Share

Bab 74 - Hancur

Author: Kharamiza
last update Last Updated: 2025-03-23 23:00:56

Lama Alma menunggu, tetapi sang paman tak kunjung muncul. Akhirnya, ia turun dari kursi. Melangkah keluar.

Dia menelusuri lorong kantor, mencari-cari Rafa. Hingga, beberapa saat kemudian, pandangannya menangkap sosok familiar di dalam sebuah ruangan.

“Om Afa!” Alma tersenyum lebar. Akhirnya, ia menemukan Rafa.

Langkah kecilnya pun mendekat, mengintip dari balik pintu kaca, lalu mendorong pintunya pelan-pelan dan menyelip masuk tanpa suara.

Rafa sedang serius berdiskusi dengan rekan kerjanya ketika tangan kecil tiba-tiba menarik lengan bajunya.

“Om Afa, Alma lapar,” bisiknya dengan wajah memelas.

Rafa kasihan melihat raut wajah keponakannya. Sedikit merasa bersalah karena lupa menyimpan makanan untuk Alma. Namun, ia tetap fokus pada presentasi agar cepat selesai.

Alma mengedip-kedipkan mata, berpikir, lalu mencoba strategi baru.

“Om Afa, kalau aku diem, dapat uang jajan tambahan, enggak?”

Rafa mengerja
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Dicampakkan Suami Setelah Mantan Kekasihnya Kembali    Bab 75 - Merasa Bersalah

    Pagi itu, Alma duduk di tepi tempat tidur dengan kaki kecilnya menggantung. Dia sudah rapi, tinggal menunggu Sus Liana memasangkan kaus kaki putih berenda. Sambil memperhatikan gerakan susternya yang mulai memakaikan kaus kakinya, Alma tiba-tiba bertanya, “Sus ... Suster punya suami, enggak?”Suster Liana terkejut. Tangannya yang sedang merapikan kaus kaki Alma sedikit terhenti. Ia mendongak, menatap gadis kecil itu dengan dahi berkerut.Anak sekecil Alma, mengapa menanyakan hal semacam itu?“Suami Sus sudah meninggal karena kecelakaan,” jawabnya pelan. “Memangnya kenapa Alma nanya begitu?”Alma mengayun-ayunkan kakinya sebentar sebelum akhirnya menopang wajah dengan tangan kecilnya. “Bukan apa-apa, Sus. Memangnya suami dan istri itu tinggalnya pisah-pisah, ya?”Suster Liana terdiam. Mencoba mencerna arah pembicaraan Alma. “Kok, Bunda sama Papa tinggalnya pisah-pisah?” lanjut Alma dengan nada polos, kepalanya menoleh k

    Last Updated : 2025-03-24
  • Dicampakkan Suami Setelah Mantan Kekasihnya Kembali    Bab 76 - Akur

    Wanita itu terdiam sejenak, sebelum akhirnya menggeleng pelan, mempererat pelukannya pada Inara. “Kamu ini bicara apa?” tanyanya lembut. “Semenjak kamu masuk ke keluarga kami, kamu itu sudah kami anggap seperti anak sendiri. Sama seperti Damian.”Ia menarik diri sedikit, menatap Inara penuh ketulusan. “Kamu dan Alma tetap keluarga kami, mau bagaimanapun keadaannya. Urusanmu dengan Damian, kami tidak mau ikut campur. Kamu juga boleh datang ke Yogyakarta kapan pun kalian mau. Pintu rumah selalu terbuka untukmu dan Alma.”Air mata Inara yang sempat terhenti, akhirnya jatuh lagi. Namun, ia tetap memaksakan senyum, meski hatinya dihimpit oleh sesak. Merasa sangat beruntung memiliki mereka sebagai mertua. Namun, soal suami, keberuntungan sudah tak berpihak padanya. Namun, setidaknya, ia juga pernah bahagia bersama Damian, walau harus hancur karena orang ketiga.“Pasti, Bu.” Inara melirih. “Nanti kalau ada waktu, aku bawa Alma jalan-

