Share

Bab 40: Nada Dingin Yang Menggetarkanku

“Simpan dulu pisaumu, Wirda,” kataku yang juga agak tegang dengan perubahan sikapnya yang drastis.

“Dengar, Mas. Aku tidak mau pindah rumah!” katanya sembari mengacungkan pisaunya sesaat ke arahku, lalu ia kembali berlalu ke dapur dan kudengar ia memotong daging sapi kembali di talenan besar.

BRAAAK...BRAAK... BRAAK.

“Apa kau tidak menyadarinya, Wirda?” kataku di bibir pintu penghubung ruang makan dan ruang keluarga itu. “Sejak kita berada di rumah ini, hal-hal aneh selalu datang menyertai kita. Kau seharusnya sepenuhnya menyadari itu, Wirda. Kita tidak bisa tinggal di sini lebih lama. Kita harus pindah dari sini...”

“Tidak, Mas. Aku bilang, tidak, ya tidak!”

“Lalu apa alasanmu?! Kau sama sekali tidak memberitahu alasanmu apa! Kau ingin bertahan seperti ini, hah?”

“Bukan rumah ini yang menjadi masalahnya, tapi kita.”

Aku mulai agak emosi.

“Ya. Aku tahu. Tapi, apa kau melupakan begitu saja keganjilan yang terjadi sejak kita pindah ke rumah ini?! Dimulai dari mimpi anehmu. Mimpi
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status