Terjerat Cinta Pria Misterius

Terjerat Cinta Pria Misterius

By:  Fisabilillah  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
1 rating
6Chapters
861views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Bagaimana rasanya jika kamu harus serumah dengan mantan dan abangnya mantan alias orang yang telah menjadi suamimu? Bukan cerita biasa. Disinilah kamu akan merasakan bagaimana rasanya dinikahi oleh lelaki psikopat gila dengan segala tingkah anehnya yang membuatmu selalu merinding! Inilah kisah laki-laki misterius dengan segala pembantaiannya yang harus bertemu dengan Gasa. Dapatkah Gasa terus menghindar dari Yan? Apa alasan Yan bersikeras menikahi Gasa? Baca sampai tamat, jangan lupa berikan vote, komentar, dan gem yang melimpah agar author semakin semangat, ya! Arigatou Gozaimaze.

View More
Terjerat Cinta Pria Misterius Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
icher
Baca blurb nya aja udah bikin penasaran. aku masukin rak ya. Semangat teruz, thor
2022-03-17 16:22:00
1
6 Chapters
Bab 1: Pembantaian
BUGH!!! "Ampun, kak! Ampuni aku!!!!" Laki-laki berkostum hitam itu merintih memohon-mohon setengah membungkuk. Akan tetapi pria di hadapannya terus saja menghujamnya dengan tinjauan yang semakin keras. Merekalah geng pemberontak sekolah yang biasa dibicarakan para siswa di sekolah ini.  Biasanya, dalam hitungan sepersekian detik. Siswa atau siswi yang tak sengaja melihat perlakuan brutal mereka akan langsung berbalik badan dan seolah-olah tidak pernah melihat kejadian tersebut. Sampai sekarang, tidak ada seorang pun yang pernah berani melaporkannya. "Pukul dia sampai sekarat! Jangan biarkan murid yang lewat sini pergi tanpa dapat ancaman!" Laki-laki bertubuh kecil kurus itu memberikan secarik kertas lusuh yang bagian ujungnya sedikit robek kepada laki-laki yang sedang menggores pisau pada pengasahnya.  "Hentikan!!! Apa-apaan ini! Semuanya bubar! Kalian gila?! Mau saya laporkan kesiswaan, ha
Read more
Bab 2: Mengikuti Wanita Aneh
"Semoga hari ini nggak ada yang mengusik mood saya …" wanita dengan pakaian rumahan dan rambut dicepol itu melangkah masuk ke dalam rental komik "Ha … benar kata mereka. Sepertinya saya terlalu capek ...," batinnya berharap demikian. Langkah kakinya mengantarkannya pada tempat yang seharusnya tak dia kunjungi. Hari ini Gasa memilih untuk mengunjungi rental komik langganannya. "Pilih maksimal dua, ya!" kata pak tua pemilik rental komik yang sedang membaca koran. Senandung lagu itu terdengar dari gumaman mulut wanita itu. Setiap langkahnya terdengar riang. Diambil earphone berwarna monochrome itu, dia memasangnya dengan 'cara' yang tidak biasa. Earphonenya dipasang terbalik supaya bisa digunakan dalam jangka yang lama.  
Read more
Bab 3: Mulai Terungkap
Angin berembus kencang berlawanan pada arah jalan mereka. Kulit Gasa mendadak terasa dingin juga sangat merinding. Beberapa debu sudah menempati ruang mata gadis itu. Yan yang tak pernah melepaskan pandangannya segera ambil alih ketika melihat 'sesuatu' mencoba mengusik Gasa. "Menyingkir! Sialan ... masih saja, ya. Dasar kurang kerjaan!" hina Yan menatap tajam ke arah makhluk itu. Tangan kanannya cekatan merangkul Gasa yang hampir tersentuh oleh hantu-hantu sialan itu. Sedangkan tangannya yang lain mendorong jauh makhluk itu. Akan tetapi, sialnya makhluk-makhluk lain ikut membantu makhluk itu.  "Kenapa? Apa tadi Anda bilang? Kurang kerjaan? Maksud Anda, saya begitu?" tanya Gasa dengan nada suara menginterogasi. Lirikan matanya sungguh tajam.  Terdengar helaan napas Yan yang kini fokus menatap mata Gasa yang juga menatapnya. "Tutup mata kau. Tahan napas bersama. Ikuti gerakan saya," bisik Yan yang tiba-tiba meme
