LOGINKarena sebuah kesalahan, Marissa harus tidur dengan bos barunya di kantor. Ia tidak bisa menghindar karena duda itu terus menjeratnya. Pria itu sangat penasaran dengan sosok Marissa. Wanita itu punya anak, namun masih perawan.
View MoreDanendra masih membolak-balik buku menu di tangannya. Jemarinya berhenti di beberapa halaman, lalu menunjuk satu per satu dengan ekspresi datar. “Apa kau suka yang ini? Atau yang ini?” tanyanya. Marissa melirik sekilas, tetapi tidak benar-benar membaca. Matanya mengikuti gerak jari Danendra, sementara pikirannya melayang jauh. Ia hanya mengangguk pelan, seolah semua pilihan itu sama saja baginya.Sikap Danendra selalu seperti itu—kadang terlihat perhatian, kadang terasa dingin dan membuat Marissa bingung. Ia tak pernah tahu versi Danendra yang mana yang akan ia hadapi. “Baiklah,” ucapnya akhirnya. “Kita pesan ini saja!”Danendra menghela napas pendek. Tatapan pria itu menajam, seperti sedang menilai sesuatu yang tidak memuaskan. Ia menutup buku menu, memanggil pelayan, lalu memesan beberapa hidangan tanpa bertanya lagi pada Marissa. Hari ini, pekerjaan Marissa sangat mudah. Ia hanya pergi sambil membawa berkas yang diminta ke kafe, lalu makan sambil mendengar penjelasan Dane
Di pagi hari, sinar matahari begitu terang masuk ke dalam kamar hotel yang sangat mewah. Di atas tempat tidur yang empuk, seorang wanita berbaring dengan nyaman di bawah selimut yang sangat lembut. Marissa menarik selimutnya ke atas dan mengubur dirinya di bawah selimut itu. Ia menghindari cahaya matahari yang menganggu matanya yang masih terpejam. Sambil tidur, Marissa merasakan sesuatu yang sangat nyaman di bawah tubuhnya. Padahal tadi malam itu dirinya tidur di atas sofa yang sempit dan tidak seempuk ini. "Tidur di mana aku?" Tiba-tiba Marissa menyibak selimutnya. Ia melihat tempat yang ditidurinya nampak sangat berbeda dari sebelumnya. Saat ini, Marissa tidur di atas tempat tidur milik Danendra. Tapi pria itu ... tidak ada di manapun. Menyadari hal itu, Marissa segera bangkit dari tidurnya. Ia duduk di atas tempat tidur dengan rambut yang masih sangat berantakan. Di sekeliling kamar itu tidak ada orang lain selain dirinya. "Di mana Pak Danen?" tanya Marissa sambil mengedar
Danendra tidak menjawab pertanyaan dari pamannya. Ia malah berjalan masuk ke dalam ruangan itu sambil melihat ke arah tubuh polos Jonson yang tidak memakai baju, lalu beralih ke arah wanita yang ada di depannya. Tangan pria tua itu masih memegang tangan kecil Marissa. "Paman, apa yang kau lakukan pada asisten pribadiku?" Kali ini Danendra bertanya sambil mendekat. Ia tidak sungkan sama sekali pada pamannya yang saat ini menyakiti asisten pribadinya. "Dan, Marissa! Apa yang sedang kau lakukan? Bukankah aku memintamu untuk mengantar hasil pertemuan tadi ke kamarku? Kenapa sekarang malah berada di sini?" Danendra mendekat, lalu menarik tangan Jonson secara paksa dari tangan Marissa. Kalau tadi Danendra tidak mendengar percakapan Marissa dengan pelayan restoran di telepon, selamanya ia tidak bisa melacak keberadaan Marissa. Tadi, setelah mendengar nama ruangan di restoran itu, Danendra segera mencari tahu lewat ponselnya. Dengan mudah ia bisa menemukan nama dan alamat resto
Jonson menatap Marissa dari ujung kaki hingga ujung kepala. Keinginannya semakin menjadi setelah melihat tubuh indah Marissa yang masih terbalut pakaian. Tanpa aba-aba, Jonson melepas jas miliknya sendiri dan membuka kemeja yang dipakainya tanpa rasa bersalah sedikit pun. Marissa semakin panik dibuatnya. Ia bingung harus berbuat apa. Untuk menghilangkan rasa paniknya, Marissa mengambil sebuah kalung dari dalam dompetnya. Lalu memegangnya erat sambil membayangkan wajah putranya yang lucu. Seketika perasaannya menjadi lebih tenang. Kalung itu merupakan sebuah kalung anak kecil yang selalu dibawa oleh Mario, juga dibawa oleh Marissa ketika mereka berjauhan. Kalung itu sudah ada di leher Mario sejak dia masih bayi. "Maaf, Pak! Kalau Anda ingin melakukan hal itu, Anda salah orang," tolak Marissa dengan tegas. Ia mundur ke belakang sambil mendorong pria tua yang sudah tidak memakai baju itu. "Walau saya seorang janda beranak satu yang ditinggal pergi oleh suaminya karena jatah um






Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.