Perjalanan dari Stasiun Solo Balapan ke kampung memakan waktu hampir satu jam lebih lama dari biasanya karena terjadi kemacetan di beberapa titik menuju arah kampung Melati.Kampung Melati bernama Desa Manggis karena sejak dulu sampai sekarang banyak pohon manggis di setiap rumah warga. Dulu semua warga di Desa Manggis mempunyai pohon manggis, tapi sekarang sudah ada beberapa pohon yang di tebang karena perluasan lahan untuk pelebaran rumah.Begitu mereka memasuki Desa Manggis, mereka langsung di suguhi pemandangan pohon manggis yang cukup besar di sepanjang jalan. Bahkan di area persawahan juga terdapat pohon manggis.Melati sudah bangun sejak memasuki gerbang desa karena teriakan Rendi yang sangat bersemangat melihat jalan yang dipenuhi pohon manggis yang sudah berbuah.Sesampainya mereka di depan rumah Melati, mereka langsung turun dari taksi dan mengambil koper dan tas mereka dari bagasi. Setelah semua diturunkan Melati membayar ongkos taksi, tapi saat akan membayar Abisatya mence
Sekitar sepuluh menit mereka menunggu akhirnya orang tua Melati pulang dari rumah Pakde Muklis, Melati menghampiri Orang tuanya dan menyalami mereka."Kok pulang gak ngasih kabar Mak sama Bapak to nduk" Bapak dan Mamak mengulurkan tangan untuk di salami oleh Melati."Iya Mak, mau ngasih kejutan" jawab Melati dengan senyum.Bapak Melati melihat Abisatya dan Rendi yang ada di teras dengan bingun, pasalnya dia belum pernah melihat mereka."Itu siapa Nduk? calonmu?" canda BapakMelati memasang wajah cemberut mendengar candaan Bapak, "Enggak to Pak, itu temen. Anaknya mau ikut aku pulang, jadi mau gak mau Ayahnya juga ikut""Lah Ibunya kemana Nduk? kok malah Ayahnya yang ikut" Bapak heran mendengar hanya Ayahnya yang ikut mendampingi bukan ibunya."Ibunya udah gak ada Mak" Mak dan Bapak hanya mengangguk saja."Ayo Mak, Pak. Tak kenalin sama mereka" Melati dan orang tuanya berjalan menghampiri Rendi dan Abisatya yang sedang duduk di teras."Ini Mak sama Bapak Kak Melati, Rendi ayo perkenala
Semua orang berkumpul bersama di ruang makan untuk makan malam, Mamak sibuk menata piring di meja makan di bantu Melati. Sedangkan Bapak, Abisatya dan Rendi sudah duduk manis di meja.Setelah semua hidangan di sajikan, mereka mulai menyantap makanan yang ada di atas meja. Hidangan yang Mamak buat hari ini ada berbagai macam seperti tumis bunga pepaya, tempe dan tahu goreng, ikan nila bumbu asam manis yang di ambil dari kolam yang ada di belakang rumah, dan pecel sayur bayam.Rendi sangat penasaran dengan tumis bunga pepaya, dia belum pernah melihat bunga yang di jadikan hidangan."Kak, ini bunga apa? kenapa kita makan bunga? ini bunga melati ya?" semua orang tertawa mendengar pertanyaan polos Rendi kecuali Abisatya yang hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum ringan."Ini bunga pepaya, biasanya kita masak dengan cara di tumis. Bukan bunga melati, mana mungkin Kakak berani makan bunga melati nanti malah di samperin mbk kunti" jelas Melati sambil bercanda, sayangnya Rendi malah ta
Di sore hari Rendi pergi ke lapangan untuk bermain dengan anak - anak lainnya sesuai dengan janji mereka siang tadi. Awalnya Melati dan Abisatya akan menemani pergi bermain, tapi Rendi menolak karena dia beralasan sudah tau jalannya. Melati dan Abisatya akhirnya mengizinkan Rendi pergi bermain sendiri.Setelah Rendi pergi bermain, Abisatya melanjutkan kerjaannya di dalam kamar. Sedangkan Melati menyapu dan menyirami halaman depan. Bapak sejak siang tadi sudah pergi ke masjid untuk persiapan Idul Adha besok, sedangkan Mamak malah asik bergosip di rumah tetangga. Padahal anaknya sedang ada di rumah tapi Mamak malah lebih memilih bergosip dengan tetangga.Cuaca hari ini yang cukup panas membuat Abisatya kepanasan di dalam kamar walaupun sudah ada kipas angin. Akhirnya Abisatya pergi ke teras untuk melanjutkan pekerjaannya.Saat Abisatya berada di pintu, dia melihat Melati yang sedang menyapu halaman. Kemudian Abisatya duduk di kursi dan melanjutkan pekerjaannya, sesekali Abisatya melihat