Read more
Bab 4: Serumah dengan Si Gila
"Ah! Anda! Kenapa Anda bisa ada di sini?! Keluar! Keluar sekarang juga!!!" teriak Gasa yang tersentak saat melihat seseorang yang familiar sedang bertopang dagu memperhatikannya dengan jarak yang sangat dekat.  "Istri sudah bangu—" kata Yan mencoba menyentuh tangannya dengan wajah polos. Terlihat cekungan hitam pada kedua kantung mata lelaki itu.  "Bajingan … Berapa kali saya harus bilang, hah?! Jangan sembarang sentuh-sentuh!!!" protesnya, kemudian melirik sinis lelaki itu. Didorongnya tubuh besar itu tanpa mempedulikan apa yang sebenarnya terjadi. Sekarang tatapannya terlihat menghina lelaki yang tersungkur itu. "Istri … Apakah saya telah buat kesalahan—"  "Dengar gak, sih?!!! Saya bilang keluar, ya, keluar dong!!!" Gasa berteriak lagi. Kali ini dia menyabetkan sapu lidi padanya. Itu semakin aneh ketika Yan tidak memberontak sedikitpun. 
Read more
Menang atau kalah?
Di dalam kamar Yan, Gasa merapikan barang-barangnya pada box yang dia bawa. Raut wajah itu tak kunjung membaik. Melihat itu, Yan segera mendekatinya dengan harapan bisa mencairkan suasana. "Gasa, apakah kamu …." Yan tidak melanjutkan ucapannya, karena sekarang Gasa sudah menutupi dirinya dengan selimut. Mungkin kejadian hari ini membuatnya lelah. Yan mendengus lemah.Dia ikut berbaring di samping Gasa. Posisinya tidak membelakangi wanita itu. Menatapnya dengan intens yang jarak mereka hanya sekitar 15 cm. "Jangan melihatku," ucap Gasa dengan mata yang masih terpejam.Dahi Yan mengerut sempurna. Dia bingung atas ucapan Gasa, namun lebih memilih bungkam. Berjalan pelan-pelan dengan santai, seolah Gasa tak menghiraukan kepergiannya malam ini. Kini dia sudah bersiap pada pertemuan itu. Beruntung, Hal sepertinya tidak begadang malam ini. Karena Yan tidak melihatnya sepanjang arah teras rumah. Langkahnya sangat cepat. Bun
Read more
Salah paham
"Wah …." Yan menahan kalimatnya dengan mulut membulat. Dia membuat petugas itu pasrah sepenuhnya. Terdengar helaan napas panjang serta raut wajah ditekuk. Sesaat sang petugas baru melepaskan beberapa kancing baju seragamnya, namun Yan menahannya seraya tersenyum manis. Senyum yang belum pernah dilihat siapapun."Saya kurang 0,9 persen. Itu artinya kamu harus berterimakasih pada saya, 'kan? Ah, tolong jangan—" Mendengarnya membuat petugas tersenyum lebar. Dia langsung tahu apa yang Yan inginkan."Iya, baiklah. Terimakasih banyak, Tuan! Sungguh—" Baru saja dia ingin lebih berantusias menerima kebaikan langka dari Yan yang terkenal kekejamannya. Namun lelaki itu sudah bertingkah normal lagi."Cepatlah! Waktuku untuk kabur tak banyak!" desak Yan mengeluarkan aura kegelapannya sebagai basic memperkuat sosoknya yang tak kenal ampun.Petugas itu mengangguk, dan segera memberikan hukuman favorit Yan. Menyabetnya, menyisakan luka merah di punggung lelaki i
Read more
DMCA.com Protection Status