokter Tampan   Bab 143 Selamat Datang

    Dengan satu dorongan terakhir, suara tangisan bayi memenuhi ruangan. Tangis itu begitu nyaring, begitu hidup, menghapus semua rasa sakit dan ketegangan yang baru saja mereka lalui.“Selamat, Kalea, dr. Derran. Bayi laki-laki yang tampan,” ujar dr. Nana, sambil menyerahkan bayi mungil itu ke pelukan Kalea.Kalea menangis tersedu-sedu saat menyentuh bayi itu untuk pertama kalinya. Tubuh mungil dengan kulit merah dan rambut tipis itu begitu sempurna di matanya. “Ini anak kita,” ucap Kalea dengan suara bergetar.Dr. Derran yang selama ini menahan air mata, akhirnya membiarkannya jatuh. Dia mencium kening Kalea, lalu bayi mereka. “Kamu luar biasa, Sayang. Kamu yang terbaik. Terima kasih sudah memberikan aku hadiah terindah ini.”Dr. Derran menatap bayi itu dengan penuh kasih sayang, lalu berkata, “Selamat datang di dunia, anakku. Daddy janji akan selalu ada buat kamu dan Mama.”Saat itu, semua rasa sakit dan ketakutan sirna. Kalea dan dr. Derran saling berpandangan, mengetahui bahwa mereka

  • Dicampakkan Suami Dinikahi Dokter Tampan   Bab 142 Melahirkan

    Mendengar hal itu, dr. Derran segera berlari ke UGD. Pikirannya melayang memikirkan apa yang terjadi pada sang istri.Saat sampai di sana, tak hanya sang istri yang ditemuinya. Ada Mayra juga di sana. Dia yakin jika sang istri dan Mayra sudah bertemu sebelum dirinya datang. Ingin rasanya bertanya, apa yang sudah dilakukan Mayra bersama istrinya. Namun, untuk saat ini tidak seharunya dia bertanya seperti itu. Ada hal yang jauh lebih penting dari itu. Yaitu sang istri. “Sayang, kamu kenapa?” “Kontraksi yang aku rasakan sudah intens. Jadi aku ke sini.” Dr. Derran tentu kaget, karena sang istri tidak ada omongan sama sekali jika kontraksi. “Sayang, kenapa tidak mengatakan padaku?” Rasanya sebagai suami, dr. Derran merasa jahat. “Aku sudah konsultasi dengan dr. Nana. Jadi kamu tidak perlu khawatir.” Kalea mencoba menenangkan. Mungkin karena ini bukan kehamilan pertama, jadi Kalea tampak tenang. Dr. Derran hanya bisa pasrah ketika sang istri sudah mengambil tindakan itu. Artinya mema

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status