Share

AKU MAU KITA PUTUS

Author: Rita Hawa
last update Last Updated: 2024-08-07 22:09:10

Natasha mengangkat wajahnya, menyeka air matanya dan menatap Leon dengan penuh kebencian.

Ia mengabaikannya dan dengan kasar memberikan dokumen yang baru saja ia print. "Pekerjaanku sudah selesai, aku akan pulang sekarang. Permisi!"

Natasha buru-buru mengambil tasnya dan meninggalkan Leon, namun Leon dengan cepat mencegahnya. Ia segera memblokir jalan Natasha dengan langkahnya yang besar.

"Pulanglah denganku!"

Natasha menyipitkan matanya dan menatap Leon dengan penuh selidik. "Apa aku tidak salah dengar?" batinnya.

"Jangan banyak berpikir, aku tidak punya banyak waktu," Leon mengingatkannya dengan angkuh.

"Aku harus bertemu Keenan sore ini, jadi lebih baik Pak Leon pulang sendiri. Aku bisa naik taksi."

"Aku hanya ingin memastikan kalau kamu tidak akan ingkar janji."

Kekesalan muncul di wajah Natasha yang berubah sangat muram. "Baiklah!"

Apa lagi yang bisa ia lakukan selain pasrah dengan orang kejam seperti Leon.

Di pintu utama, Yunka dan Mauren membelalak kaget melihat Bos kejamnya berjalan berdampingan bersama Natasha.

Meski terlihat seperti orang bermusuhan, namun mereka berdua tidak bisa melawan asumsinya kalau mereka seperti pasangan sempurna.

"Pak Leon," sapa Mauren dan Yunka setengah membungkuk begitu Leon melewatinya.

Meski begitu Leon mengabaikan mereka berdua dan terus berjalan ke arah mobilnya. Rolls Royce hitam sudah menunggunya.

Mauren dan Yunka yang sudah terbiasa dengan sikap bosnya yang seperti itu, memilih mengabaikannya dan beralih ke Natasha.

"Nat, kamu kusut banget. Kenapa?"

Belum sempat Natasha menjawab pertanyaan Yunka, Leon yang duduk di kursi belakang membuka sedikit jendelanya dan menatap tajam ke arah Natasha.

"Aku tunggu kalian di rumah besok pagi." Natasha berkata dengan gugup sambil melambaikan tangannya pada kedua temannya.

Kemudian ia berlari ke arah mobil Leon dan menyelinap masuk ke dalamnya.

"Natasha pulang bareng Pak Leon, Yun?!" Mauren mendadak ingin pingsan.

"Ya Tuhan, tolong selamatkan Natasha." Yunka berdoa dengan sungguh-sungguh.

"Apa kita perlu menghubungi Keenan?"

Yunka mengangguk dengan serius dan menyuruh Mauren menghubungi Keenan dengan cepat.

"Bagaimana Ren?"

"Keenan non aktif."

"Ya Tuhan, apa yang harus kita lakukan?"

Mauren mengedikkan bahunya, pada saat itu taksi yang mereka pesan sudah tiba. Yunka langsung menarik Mauren untuk segera masuk taksi.

"Pak ngebut ya. Ikuti Rolls Royce hitam yang ada di depan. Jangan sampai lolos."

"Siap."

Sementara di mobil Leon, suasananya persis rumah kosong yang tidak berpenghuni bertahun-tahun.

Meski duduk satu kursi, Natasha dan Leon enggan bicara satu sama lain dan memilih sibuk dengan pemikiran masing-masing.

Pada saat itu ponsel Natasha berbunyi, panggilan dari Keenan. Natasha melirik ke arah Leon sebelum ia menerima panggilan dari Keenan dengan sangat hati-hati.

"Nat, sorry tadi aku ngecas jadi ponselku non aktif, aku juga baru selesai take iklan yang aku ceritakan kemarin. Kamu di mana sekarang?"

"Aku... sudah on the way ke cafe." Natasha berkata dengan suara yang serak, berusaha menahan kesedihannya.

"Maaf ya Sayang, padahal aku janji akan jemput kamu."

"It's okey, aku tunggu kamu di cafe."