Setelah sholat Isya semua orang bersiap untuk ikut takbir keliling kecuali Bapak yang masih mengurus persiapan kurban untuk besok di Masjid. Mereka bertiga berjalan bersama menuju Masjid dengan membawa obor yang belum menyala, di sepanjang jalan banyak orang yang pergi menuju masjid untuk mengikuti acara takbir keliling."Banyak sekali orang yang mau ikut takbir keliling" seru Rendi dengan takjub melihat banyak orang di masjid."Tentu saja banyak orang, malam takbir pasti ramai. Memang Rendi belum pernah melihat takbir keliling?" Tanya Melati."Biasanya cuma kedengaran suara takbir dari masjid saja" jawab Rendi."Nah, sekarang Rendi bisa merasakan suasana malam takbiran yang meriah" Rendi mengangguk bahagia.Mereka kemudian menghampiri Bapak yang sedang membantu beberapa orang untuk menyalakan obor."Kakek" sapa Rendi."Rendi sudah datang, sini Kakek bantu menyalakan obornya" Bapak kemudian memgambil obor di tangan Rendi dan mendekatkan ke obor miliknya yang sudah menyala."Ini hati -
Ke esokan harinya, setelah sholat subuh semua orang sudah sibuk persiapan untuk sholat Ied. Melati menunggu giliran mandi di deoan kamar mandi, dia tidak tau siapa yang sedang mandi di dalam.Saat pintu di buka, Melati melihat Abisatya keluar dari dalam kamar mandi. Melati terpesona sejenak melihat Abisatya yang rambutnya masih basah, tetesan air jatuh ke wajahnya yang sempurna tanpa cacat."Masyaallah" batin Melati.Abisatya yang melihat Melati diam mematung tersenyum tipis, "Buruan mandi, jangan lihat saya terus. Nanti jadi suka"Melati yang kepergok Abisatya langsung salah tingkah, "Apaan sih, jangan kepedean deh" elak Melati untuk menghilangkan kegugupannya.Abisatya tertawa lirih kemudian pergi meninggalkan Melati sendirian, Melati buru - buru masuk ke dalam kamar madi. Setelah mandi Melati pergi ke kamar tamu untuk membangunkan Rendi yang tertidur setelah sholat subuh."Rendi ayo bangun, mau ikut sholat Ied gak?" Melati menggoyangkan tubuh Rendi dengan pelan, tapi Rendi malah te
Mamak dan Melati langsung ke dapur untuk memotong daging dan menyiapkan bumbunya, rencananya mereka akan membuat sate dan gulai. Sedangkan Bapak, Abisatya dan Rendi pergi ke halaman belakang untuk mengolah kepala kambing dan kaki kambing yang mereka dapat."Mel, kamu buat bumbu gulai dan satenya. Dagingnya biar Mamak potong lebih kecil" perintah Mamak"Oke Mak, gulainya kita pakai yang bagian jeroannya. Jangan di campur nanti mak" Melati menganggukkan kepalnya sambil menjawab perintah Mamak."Iya Mamak tau" jawab Mamak sambil mengeluarkan semua daging ke dalam baskom.Bumbu pertama yang akan di buat Melati adalah bumbu gulai, mulai mengupas bawang - bawangan terlebih dahulu. Setelah itu melati mencari jahe, kunyit dan laos, tapi Melati tidak menemukannya di keranjang."Mak ini jahe, kunyit sama laosnya mana?" Tanya Melati."Dikeranjang gak ada?" Mamak balas tanya ke Melati."Gak ada Mak, kalau ada gak mungkin aku tanya" jawab Mamak."Kalau enggak ada, kamu cari di belakang rumah" Melat
Pagi ini Melati berencana mengajak Rendi memancing di sungai, cuaca hari ini sangat mendukung untuk memancing. Melati memeriksa alat pancing di gudang apakah masih bagus atau tidak, untungnya masih bagus. Melati mengeluarkan tiga alat pancing dari gudang dan mengambil ember kecil di kamar mandi."Kak Melati mau kemana membawa itu semua?" Tanya Rendi."Kakak mau mengajak Rendi memancing di sungai, Rendi mau ikut tidak?" Rendi langsung setuju dengan ajakannya dan pergi ke kamar berganti baju."Panggil Ayahmu juga, biar tambah rame" pinta Melati saat Rendi berjalan ke kamar, Rendi mengacungkan jempolnya ke atas membalas permintaan Melati.Melati menunggu Rendi dan Abisatya di teras, sekitar sepuluh menit kemudian mereka keluar dari rumah."Kalian sudah siap?" Tanya Melati."Sudah Kak, ayo berangkat" Rendi dengan semangat menjawab, sedangkan Abisatya hanya mengangguk saja da mengambil ember di samping kursi.Saat Abisatya melihat ke dalam ember, dia tidak melihat ada umpan yang akan di gu