    Last Updated : 2025-03-25
  • Dicampakkan Suami Setelah Mantan Kekasihnya Kembali    Bab 77 - Lupa Status

    Langit cerah membentang luas di atas pantai. Gemuruh ombak bergulung berpadu dengan tawa riang pengunjung yang sedang menikmati liburan akhir pekan.Di antara keramaian itu, Alma dengan semangat berlarian di atas pasir. Inara dan Damian mengawasi dari kejauhan. Tanpa pembicaraan. Sesekali, Damian melirik Inara di sebelahnya. “Papa! Bunda! Cepat sini!” seru Alma sambil melompat-lompat di tepi pantai, melambaikan tangan kecilnya pada mereka.Fokus Damian jadi teralihkan. Keduanya gegas menghampiri Alma. Berjalan berdampingan, selayaknya pasangan yang menikmati hari bersama anak mereka. Keduanya seolah lupa kenyataan kalau dunia mereka tak lagi utuh.“Hati-hati, Sayang. Nanti jatuh!” teriak Inara saat melihat ombak menggulung membasahi kaki kecil Alma. Namun, jauh di lubuk hati, ia tak bisa menyembunyikan senyum bahagia melihat sang putri tampak sangat bahagia.“Bunda, Papa, sini pegang tanganku! Alma mau lompat pas ombak datang!” Alma mena

    Last Updated : 2025-03-26
  • Dicampakkan Suami Setelah Mantan Kekasihnya Kembali    Bab 78 - Pengen Adek

    Inara tersentak ketika wajah Damian kian dekat, begitu sorot matanya yang terasa intens dan panas itu tertuju pada bibirnya seakan hendak menaklukkan sesuatu yang dulu pernah menjadi miliknya.Astaga, ini salah! Inara menggeleng kuat-kuat, dengan cepat mendorong wajah Damian agar menjauh, lantas bangkit dari atas tubuh mantan suaminya itu. Gegas, ia menjauh sambil pura-pura sibuk membersihkan pasir dari tubuhnya. Nyatanya, ia sedang salah tingkah brutal.Di sisi lain, Alma menganggap insiden yang terjadi pada orang tuanya itu cukup mesra, seperti yang sering dilihatnya di TV ketika ia ikut nonton film bersama omanya di mansion.Bocah itu menyipitkan mata nakalnya. “Cie, ciee!” Papa dan Bunda romantis banget kayak di film-film.”Damian terkekeh santai, sama sekali tidak menyangkal. Ia sangat senang dengan insiden itu. Berbeda dengan Inara yang hanya bisa mendengus kesal. Pipinya terasa panas, tetapi matanya tetap tajam melototi

    Last Updated : 2025-03-27
  • Dicampakkan Suami Setelah Mantan Kekasihnya Kembali    Bab 79 - Kesempatan

    Sampai mereka dalam perjalanan pulang, Inara masih tak bisa berpikir jernih. Kepalanya terus terngiang permintaan Alma di pantai tadi yang bahkan BMKG pun tak bisa memprediksinya. Ia bersandar di kursi mobil dengan wajah yang terlihat ditekuk.Punya adek? Permintaan macam apa itu? Dikira prosesnya kayak ngadon donat? Bahkan, kalau hubungan dengan papanya Alma baik-baik saja, Inara tetap tak akan bisa memberikannya dengan mudah. Butuh proses panjang yang hasilnya pun belum tentu berhasil.Damian, yang sedang fokus menyetir, sesekali melirik ke arahnya. Dia tahu persis apa yang ada di pikiran mantan istrinya, tetapi memilih diam. Kalau dia menyinggung hal itu sekarang, Alma pasti kepo ingin tahu segalanya. Tak lama kemudian, mereka akhirnya tiba di mansion keluarga Inara. Wanita itu melepas sabuk pengamannya dan keluar dari mobil. Begitu juga Damian yang buru-buru turun dan membukakan pintu untuk putrinya. “Alma, masuk duluan,

    Last Updated : 2025-03-28
  • Dicampakkan Suami Setelah Mantan Kekasihnya Kembali    Bab 80 - Menikah Lagi?