Natasha kemudian mematikan panggilannya segera, ia tidak tahan lagi mendengar suara Keenan, hatinya bergejolak tak karuan.

Natasha menyimpan ponselnya dan ia menyeka air matanya dengan punggung tangannya. Leon melirik sekilas dan setelahnya ia acuh.

Tiba di cafe Aurora, Natasha langsung membuka pintu mobil dan mengabaikan Leon. Siapa sangka Leon justru ikut turun dengannya.

"Pak Leon, anda tidak harus ikut kan? Ini privasi saya dengan Keenan."

Leon tersenyum getir sebelum ia berkata dengan penuh ancaman, "Semua CCTV di cafe ini sekarang terhubung dengan ponselku, jadi jangan mencoba untuk mengelabuiku dan lakukan sesuai janjimu, kalau tidak..."

"Pak Leon cukup!" Natasha setengah membentak dan ia menatap tajam ke arah Leon, ia yang awalnya takut menghadapi Leon sekarang berubah menjadi penuh dendam karena telah kehilangan kesabaran. "Aku tahu apa yang harus aku lakukan!"

Leon menyeringai sinis memandang punggung ramping tubuh Natasha yang berangsur pergi dari pandangannya.

Sementara Grant, asisten Leon yang berdiri di sampingnya, menunjukkan ekspresi yang rumit, setengah kaget juga melihat Natasha yang berani membentak patung es berlidah tajam seperti Leon.

Ia jadi berubah mengkhawatirkan Natasha, takut setelah ini Leon akan tidak terima dan berbuat kejam pada gadis cantik itu.

Di cafe Aurora, Natasha duduk dengan perasaan campur aduk. Sambil menunggu Keenan datang, ia menyesap kopi yang ia pesan dengan mata yang berkaca-kaca.

Tak menyangka hubungan yang ia jaga selama lima tahun ini harus berakhir menyedihkan. Natasha tiba-tiba membenci kedua orang tuanya juga Leon.

"Nat," suara bariton yang penuh kharismatik terdengar familiar mencapai telinganya.

Siapa lagi kalau bukan Keenan.

"Sudah lama menunggu?" tanyanya.

Natasha menggeleng sambil berusaha menahan air matanya. Melihat gadis di depannya tak banyak bicara seperti biasanya, Keenan menyipitkan matanya dan memandang Natasha dengan curiga.

"Kenapa Sayang? Kamu terlihat berbeda hari ini."

"Aku..." air mata Natasha mengalir pelan.

Keenan buru-buru mengulurkan tangannya untuk menyeka air mata Natasha.

"Katakan, apa yang membuatmu sedih seperti ini?"

Suara Natasha tercekat, ia hanya memandang Keenan dengan senyuman, meski air matanya mengalir semakin deras.

Pada saat seperti itu, ponsel Natasha berdering nada khusus, sebuah pesan dari Leon.

[Jangan bertele-tele!]

Natasha melenguh nafas berat dan menyimpan kembali ponselnya.

"Sayang!"

Keenan kembali menegurnya sambil ingin menyeka air mata Natasha, namun Natasha menolak.

"Aku mau kita putus Nan."

Keenan tertegun sebentar sebelum ia bertanya dengan heran, "Natasha, sebenarnya apa yang terjadi denganmu?"

Natasha menggeleng cepat dan kembali berkata dengan tegas, "Aku hanya ingin kita putus dan jangan ganggu aku lagi mulai sekarang."

"Tapi kenapa?" Kemarahan mulai menyebar di wajah tampannya.

"Aku akan menikah dengan Pak Leon."

Keenan tertawa frustasi. "Aku yakin seseorang pasti telah menekanmu, iya kan?"

Natasha menggigit bibirnya sebelum ia menggeleng tak berdaya.

"Papa menyuruhku menikah dan aku pikir Pak Leon lebih baik daripada kamu Nan, kamu tidak pernah serius padaku." Natasha mencoba berkilah, padahal hatinya sangat hancur sekarang.

"Nat, aku tidak percaya kamu akan...."

