Share

Satu Tamparan. 20

Bab 20

Satu Tamparan

"Lagi-lagi menunggu mereka terasa lama," ucap Tarfi'ah ngomong sendiri.

Nabilla sudah tidur. Seperti kemarin, Tarfi'ah menunggu tetangganya itu pulang sidang, duduk di teras depan rumahnya.

Ia terus scroll sosial media. Tapi dia tak menemukan apa-apa. Karena sidang kali ini sidang tertutup.

"Kalau kemarin aku menemukan sesuatu di sosial media, sekarang aku harus cari tahu di mana? Sidangnya berjalan tertutup," ucap Tarfi'ah masih ngomong sendiri.

Ia menoleh ke arah jalan. Berharap saat ia menoleh ke arah jalan, matanya melihat Tamam datang.

"Kok lama sekali, ya? Semoga sidangnya tidak terjadi huru-hara!" ucap Tarfi'ah. Suasana hatinya memang sangat cemas.

Berkali-kali dia menautkan sepuluh jemarinya. Berkali-kali dia meremas jemarinya sendiri. Agar dia bisa sedikit saja merasakan tenangnya hati.

"Segininya kah aku mengharapkan Mas Tamam? Atau aku cemas karena hanya rasa simpati saja?" ucap Tarfi'ah dalam hati. Dia sendiri terkadang juga bingung dengan hati d
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status