    “Inara, ada yang ingin Ayah obrolin sama kamu,” ujar sang ayah begitu mereka kembali ke dalam rumah. Kening Inara mengernyit penuh tanya, terlebih mendengar nada suara ayahnya yang cukup tenang, tetapi terdapat keseriusan di dalamnya. Inara mengangguk pada akhirnya. “Aku akan urus Alma dulu, Yah. Setelah itu baru menemui Ayah.” Gegas, ia melangkah ke kamar putrinya, membantu Alma bersih-bersih. Pulang dari pantai, rambut anak itu malah seperti bunga pasir. Keluar dari kamar Alma, Inara melipir ke kamarnya. Membersihkan diri juga. Baru setelah itu, ia menuju ruang tengah, tempat kedua orang tuanya sudah menunggu. Entah mengapa, perasaannya jadi tak nyaman. Apalagi, melihat ekspresi orang tuanya yang sama-sama serius. Entah hal penting apa yang ingin diobrolin? Langsung saja, Inara mengambil tempat di sofa yang berhadapan dengan Ayah ibunya. “Ada apa, Yah?” tanyanya pelan. Ayah mengambil napas barang beberapa saat, lalu bertanya, “Tadi kamu pergi bersama Damian?” Terdiam.

    Last Updated : 2025-03-29
  • Dicampakkan Suami Setelah Mantan Kekasihnya Kembali    Bab 81 - Melamar

    Hati Inara mencelos mendengar kalimat itu. Dengan lembut, ia mengusap punggung putrinya, lalu mengeratkan pelukan, mencoba memberikan ketenangan untuk Alma.“Sayang ....” Suaranya bergetar, nyaris tak terdengar. “Bunda minta maaf sama Alma. Bunda tidak pernah bermaksud membuat Alma merasa sedih.”Namun, permintaan maafnya tak bisa menghapus kesedihan bocah itu. Alma justru makin terisak, menenggelamkan wajahnya dalam dekapan sang bunda, seolah tak ingin melepaskannya.“Tapi, Alma sudah sedih, Bunda. Alma sedih karena ternyata Bunda dan Papa sudah berpisah? Alma sudah tidak memiliki orang tua lengkap lagi. Apa kalian sudah tidak sayang sama Alma?”Inara terdiam. Dadanya terasa sesak. Ia menggigit bibir, menahan air mata yang hampir saja jatuh.Dia tahu, sesakit apa pun hatinya, sang putri-lah orang yang paling terluka.Dengan penuh kasih sayang, Inara mengusap kepala Alma. “Bukan begitu, Sayang ....” Bisikannya lirih nan lembut. “

    Last Updated : 2025-03-30
  • Dicampakkan Suami Setelah Mantan Kekasihnya Kembali    Bab 82 - Papa Baru

    “Ya itu, Ra, orang tua Kita sudah saling mengenal sejak lama. Kamu juga tau itu. Jadi, kita bisa—”“Menikah agar hubungan bisnis mereka makin kuat?” Inara memotong cepat, bahkan sebelum Daffa menyelesaikan kalimatnya. Dia tertawa kecil, menatap Daffa dengan sinis. Senyumnya bengis, seolah tak habis pikir. “Kak Daffa setuju dengan pernikahan bisnis?”“Bukankah itu sudah menjadi hal lumrah di kalangan para pengusaha?” tanya Daffa hati-hati. Sangat menjaga agar Inara tak tersinggung. Ia tahu jelas, Inara adalah salah satu dari sebagian anak pengusaha dan penguasa yang menentang perjodohan sesama anak pengusaha. Sayangnya, karena Inara sudah tersinggung. Tangannya mengepal di bawah meja. Semula dipikir, Daffa itu berbeda dari keluarganya, makanya hingga di usia menginjak kepala 3 belum menikah karena mungkin tidak ingin dijodohkan. Nyatanya, dia sama saja.Kepala mereka hanya diisi dengan bisnis, yang penting menguntungkan kubu mereka.