"Tapi aku memang seperti itu Nan, faktanya.” Wanita itu memotong kalimat Keenan dengan nada frustrasi. Natasha meraih tasnya dan sebelum meninggalkan Keenan, ia kembali berujar, “Jadi lupakan aku. Semuanya sudah berakhir di sini." 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dijodohkan Dengan CEO Arogan: Aku Sangat Membencinya   KEJUTAN LAGI

    “Apakah akan turun hujan lebat malam ini?”Leon mengerutkan keningnya dan menatap Natasha yang tersenyum menggoda padanya.“Wanita selalu benar.” Dia mengeluh.Natasha terkekeh dan dengan sayang menatap Leon yang sedang cemberut padanya.Dia membelai pipi putih suaminya yang sehalus patung paling sempurna itu sambil tersenyum penuh kebahagiaan.“Aku senang kamu sekarang bisa meminta maaf ketika kamu melakukan kesalahan.”"Saya belajar dengan susah payah." Jawab Leon.“Terima kasih atas usahamu.”Leon hanya bergumam dan dia mengajak Natasha kembali ke apartemennya dan bertanya, "Ini ulang tahun pertamaku bersamamu, tapi kamu tidak membelikanku kue."Natasha tertawa saat menyadarinya.Dia mengusap lengan suaminya dan berkata dengan lembut, "Kupikir satu hadiah akan cukup untuk seseorang yang serius sepertimu.""Hmm lain kali kamu harus membawakannya untukku.""Setuju."Leon tersenyum sambil mengantar Natasha kembali ke apartemennya.sedangkan Natasha, ternyata saat ini dia seperti wanit

  • Dijodohkan Dengan CEO Arogan: Aku Sangat Membencinya   MAAF SAYANG

    Natasha sudah siap dalam balutan gaun berwarna biru lembut yang dibeli Leon beberapa hari lalu, lengkap dengan beberapa makanan di meja makan dan sebuah bros emas berhiaskan berlian asli di tangannya.Namun Leon belum juga datang, padahal waktu sudah hampir jam 9 malam.Natasha menelepon bolak-balik tetapi panggilannya selalu tidak dijawab.Dia mulai khawatir dan khawatir, takut jika Leon terlalu kecewa dan marah padanya tadi sehingga dia tidak pulang malam ini.Membuat Natasha sangat kesal di tempatnya sehingga berulang kali ia duduk dan berdiri lalu mondar-mandir seperti sedang menyetrika pakaian.Dia kemudian menghubungi Grant, karena hanya dia yang mengetahui semua jadwal Leon.Panggilan itu tersambung secepat kilat dan membuat Natasha sedikit lega."Selamat malam, Bu Natasha. Apakah ada yang bisa saya bantu?"Suara ramah Grant segera mencapai telinganya."Apa Leon masih di kantor?""Pak Leon sudah pulang sekitar 20 menit yang lalu. Belum sampai?""Belum, apa menurutmu dia tidak a

  • Dijodohkan Dengan CEO Arogan: Aku Sangat Membencinya   REGAN BAD MOOD

    Karena sampai saat ini Natasha belum diijinkan oleh Leon untuk pergi ke kantor, maka dari itu dia pergi ke taman dan duduk di ayunan sambil berpikir keras.Dia terus mengingat rangkaian kejadian khusus apa saja yang berkaitan dengan dirinya dan Leon, namun dia tidak dapat menemukannya, dia terus mencoba hingga dia teringat sesuatu."Apakah hari ini ulang tahunnya?"Natasha tersenyum kecil sambil menggeleng saat menyadari Leon sedang marah padanya seperti anak kecil yang ibunya tidak membelikan mainan untuknya.Mengingat kejadian tadi, Natasha merasa ingin tertawa, ia kemudian mempunyai ide untuk memberikan sesuatu di hari ulang tahun Leon, maka ia pun masuk ke dalam villa untuk mencari buku sketsanya.Di saat yang sama, dia menghubungi Angel untuk memastikan."Iya Natasha, ada apa? apa kamu sudah memberi kejutan pada kakakku hari ini?""Jadi, benar ya hari ini hari ulang tahunnya?""iyalah, kenapa? Jangan bilang kamu belum mengucapkannya."Seolah melihat Angel di depannya, Natasha men

