Share

14. Penyesalan

“Sayang, tunggu!”

Evan terlihat ingin mengejar Zaya yang buru-buru berlari setelah menyampaikan ultimatum tajam yang mengiris-iris hati Evan. Namun, belum sempat pria itu meraih tangan Zaya yang berlari menuju ke kamarnya, Gea dengan sigap menghadang langkah laki-laki itu.

“Pergilah!” Gea menatap Evan dengan tatapan garang.

Laki-laki itu terlihat sangat stres. Rautnya sangat kacau. Pada akhirnya Evan mengatupkan kedua tangannya, memohon pada Gea agar dibiarkan bicara pada Zaya satu kali lagi saja meskipun hatinya pesimis permohonannya akan dikabulkan oleh sang istri.

“Gea, biarkan aku masuk ke kamar istriku. Aku hanya butuh meyakinkannya kalau semuanya tidak seperti yang dia bayangkan.”

“Keluar!” Mata Gea membulat. Ia menatap sadis pada Evan. Meskipun ia memberikan privasi pada sang sahabat juga pada Evan, tapi tetap saja ia bisa mendengar semua yang dikatakan oleh laki-laki itu dan semuanya benar-benar jelas baginya.

Evan bukan laki-laki baik. Laki-laki yang baik tidak akan mungkin m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status