    Last Updated : 2025-03-31

Latest chapter

  • Dicampakkan Suami Setelah Mantan Kekasihnya Kembali    Bab 129 - Suara Tangis?

    Jauh di sana, Inara duduk di tepi ranjang, membantu Alma berbaring, lalu menarik selimut hingga menutupi hingga ke bahu sang putri. Dielusnya lembut rambut hitam Alma yang masih agak kusut karena kejadian hari ini. Hatinya mencelos tiap kali mengingat betapa nyaris ia kehilangan gadis kecil itu.“Alma, dengar Bunda ya, Sayang ...,” ucap Inara pelan, “Lain kali, kamu tidak boleh sembarangan ikut sama orang asing, apalagi kalau tidak bilang dulu ke Bunda. Bukannya Papa dan Bunda selalu peringati kalau mau ke mana-mana harus izin orang tua. Bunda bisa sangat sedih kalau kamu kenapa-kenapa, Sayang.”Alma mengangguk kecil, matanya memerah merasa bersalah pada sang bunda. “Maaf, Bunda ...,” gumamnya lirih.Inara menghela napas. “Memangnya kenapa kamu bisa ikut mereka, hm?”Alma menggigit bibirnya. “Soalnya … Om Dodi sama Om Jalu bilang disuruh Papa jemput Alma, makanya Alma percaya saja. Lagian, Suster Liana lama banget tidak datang. Jadi, Alm

  • Dicampakkan Suami Setelah Mantan Kekasihnya Kembali    Bab 128 - Rencana

    Damian mematung dengan pandangan keluar jendela selama dalam perjalanan pulang. Meskipun begitu, gemerlap jalanan kota tak sedikit pun menarik perhatiannya. Di sebelahnya, suara riuh Selena yang sibuk menyusun daftar pernikahan terdengar seperti dengungan kosong baginya.“Dam, aku sudah hubungi bridal planner. Biar semuanya cepat. Aku mau semuanya sempurna, Mas. Sudah lama aku menantikan saat-saat ini,” ujarnya sambil memeluk tangan Damian dan meletakkan kepalanya di bahu pria itu.Namun, Damian tidak menjawab, tetap menatap keluar jendela dengan tatapan kosong. Dalam diam, rahangnya mengeras, begitu tangannya yang sontak mengepal kuat. Di pikirannya terbayang wajah kecewa Alma saat ia menolak ajakan putrinya tadi, karena Selena tiba-tiba menariknya seolah dia barang miliknya.Diamnya Damian, tak membuat Selena menyerah. Dia tetap antusias berbicara. “Mas, jangan diam terus, dong. Kamu juga harus memikirkan masa depan kita. Tiga hari lagi kita me

  • Dicampakkan Suami Setelah Mantan Kekasihnya Kembali    Bab 127 - Menang

    Tiba di mansion, Inara menggandeng tangan Alma yang baru bangun menaiki anak tangga kediaman megah keluarganya itu. Rafiq dan Rafa mengapit di sisi kanan dan kirinya. Di belakang mereka, tampak bodyguard dan Suster Liana mengikuti dengan raut yang tampak tegang seolah pasrah menerima nasib mereka setelah ini. Begitu pintu utama terbuka, mereka disambut oleh pemandangan para pelayan yang berdiri berjajar dengan kepala tertunduk. Di tengah ruang tamu megah itu, Pak Baskara duduk di kursi utama dengan sorot matanya yang tajam, sedangkan Bu Anastasia berdiri di sampingnya.Melihat Alma, ia langsung berlari menghampiri sang cucu. Mendekapnya erat seakan menunjukkan sikap takut kehilangan, lalu dengan suara parau berkata, “Alma ... ya Tuhan, kamu tidak apa-apa, Sayang? Apa ada yang terluka?”Alma menggeleng cepat. “Enggak, Oma. Alma baik-baik aja. Untungnya Papa, Bunda, dan semuanya cepat datang tolongin Alma.”“Syukurlah kalau begitu, Sayang