  • Dijodohkan Dengan CEO Arogan: Aku Sangat Membencinya   AKU SUDAH BERKOMITMEN DENGAN NATASHA

    "Tante Yola ingin Leon dan Natasha bercerai, apa kamu tidak mau bekerja sama denganku?"Nick yang sedang memeriksa dokumen di ruang kerja pribadinya, mengangkat kepalanya dan melihat ke arah sumber suara yang baru saja memasuki ruangannya.“Sebenarnya aku tidak tertarik bekerjasama denganmu.”"Oh ya?" Selena tertawa sambil berjalan menuju kursi Nick dan melingkarkan lengan rampingnya di leher Nick dari belakang."Come on Nick, kamu bisa mendekati Natasha dan aku akan menjaga Leon, kamu harus berterima kasih padaku karena telah menawarkan kerjasama yang sangat menguntungkan ini."Nick berusaha melepaskan diri dari tangan Selena yang menempel manja di lehernya."Lepas!""Ya Tuhan, baiklah. Bagaimana?""Sejujurnya, tanpa kamu meminta kerja sama, aku sudah bertekad untuk tetap mendekati Natasha. Aku mencintainya sejak kami masih sekolah, dan sampai saat ini aku belum bisa memilikinya?"Tawa Selena semakin lebar."Aku tidak menyangka seorang casanova sepertimu ternyata adalah pejuang cinta

  • Dijodohkan Dengan CEO Arogan: Aku Sangat Membencinya   MEMINTA SELENA KEMBALI PADA LEON

    "Leon, umur mommy tidak akan lama lagi, kenapa kamu begitu tidak berperasaan?" Yola memohon dengan air matanya yang menyedihkan.Bukannya kasihan, Leon malah tersenyum mencemooh."Apa mommy tidak takut jika itu menjadi kenyataan?" Leon bertanya dengan sinis."Apa menurutmu mommy berbohong padamu?" Yola berteriak di sela-sela semburan air matanya.“Mommy selalu menggunakan cara ini berulang kali.” Kebencian muncul di wajah Leon yang terlihat semakin muram.Yola yang kehabisan akal untuk membalas perkataan putranya hanya terisak dan terlihat semakin menyedihkan.Di sela-sela pertengkaran mama dan kakaknya, Angel merasa perlu angkat bicara.“Mom, bukannya aku membela Leon, tapi tolong pikirkan perasaan Natasha, sebelumnya dia sudah banyak berkorban hanya untuk memenuhi keinginan Mommy dan menikah dengan Leon yang sama sekali tidak dia cintai dan sekarang mommy menyuruh mereka bercerai, kenapa mommy juga nggak mikirin perasaan tante Andin dan om Yudha?bagaimana jika aku di posisi Natasha

  • Dijodohkan Dengan CEO Arogan: Aku Sangat Membencinya   CERAIKAN NATASHA!

    "Bagaimana kabarmu sekarang?" Leon bertanya dengan cemas ketika Natasha menyelesaikan pemeriksaan dokternya."Sedikit lebih baik.""Syukurlah!" Ekspresi panik di wajah Leon berubah menjadi lega."Bolehkah saya pulang sekarang Dok?"“Iya, tapi kamu harus banyak istirahat di rumah.”"OKE." Natasha tersenyum bahagia karena tidak perlu menginap.Leon kemudian membawanya pulang setelah itu."Gimana kondisi mommy?”Leon menggeleng enggan, dia masih sangat kecewa pada Daddynya.Natasha mendengus dan berkata lagi, "kenapa nggak tanya sama Angel?”"Natasha, orang tuaku sekarang memperlakukanmu dengan buruk, kenapa kamu masih baik pada mereka?"“Aku tidak bisa melupakan kebaikan mereka saat itu.”Senyum kebanggaan dan haru tersungging di wajah Leon.Ia lalu mengulurkan tangannya untuk menggenggam lembut tangan Natasha.“Aku tidak salah memilih istri.”Natasha menunduk malu dan tersenyum.Setelah itu dengan santainya dia bertanya pada Leon, "Jadi kamu benar-benar tulus melupakan Selena?"Leon se

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status