  • Dicampakkan Suami Setelah Mantan Kekasihnya Kembali    Bab 126 - Lebih Pantas

    Inara menoleh pada Daffa yang berdiri tak jauh darinya. Kini, mereka sudah bersiap untuk pulang setelah misi penyelamatan Alma berhasil. Mata Inara masih sembab, tetapi kini perasaannya sudah lebih tenang karena Alma akhirnya berhasil ditemukan dengan selamat. “Kak Daffa ... terima kasih sudah menyelamatkan Alma tadi,” ucapnya lirih dan terdengar sangat tulus, meskipun enggan menatap wajah Daffa. Luka kemarin yang ditorehkan pria itu masih membekas di dasar hatinya dan cukup untuk mengusiknya. “Tidak masalah, Ra.” Daffa menyela sambil tersenyum percaya diri. “Aku tidak akan biarin siapa pun menyakiti Alma atau kamu.”Inara mengangguk pelan. “Aku tau masalah kita cukup rumit … rumit, tapi terlepas dari semua itu, aku berutang nyawa Alma padamu.”Daffa tertawa pelan, menyilangkan tangan di dada. “Kamu jangan berkata seperti itu, Inara. Aku cuma melakukan apa yang seharusnya kulakukan.”Ekspresi Daffa berubah menjadi se

  • Dicampakkan Suami Setelah Mantan Kekasihnya Kembali    Bab 125 - Berkesan

    “Jangan!” Semua orang berteriak panik. Inara sampai menutup mulut sambil menjerit, tubuhnya gemetar, lututnya nyaris rubuh. Tak akan pernah siap melihat Alma kenapa-kenapa. Matanya tak berkedip menatap anak semata wayangnya yang berdiri di ujung rooftop, di bawah cengkeraman seorang wanita tak waras yang dulu juga pernah menghancurkan keluarganya. Namun, ia tidak ada daya untuk melakukan sesuatu. Sementara itu, Damian, Rafiq, dan Rafa kompak bergerak maju. Naluri mereka sama, yakni menyelamatkan Alma, tetapi langkah mereka seketika terhenti ketika melihat tubuh Alma hanya tersentak sedikit. Tidak sampai jatuh. Selena hanya mendorong pelan, cukup sebagai peringatan dan ancaman, tetapi cukup untuk membuat jantung semua orang di sana hampir copot. Tangannya masih menggenggam erat lengan Alma. “Selena! Lepaskan Alma! Jangan main-main dengan nyawa keponakanku!” bentak Rafa, wajahnya merah padam karena marah juga panik. Akan tetapi, Selena hanya menyeringai. Sama sekali tak meras

  • Dicampakkan Suami Setelah Mantan Kekasihnya Kembali    Bab 124 - Nikahi Aku!

    Angin sore itu meniup lembut rambut Alma yang duduk di dekat pagar besi berkarat. Bukannya menangis atau ketakutan seperti anak seusianya ... Alma malah tampak kesal karena disuruh duduk di tempat berbahaya itu sejak tiba tadi.Mulanya, ia pikir akan dibawa ke restoran, rumah atau apa gitu yang elit-elit. Tahu-tahu dibawa ke tempat kayak gini. Entah apa yang menarik di sini? Bibir Alma mengerucut sebal. “Om, Alma mau turun! Anginnya kenceng, nanti Alma masuk angin. Kalau Alma sakit, Om harus tanggung jawab, loh!” gerutunya sambil menyilangkan tangan kecilnya di depan dada. Jalu menahan napas, melirik Dodi yang memegang ponsel setelah memotret Alma diam-diam, hanya bisa mengusap wajah penuh frustrasi.“Bocah ini … bisa-bisanya ngancem kita.”“Alma haus juga! Mau jus strawberry. Kalau enggak ada, biar Alma yang pergi cari sendiri!” Alma mengancam dengan nada lucu dan polosnya. Dodi langsung panik. Ia mendekat ke arah Alma dan Ja

  • Dicampakkan Suami Setelah Mantan Kekasihnya Kembali    Bab 123 - Hilang Jejak

    Di dalam mobil yang terus melaju itu, Alma mulai gelisah. Ia celingak-celinguk melihat keluar jendela. Wajahnya manyun karena bosan sedari tadi naik mobil, tetapi tidak sampai-sampai ke tujuan. Malah, Alma ngerasa mobil hanya berputar-putar tidak jelas di jalan yang sama.“Om, ini jalannya muter-muter terus. Kapan sampainya kita, sih?” gerutunya sambil menopang dagu dengan kedua tangannya. “Pusing Alma naik mobil terus. Lama-lama, Alma muntahin, loh, mobil, Om.”Dodi dan Jalu langsung melotot, saling melempar pandang. “Eh, jangan! Jangan muntah di sini!” seru Dodi panik, sontak menoleh ke belakang. “Nanti muntah kamu bau amisnya kek ikan asin dicampur nasi basi!” “Iya, ih. Jangan jorok di sini!” Jalu mencebik. Betapa tak kuat ia membayangkan membersihkan mobil karena muntah Alma. Ah, baru membayangkan saja ia sudah jijik.Dodi buru-buru menurunkan kaca jendela, berharap angin bisa mendinginkan perut bocah lima tahun itu agar t

  • Dicampakkan Suami Setelah Mantan Kekasihnya Kembali    Bab 122 - Pembuktian

    “Om! Berhenti! Berhenti!” Alma tiba-tiba berteriak dari jok belakang mobil.Sebab, teriakan nan melengking itu membuat Dodi yang menyetir langsung ngerem mendadak. Jidat Jalu sampai kejedot Dashboard dan kepala Alma bertabrakan dengan kursi Jalu.“Astaga, ini bocah! Kenapa, sih, pake teriak-teriak segala? Kamu pikir ini angkot, hah?!” serunya kesal, tetapi juga terlihat panik. Gara-gara Alma yang berteriak sembarangan, kendaraan lain di belakang membunyikan klakson, bahkan ada yang nyaris menabrak pantat mobil.Jalu mengusap jidat sambil menoleh pada Alma. “Ada apa lagi, Alma?”Alma menggigit bibir bawahnya, lalu menatap keduanya bergantian dengan wajah memelas. “Alma ... mau pipis,” katanya akhirnya.Dodi menepuk jidatnya keras-keras. “Astaga, bocah lukcnut! Dari tadi diem, giliran jauh dari rest area baru ngomong!” keluhnya. Entah berapa tingkat lagi stok kesabarannya menghadapi Alma.“Ya kan, tadi belum kerasa, Om. S

  • Dicampakkan Suami Setelah Mantan Kekasihnya Kembali    Bab 121 - Di-ulti Alma

    Deru mobil berhenti mendadak di depan gerbang sekolah. Andrew buru-buru turun dan membuka pintu untuk sang atasan. Damian turun lebih dulu, walau kakinya masih sedikit sakit, ia tetap siaga menyambut Inara turun dari mobilnya. Dia kasihan, wajah wanita itu pucat. Matanya sembap, bahkan tubuhnya sangat lemas seolah jiwanya ikut melayang bersama hilangnya sang putri.Mereka berganung dengan Arvin, Genta, Suster Liana, dan yang lainnya yang lebih dulu tiba.Melihat kedatangan Inara, guru Alma terlihat sangat gelisah. Wajahnya memdadak pucat.“Bu Inara, saya mohon maaf … saya benar-benar tidak menyangka kalau kejadiannya bakal seperti itu.” Suara wanita itu terdengar berat. “Orang itu bilang utusan papanya Alma, terus Alma percaya saja, dan saya pikir Alma mengenalnya. Tidak taunya malah seperti ini. Saya sangat bersalah dan menyesal, Bu. Saya tidak teliti.”Inara menunduk, tak bisa berkata-kata. Lututnya lemas. Damian refleks menopangnya, m

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status